PPKM Darurat Warung Tutup: Volume Sampah di Semarang Turun 100 Ton

Semarang, IDN Times - Volume sampah saat Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Kota Semarang menurun. Ada sejumlah penyebab berkurangnya produksi sampah di Ibu Kota Jawa Tengah tersebut.
1. Selama PPKM volume sampah mencapai 650 ton per hari
Dari catatan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang, jumlah penurunan volume sampah selama PPKM mencapai kurang lebih 100 ton per hari. Adapun volume sampah saat pemberlakun PPKM mencapai 650 ton per hari. Sebelumnya, sejak Januari--Juni 2021--sebelum PPKM--volume sampah rata-rata mencapai 750 ton per hari.
"Jadi penurunannya sekitar 100 ton per hari," ungkap Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang, Sapto Adi Sugihartono, Selasa (27/7/2021).
Ada sejumlah penyebab berkurangnya produksi sampah. Di antaranya adanya penutupan toko, tempat wisata, dan pusat hiburan selama PPKM. Kemudian, dengan pembatasan pengunjung di rumah makan, warung, dan restoran, produksi sampah menurun.
Kondisi tersebut membuat produksi sampah tinggi di pembuangan tingkat rumah tangga.
Baca Juga: Bantaran Kali Jenes Kebanjiran, Gibran: Aliran Sungai Tersumbat Sampah
2. Volume sampah justru turun saat Idul Adha
Editor’s picks
Volume sampah pada dua hari menjelang perayaan Lebaran Idul Adha 1442 H atau pada 18 Juli 2021, diketahui juga menurun. Sampah tercatat sebanyak 500 ton per hari itu.
“Lalu, untuk satu hari menjelang Idul Adha pada 19 Juli 2021 dan 20 Juli 2021 datanya belum masuk, karena ada perbaikan timbangan. Sedangkan, volume sampah satu hari setelah Idul Adha atau 21 Juli 2021 ada sebanyak 490 ton," ujar Sapto.
Meski penurunan volume sampah, ada penambahan jenis sampah saat Lebaran Idul Adha. Yaitu, berupa plastik dan besek pembungkus daging hewan kurban.
"Imbauan kami kepada petugas becak-becak sampah, bisa melakukan penjadwalan dengan petugas pengangkut sampah di kontainer. Agar sampah tidak menumpuk terlalu lama. Karena sekarang kan pengangkutan sampah kontainer dilakukan malam hari," ujarnya.
3. Warga diminta memilah sampah organik dan anorganik
Sapto meminta warga Semarang mengurangi produksi sampah. Selain itu juga bisa memilah sampah organik dan anorganik.
"Kalau bisa melakukan pilah sampah, setelah dipilah, kami salurkan ke bank sampah. Memang saat ini ada bank sampah yang masih libur. Tapi, kami harapkan warga bisa ikut bersama-sama mendukung program gerakan pilah sampah ataupun wegah nyampah,” tandasnya.
Baca Juga: Catat! Ini Aturan PPKM Level 4 Terbaru di Semarang: 16 Jalan Buka Lagi