Warga NU Semarang Lakukan Salat Gaib untuk KH Maimoen Zubair

Sosok kiai panutan, selalu mengajarkan cinta tanah air

Semarang, IDN Times - Salat Gaib dan Tahlil digelar warga Nahdlatul Ulama (NU) di Semarang, Jawa Tengah, untuk almarhum Syaikhona KH Maimoen Zubair yang wafat di Makkah, Arab Saudi, Selasa (6/8) malam.

Salat dan tahlil dilakukan di kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah.

1. Berpesan untuk selalu menjaga hubungan baik warga negara

Warga NU Semarang Lakukan Salat Gaib untuk KH Maimoen ZubairDok. GP Ansor Jateng

Salat gaib dan tahlil diikuti oleh pengurus, warga NU, dan sejumlah kader GP Ansor. Mereka melakukan salat di pelataran belakang kantor PWNU Jateng, yang berada di Jalan Dr Cipto Semarang.

Usai kegiatan, Ketua PWNU Jateng, KH Ahmad Muzammil menyatakan bahwa dirinya bertemu terakhir kali saat acara NU di Solo, beberapa waktu lalu. Mbah Moen berpesan agar kita selalu ikut atas apa yang menjadi kehendak Allah SWT.

"Mbah Moen berpesan agar warga NU terus merawat hubungan baik dengan semua warga negara. Hubungan antara nasionalis dan religius. Kalau religius-nasionalis bersatu, maka Indonesia ini tetap kuat," katanya sebagaimana dikutip dari keterangan resmi yang diterima IDN Times, Selasa (6/8).

Baca Juga: Wafat di Makkah, Mbah Moen Akan Dimakamkan Dekat Istri Rasulullah

2. Umat Islam kehilangan sosok Mbah Moen

Warga NU Semarang Lakukan Salat Gaib untuk KH Maimoen ZubairANTARA FOTO/Deni Santosa

Kepergian Mbah Moen menjadikan umat Islam sangat kehilangan. Namun, imbuh Muzammil, semuanya tetap berdoa, supaya nantinya diberikan pengganti oleh Allah SWT.

"Mudah-mudahan kita bisa meneruskan perjuangan beliau mempertahankan ajaran Aswaja dan NKRI," tuturnya.

3. Mbah Moen adalah kiai sepuh panutan

Warga NU Semarang Lakukan Salat Gaib untuk KH Maimoen ZubairANTARA FOTO/Jafkhairi

Sementara itu, Ketua PW GP Ansor Jawa Tengah, Sholahuddin Aly mengatakan bahwa Mbah Moen adalah seorang kiai sepuh yang terdepan dalam memberikan hujjah (alasan-alasan) dan tak henti-hentinya menguatkan umat Islam, tentang pentingnya cinta tanah air.

Lebih lanjut, wafatnya Mbah Moen di Mekah, juga sesuai harapan dan doa beliau. Namun sebagai santri, Sholahuddin tentu merasa sangat kehilangan.

"Ingin rasanya beliau ada di sini (Indonesia), di tengah kita meskipun hanya maqbaroh (makamnya). Bisa menjadi semangat kita semua. Tapi kita tahu, hanya tanah mulia (Makkah) yang cocok untuk orang mulia seperti yang dicita-citakan beliau," tutupnya.

Baca Juga: Gus Mus Ungkap Doa Terakhir Mbah Moen

Topik:

  • Dhana Kencana
  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya