7000 RT di Jateng Masuk Zona Merah COVID-19, Satgas Semarang Anteng

Padahal kasus virus corona di tingkat RT di Semarang tinggi

Semarang, IDN Times - Lonjakan penularan COVID-19 yang tinggi menyebabkan sejumlah warga Kota Semarang terinfeksi virus corona. Mereka berbondong-bondong mendatangi Puskesmas terdekat, salah satunya di Kelurahan Miroto, Kecamatan Semarang Tengah.

Jumlah warga yang memeriksakan karena gejala COVID-19 naik 100 persen menyusul ditetapkannya Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah tersebut sebagai area zona merah kasus penyebaran COVID-19.

"Peningkatannya di bulan Juni 2021 tinggi banget bisa sampai 100 persen. Setiap hari yang periksa gejala COVID-19 ada sekitar 30--50 orang. Tapi jumlah yang diagnosis positif bervariatif. Ya ada, 25--30 persen atau 10 pasien positif setiap harinya," kata dr Din Hasanah, Kepala Puskesmas Miroto ketika dihubungi IDN Times melalui telepon, Selasa (29/6/2021).

1. Penularan COVID-19 mayoritas dialami warga usia produktif

7000 RT di Jateng Masuk Zona Merah COVID-19, Satgas Semarang AntengSeorang warga Semarang tampak mengantre di Puskesmas Miroto. IDN Times/Fariz Fardianto

Di wilayah Miroto, katanya, sebagian besar pasien COVID-19 berasal dari warga usia produktif. Para pasien yang periksa kesehatan di Puskesmas Miroto kebanyakan mengalami gejala ringan. Mulai demam, batuk, pilek dan mengeluhkan pusing-pusing. 

Selain itu, ada pula warga yang dinyatakan tanpa gejala lantaran diketahui kontak erat dengan pasien COVID-19.

"Kita periksanya dengan swab antigen dan PCR tergantung rekomendasi dari dokternya. Untuk yang kontak erat dan yang indikasi kita ikutkan program gratis. Ada juga yang bayar sendiri. Pokoknya sekarang jumlah pasien COVID-19 naik drastis," ujar Din.

Baca Juga: 24 Jam, Kasus COVID-19 Semarang Tambah 114 Positif dan 188 Meninggal 

2. Ada 10 warga Miroto yang meninggal dunia akibat virus corona

7000 RT di Jateng Masuk Zona Merah COVID-19, Satgas Semarang AntengIlustrasi. Proses pemakaman salah satu jenazah COVID-19 (16/9/2020). IDN Times/Aldila Muharma&Fiqih Damarjati

Lebih lanjut, pihaknya kini sedang meningkatkan upaya tracing untuk melacak sebaran penularan COVID-19 yang paling tinggi di Kelurahan Miroto. Saban hari ada dua tim tracer yang bergerak ke semua lingkungan RT dan RW dengan mendata warga yang sedang sakit.

"Setiap hari yang bergerak ke lokasi ada dua tim, tapi jadwalnya beda-beda bisa pagi atau siang," akunya.

Untuk pekan ini, pihaknya menemukan 10 orang meninggal dunia akibat terinfeksi virus corona. Proses penyemprotan disinfektan juga digalakkan dengan melibatkan petugas kelurahan, kecamatan dan aparat TNI/Polri. Bagi rumah yang ditempati pasien COVID-19, penyemprotan disinfektan melibatkan petugas puskesmas.

3. Belum ada satu pun RT yang ditetapkan jadi zona merah sebaran COVID-19

7000 RT di Jateng Masuk Zona Merah COVID-19, Satgas Semarang AntengIDN Times/Gregorius Aryodamar P

Meski demikian, ia mengklaim sejauh ini belum ada satu pun RT yang ditetapkan sebagai zona merah COVID-19.

"Memang semua RT di Miroto banyak kasus penularan virus corona. Tapi dari satgas belum ada yang ditetapkan jadi zona merah penularan COVID-19," papar Din.

Terpisah, Kepala Puskesmas Bugangan, Kecamatan Semarang Timur, dr Samsudin menyebut di wilayahnya belum ada satu pun RT yang ditetapkan jadi zona merah virus corona.

"Belum ada RT yang zona merah. Kita akan terus mengedukasi warga supaya meningkatkan kepatuhan pada protokol kesehatan. Jangan wilayah kita di-lockdown," terangnya kepada IDN Times.

4. Ganjar sebut jumlah RT zona merah tambah jadi 7000 titik

7000 RT di Jateng Masuk Zona Merah COVID-19, Satgas Semarang AntengWilayah Jawa Tengah (Google Map)

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo meminta kepada seluruh bupati dan wali kota untuk lockdown RT yang masuk kategori risiko tinggi COVID-19. Ia mencatat ada 7.000 RT di Jateng yang berstatus sebagai zona merah virus corona. Jumlahnya naik dari semula sekitar 5.700 RT zona merah.

"Kalau kemarin ada 5.700 RT yang masuk zona merah, hari ini sudah 7.000 lebih. Maka saya minta harus lockdown. Harus sekarang," tegasnya.

Ganjar berkeyakinan dengan lockdown tingkat RT, setidaknya penanganan kasus COVID-19 bisa dikendalikan. Untuk penjagaannya, imbuhnya, dapat melibatkan para Babinsa dan Bhabinkamtibmas. 

"Saya akan kirimkan instruksi khusus. Kalau kemarin kan hanya surat edaran, rasanya kalau hanya surat edaran kurang maksimal. Maka sekarang saya keluarkan perintah, instruksi. Mudah-mudahan nanti malam instruksinya sudah jadi dan langsung saya bagikan. Masing-masing kepala daerah kini diminta memiliki tanggungjawab pada rakyatnya. Kalau itu dilakukan maka sinergitas akan bisa berjalan," ujarnya.

Tidak hanya itu, Ganjar juga meminta agar kegiatan yang menimbulkan keramaian semuanya ditunda. Ia memerintahkan para kepala daerah berani melarang semua kegiatan yang berpotensi dihadiri banyak orang.

"Kalau nekat, bubarkan. Tidak boleh ragu. Karena kondisi ini butuh perhatian lebih serius lagi," pungkas Ganjar.

Baca Juga: 48 RS Muhammadiyah Jateng Penuh Pasien, Klaim COVID-19 Tembus Rp300 M

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya