Awas Cuaca Ekstrem! Blora dan Purwodadi Bakal Dilanda Hujan Es dan Puting Beliung
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN Times - Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang mengingatkan kepada masyarakat Jawa Tengah untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem hingga tiga hari kedepan. Cuaca ekstrem berdasarkan pengamatan citra satelit BMKG akan menyebabkan hujan dengan intensitas sedang sampai lebat bahkan dengan kondisi curah hujan yang ekstrem.
"Di sore ini, hujan lebat sampai intensitas yang ekstrem akan terjadi di kawasan Solo Raya mencakup Kabupaten Karanganyar, Wonogiri, Sukoharjo, Kota Solo, Kabupaten Klaten, Boyolali, dan Sragen. Sedangkan untuk pesisir selatan yang terkena hujan ekstrem ada di wilayah Kabupaten Purworejo sampai Kebumen dan Cilacap," kata Koordinator Prakirawan dan Data Informasi, Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang, Giyarto kepada IDN Times, Senin (18/10/2021).
1. Hujan ekstrem diprediksi muncul di Solo Raya dan pesisir Selatan
Lebih lanjut, Giyarto menyampaikan hujan lebat hingga ekstrem di Solo Raya dan pesisir selatan diperkirakan terjadi tengah malam nanti. Sedangkan untuk Kota Semarang ada potensi hujan ringan dengan durasi waktu bervariasi mulai petang nanti sampai tengah malam.
Pada Selasa (19/10/2021) Pagi, katanya, hujan lebat hingga ekstrem juga berpeluang muncul di Jawa Tengah bagian Barat dan Jawa Tengah bagian Timur.
Baca Juga: Oktober 2021 Musim Hujan di Jateng, BMKG: Waspadai Puting Beliung
2. Blora dan Purwodadi bakal diterjang puting beliung dan hujan es
Editor’s picks
Ia menekankan hujan lebat memiliki patokan intensitas curah hujan antara 10--20 milimeter perjam. Namun jika curah hujannya sudah melebihi 20 milimeter perjam, maka sudah tergolong hujan ekstrem.
"Hujan ekstrem diperkirakan terjadi sampai tiga hari ke depan. Wilayah Pegunungan Tengah akan muncul hujan intensitas sedang. Tetapi di Pantura timur, terutama Kabupaten Blora dan Purwodadi berpeluang dilanda hujan es dan puting beliung. Kita imbau kepada masyarakat setempat untuk meningkatkan kewaspadaan dengan mencermati perubahan cuaca yang ekstrem sehingga bisa melakukan antisipasi sejak dini," kata Giyarto.
3. Pertumbuhan awan Cb di Jateng sangat besar
Bencana hidrometeorologi lainnya yang akan muncul, lanjutnya akan menyasar ke wilayah pesisir Utara berupa adanya genangan air dan rob.
Mengenai adanya perubahan cuaca yang sangat drastis dari suhu udara yang panas menjadi hujan, Giyarto mengaku kondisi tersebut dipengaruhi kemunculan gelombang equator. Inilah yang menyebabkan suhu muka laut menjadi menghangat dan cuaca menjadi panas sejak beberapa hari terakhir.
"Bulan Oktober dan November 2021 kita perkirakan masih ada cuaca panas lagi dengan waktu yang berbeda-beda. Dari analisa suhu maksimumnya, kelihatannya tahun ini lebih rendah ketimbang tahun 2020 kemarin. Yang jelas sekarang teramati ada pertumbuhan awan yang sangat tinggi sehingga kemunculan awan Cumulonimbus atau awan Cb juga cukup besar," urainya.
Bagi warga yang beraktivitas di luar rumah, disarankan sebaiknya memperbanyak minum air putih sembari mewaspadai perubahan cuaca setiap hari.
Baca Juga: Abrasi dan Akresi Rusak Ribuan Lahan Pantura Jateng, Ini Daerah yang Terparah