Banjir Terjang Pelabuhan Tanjung Emas, 84 Peti Kemas Rusak, 300 Eksportir Rugi Miliaran

Semarang, IDN Times - Kurang lebih 300 eksportir merugi hingga miliaran rupiah akibat banjir yang melanda Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Kerugian itu muncul dari barang-barang di dalam peti kemas atau kontainer yang ikut terendam banjir dengan ketinggian bervariasi.
1. Eksportir minta 84 peti kemas diganti
Informasi dari Bea Cukai Tanjung Emas Semarang, tanggul yang jebol di Pelabuhan Tanjung Emas mengakibatkan 1.000 peti kemas yang diterjang banjir. Dari data yang diterima Bea Cukai, terdapat 84 peti kemas yang rusak.
"Karena sejak dua hari banjirnya merendam semua kawasan pelabuhan, jadinya peti kemas atau kontainer juga kebanjiran dengan titik elevasi yang berbeda-beda. Lalu kita menerima permohonan dari eksportir untuk mengganti kontainernya. Untuk permohonan riilnya yang diganti ada 84 kontainer. Kalau yang lain belum mengajukan permintaan," kata Kepala Bea Cukai Tanjung Emas Semarang, Anton Martin kepada IDN Times melalui sambungan telepon, Rabu (25/5/2022).
Baca Juga: Tanggul Jebol Asetnya Lamicitra, Pelindo Minta Semua Pabrik Ikut Menambal
2. Peti kemas yang rusak siap kirim ke Eropa dan Amerika
Menurutnya, peti kemas yang diganti tersebut mayoritas berisi barang yang akan dikirim ke Uni Eropa dan Amerika Serikat.
Ia mengungkapkan, penggantian 84 peti kemas lantaran eksportir khawatir dengan kerusakan yang ditimbulkan lebih parah. Sebab, barang-barang yang diekspor biasanya ditentukan dari spesifikasi per item.
"Awalnya mereka sedang bersiap ekspor ke Uni Eropa dan Amerika Serikat. Cuman karena ada banjir ini jadinya mereka pilih ganti kontainer karena pengin me-reload barangnya. Dari data yang kita miliki, yang standby untuk ekspor lewat Pelabuhan Tanjung Emas ada lebih dari 1.000 unit," cetusnya.
3. Peti kemas yang diganti berisi kayu, mebel, garmen, dan tekstil
Editor’s picks
Lebih lanjut, ia menduga para eksportir yang mengganti peti kemasnya lantaran takut mengalami penalti dari buyer sehingga membuat potensi kerugian yang besar.
"Kalau barang ekspor kan tergantung spesifikasi per item. Mungkin saja mereka takut terkena penalti dari buyer dan merugi. Kita belum lihat detail isi peti kemasnya. Tapi kalau wilayah Jawa Tengah sebagian besar yang diekspor pasti produk perkayuan, mebel, garmen dan tekstil. Palingan isinya yang rusak ya gak jauh beda, Mas," ungkapnya.
4. Total kerugian para eksportir mencapai miliaran
Anton menjelaskan, akibat banjir di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, saat ini terdapat lebih dari 300 perusahaan ekspor yang merugi sampai miliaran rupiah.
"Eksportir yang merugi ada lebih dari 300 perusahaan. Yang jelas nilai kerugian yang dialami eksportir bisa miliaran rupiah," paparnya.
Tak cuma itu saja, akibat banjir yang melanda Pelabuhan Tanjung Emas juga menyebabkan kegiatan bongkar muat peti kemas dan layanan ekspor impor menjadi lumpuh. Pelindo, katanya, juga hanya bisa melakukan bongkar muat di atas kapal.
5. Bea cukai hentikan layanan ekspor impor
Anton berkata, petugasnya belum berani membuka layanan ekspor impor karena akses jalan masih kebanjiran ditambah lagi pihaknya masih berusaha menyelamatkan peralatan yang menjadi aset negara.
"Kita lihatnya di pelabuhan yang jalan tengah sudah kering. Tapi di lokasi lainnya banjirnya masih setengah badan. Otomatis arus ekspor impornya sekarang benar-benar disetop. Kami belum melakukan pelayanan sejak Senin sore. Ya jangankan para eksportir, kami yang tugas di sana saja mesti menyelamatkan banyak aset negara yang nilainya triliunan rupiah," tandasnya.
Baca Juga: Tanggul Jebol di Pelabuhan Tanjung Emas Ditutup dengan Karung Pasir