Kasus Corona di Boyolali Melonjak: Stok Kosong, Polisi Bikin Peti Mati

Petugas pulasara gak mau proses jenazah COVID-19 tanpa peti

Boyolali, IDN Times - Tingginya lonjakan penularan COVID-19 seiring dengan peningkatan angka kematian warga Jawa Tengah membuat sejumlah masyarakat prihatin. Kondisi tersebut menggerakkan seorang polisi Kanit Binmas Polsek Banyudono, Kabupaten Boyolali, Iptu Rewang, yang membantu membuat peti mati ditengah kelangkaan yang terjadi saat ini. 

1. Hampir seluruh perajin peti mati kehabisan stok

Kasus Corona di Boyolali Melonjak: Stok Kosong, Polisi Bikin Peti MatiIlustrasi tim gugus tugas COVID-19 Banjarnegara membawa peti mati sampaikan imbauan kepada warga (dok. Humas Pemkab Banjarnegara)

Rewang berkata tidak adanya stok peti mati di wilayah Banyudono, Boyolali membuatnya harus blusukan ke semua sentra penjualan dan perajin. Satu persatu perajin peti mati ia datangi tapi hasilnya tetap nihil. Mayoritas perajin tak punya lagi stok peti mati untuk pemulasaraan jenazah COVID-19. 

"Kebetulan kami dapat informasi kalau sejumlah rumah sakit kehabisan peti mati karena memang semua toko kosong. Saya coba nyariin tapi kondisinya benar-benar habis. Sehingga terjadi antrean di lokasi pemakaman. Pas saya cek ke toko peti mati, sebagian besar stoknya kosong," akunya dalam keterangan yang diterima IDN Times, Sabtu (10/7/2021).

Baca Juga: Gedung PGRI Hingga Bungalow di Boyolali Jadi Tempat Isolasi Pasien OTG

2. Rewang terpaksa keliling kampung berburu peti mati

Kasus Corona di Boyolali Melonjak: Stok Kosong, Polisi Bikin Peti MatiIlustrasi perajin peti mati COVID-19 saat mengerjakan pesanan dari rumah sakit (IDN Times/Fariz Fardianto)

Tak berhenti di situ. Rewang juga menyambangi kampung-kampung dengan harapan bisa menemukan toko peti mati. Usahanya membuahkan hasil tatkala ada satu perajin peti mati yang masih buka, yaitu milik Woro Puji Astuti. 

Saat ditemui Rewang, Woro sebagai sang empu usaha peti mati mengakui jika pesanan yang diterimanya sangat banyak. Bahan bakunya juga terbatas.

"Karena orderannya lagi banyak-banyaknya. Jadinya saya ikut bantuin ngerjain pembuatan peti mati. Soalnya di rumah Bu Woro yang menunggu peti cukup banyak. Termasuk dari berbagai rumah sakit," ujar Rewang.

3. Petugas gak mau makamkan jenazah COVID-19 tanpa peti mati

Kasus Corona di Boyolali Melonjak: Stok Kosong, Polisi Bikin Peti MatiIlustrasi Proses pemakaman salah satu jenazah COVID-19 di TPU Pondok Ranggon (IDN Times/Aldila Muharma-Fiqih Damarjati)

Woro menyebut kelangkaan peti mati yang terjadi di Boyolali telah menyebabkan tim pemulasaraan jenazah dari BPBD enggan menguburkan jenazah COVID-19 tanpa peti mati. 

Petugas pemulasaraan jenazah menganggap tanpa dimasukan ke dalam peti, virus corona pada jenazah masih bisa menular ke manusia. 

4. Kasus aktif virus corona di Boyolali masih tinggi

Kasus Corona di Boyolali Melonjak: Stok Kosong, Polisi Bikin Peti MatiIptu Rewang saat membantu membuuatkan peti mati di Boyolali (Dok Humas Polda Jateng)

Sayangnya, pembuatan peti tidak bisa dilakukan sembarang orang. Rewang bersama sejumlah rekannya turut membantu pembuatan peti mati agar cepat selesai. 

"Saya membantu sebisanya. Memang kondisi di lapangan peti mati mulai langka. Pertama karena permintaan meningkat, tetapi stok barang tidak ada. Ditambah lagi tidak semua orang bisa membuat peti mati," ujarnya.

Jumlah kasus positif COVID-19, sebagaimana dilansir Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali melalui laman dinkes.boyolali.go.id, per Sabtu (10/7/2021) masih mengalami peningkatan. Pada hari itu, kasus positif virus corona bertambah 546 orang. Sehingga total jumlah kasus aktif COVID-19 ada 3.681 orang (327 dirawat di rumah sakit dan 3.354 isolasi mandiri).

Baca Juga: Sehari 20 Orang Meninggal, Kebutuhan Peti Mati di Boyolali Kritis

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya