Semarang Zona Merah COVID-19, Ganjar Beri Kode ke Hendi Soal PSBB

Kebiasaan nongkrong masyarakat membuat khawatir

Semarang, IDN Times - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengaku dibuat resah dengan perilaku warga Kota Semarang yang masih membuat banyak kerumunan di tempat umum.

Padahal di sisi lain, Ganjar mengatakan wilayah Kota Semarang sudah ditetapkan sebagai zona merah penularan virus Corona (COVID-19).

1. Pemkot Semarang harusnya melakukan tindakan tegas

Semarang Zona Merah COVID-19, Ganjar Beri Kode ke Hendi Soal PSBBGubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat menghadiri Sidang Paripurna DPRD Jateng, Senin (20/1). Dok. Humas Pemprov Jateng

Temuan itu ia dapatkan saat berkeliling 25 hari di seputaran kota Semarang. Ganjar menyampaikan, seharusnya Pemkot Semarang melakukan tindakan tegas di tengah pandemi virus Corona.

"Ini diperlukan tindakan makin tegas dan keras Agar semua mengerti karena malam cafe masih buka dan banyak yang nongkrong. Pagi-pagi saya keliling, sudah 25 hari saya keliling untuk ngecek dan suasana keramaian itu masih ada," ujar Ganjar dalam keterangan yang didapat IDN Times, Sabtu (18/4).

"Saya kira Kota Semarang harus mencermati betul-betul. Semarang ini sudah masuk kategori merah juga. Jadi harus hati-hati. Kalau kemudian kita tidak bisa mengendalikan akan bisa menambah jumlah pasien," sambungnya.

Baca Juga: Geger! Surat PSBB Kota Tegal Beredar, Wali Kota Rapat Tertutup

2. Ganjar: Hentikan tongkrang tongkrong

Semarang Zona Merah COVID-19, Ganjar Beri Kode ke Hendi Soal PSBBPetugas gabungan saat memberikan imbauan ke masyarakat di salah satu tempat nongkrong di Medan (Istimewa)

Ia bilang mestinya warga Semarang melakukan tindakan yang semakin keras untuk berusaha mencegah menyebarnya virus Corona yang sudah merenggut ratusan ribu nyawa itu. 

Ia berharap warga disiplin memakai masker, jaga jarak dan jangan keluar rumah jika tidak dirasa penting.

"Hentikan tongkrang tongkrong haha hehe. Sekali lagi hentikan itu agar kita sehat semua," akunya. 

Selain itu, Ganjar juga berharap masyarakat memberi dukungan penuh pada tenaga medis, khususnya saat memeriksakan diri. Hal itu ia tegaskan merujuk dari kasus 46 tenaga medis RSUP dr Kariadi yang positif virus Corona akibat pasien yang berbohong.

"Dan itu membahayakan lini terakhir kita, di mana kalau kita gagal, kita tidak bisa menjaga diri melindungi diri kita sendiri maka semua akan lari ke rumah sakit. Artinya dokter dan perawat akan kewalahan. Maka itu sangat membahayakan," imbuhnya. 

3. Wali Kota Semarang diminta tak ragu ajukan PSBB

Semarang Zona Merah COVID-19, Ganjar Beri Kode ke Hendi Soal PSBBPlt Wali Kota Medan bertukar Cenderamata dengan Wali Kota Semarang (Dok.IDN Times/istimewa)

Pihaknya saat ini telah menginstruksikan kepada Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi untuk mengkaji penerapan PSBB. Ia meminta Hendi, sapaan Hendrar Prihadi untuk tak perlu ragu-ragu saat mengajukan PSBB kepada Kemenkes.

Agar semua hal tersebut lebih efektif, Ganjar pun telah menginstruksikan Walikota Semarang untuk melakukan kajian dan perhitungan, kemungkinan penerapan PSBB. Kajian dan perhitungan itu menyangkut aspek sosial ekonomi, transportasi, logistik sampai keamanan. 

"Segera dikaji, segera dihitung persebarannya seperti apa, percepatannya seperti apa. Begitu itu terlihat drastis dan persebarannya semakin luas, tidak usah ragu-ragu (mengajukan penerapan PSBB)," katanya.

Baca Juga: Pendapatan Daerah Kota Semarang Diprediksi Turun Rp1,2 T Imbas Corona

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya