Siap Dilepasliarkan, Samson dan Boboi Dipastikan Bebas TBC dan Rabies
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Semarang, IDN Times - Tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) bersama International Animal Rescue Indonesia (YIARI) telah menuntaskan pemeriksaan kesehatan terhadap Samson dan Boboi, dua orang utan yang akan dikirim ke Ketapang, Kalimantan Barat (Kalbar).
Hasil yang didapat saat ini, kedua orang utan jantan tersebut tidak memiliki penyakit Tuberculosis (TBC) dan rabies. "Kedua orang utan yang kita periksa saat ini kondisinya sehat, mereka bebas dari resiko Tuberculosis dan rabies," kata Kepala BKSDA Jateng, Darmanto, Rabu (5/8/2020).
1. Taman satwa Jurang Kencana tidak punya izin sebagai lembaga konservasi
Samson selama ini dirawat oleh Taman Marga Satwa Jurang Kencana Kendal. Pihaknya menegaskan harus menyita hewan primata tersebut lantaran pengelola Taman Satwa Jurang Kencana tak punya izin sebagai Lembaga Konservasi (LK).
Pihaknya sejak Februari berupaya menagih janji Pemkab Kendal untuk melengkapi surat izin LK pada operasional taman wisata tersebut. Tapi sampai sekarang hasilnya masih nihil.
"Makanya ada satu orang utan di Taman Jurang Kencana langsung kita amankan. Upaya ini semata untuk penyelamatan satwa langka karena mereka tidak punya izin resmi," tambahnya.
Baca Juga: Samson dan Boboi Jalani Rehab Sebelum Dilepasliarkan di Kalimantan
2. Boboi sempat mengalami obesitas. Saat ini kondisinya sudah pulih
Editor’s picks
Sedangkan untuk Boboi, katanya merupakan orang utan milik warga Semarang bernama Edwin Sanjaya. Boboi sempat mengalami stroke lantaran diberi makan oleh pemiliknya secara berlebihan.
Menurutnya setelah melewati berbagai pemeriksaan sekaligus pemulihan kesehatan, kondisi Boboi kini sudah berangsur membaik. "Sekarang dia sudah kembali sehat. Yang menarik, saudara Edwin dengan ikhlas menyerahkan orang utannya kepada kami," bebernya.
3. BKSDA pastikan Samson dan Boboi sudah sehat dan siap dilepasliarkan
Pihaknya kini telah berkoordinasi dengan Dirjen KSDE KLHK dibantu YIARI untuk mengembalikan Samson dan Boboi ke Ketapang. "Keduanya sudah sehat dan siap dilepasliarkan. Hari Kamis 6 Agustus besok akan dikembalikan ke Ketapang Kalbar via jalur laut," jelasnya.
Sedangkan Wendi Prameswari, seorang dokter hewan dari YIARI mengatakan sejauh ini sudah ada 100 ekor orang utan yang sudah direhabilitasi di Ketapang.
"Terkait konservasi dua orang utan ke Ketapang, kita dapat infonya awal Juni dan bulan Juli kita cek langsung ke lokasi. Saat ini dua orang utan itu siap ditranslokasikan. Nantinya setelah sampai di Ketapang, akan dikarantina dulu dua bulan," terangnya.
Proses translokasi nantinya dengan mengawasi perkembangan kesehatannya. Lalu mengenalkan orang utan kepada pakan alaminya hingga membiasakan mereka membuat sarang sendiri. "Sehingga pelepasliaran akan dinilai dari berbagai aspek," pungkasnya.
Baca Juga: 5 Fakta Penangkaran Orang Utan di Tanjung Puting, Kalimantan Tengah