Takut Ketiban Sial, Warga Desa di Dieng Pilih Simpan Artefak Candi

Dieng menyimpan peradaban Hindu sejak lama

Banjarnegara, IDN Times – Dataran tinggi Dieng tak hanya terkenal karena pemandangan alamnya. Deretan candi yang ada di sepanjang kawasan Dieng juga menjadi objek wisata yang diandalkan sejak lama.

Yang menarik, ternyata tanah di kawasan Dieng ini masih menyimpan batuan candi di dalamnya. Tak jarang, bebatuan ini ditemukan warga saat menggali tanah.

1. Masih banyak bebatuan candi terpendam di dalam tanah

Takut Ketiban Sial, Warga Desa di Dieng Pilih Simpan Artefak CandiIDN Times/Fariz Fardianto

Pengelola UPTD Kawasan Wisata Dieng, Banjarnegara, menyebutkan bahwa selain sejumlah candi yang bertebaran saat ini, sebenarnya masih ada banyak bebatuan candi yang terpendam di dalam tanah.

"Dari metode penelusuran yang dilakukan BPCB selama ini, memang di lokasi ini kemungkinan besar masih ada candi-candi yang belum ditemukan. Setiap penggalian tanah, warga Dusun Bitingan pasti menemukan bongkahan bebatuan candi. Karena Dieng menjadi salah satu lokasi pusat peradaban Hindu kuno yang sudah ada sejak ratusan bahkan ribuan tahun lamanya," kata Kepala UPTD Kawasan Wisata Dieng, Arya Darwanto, saat dikontak IDN Times, pada Rabu pagi (11/9).

Baca Juga: Gali Fondasi Terminal, Pekerja Proyek Temukan Sisa Candi Prau

2. Warga setempat mempercayai artefak candi menyimpan daya magis

Takut Ketiban Sial, Warga Desa di Dieng Pilih Simpan Artefak CandiIDN Times/Fariz Fardianto

Dusun Bitingan yang dimaksud terletak di Desa Kepakisan, Kecamatan Batur. Tempatnya tak jauh dari obyek wisata Dieng. Arya mengungkapkan, warga dusun setempat percaya bila artefak candi yang ditemukan selama ini memiliki daya magis yang kuat.

"Dan Dusun Bitingan sejak lama dipercaya menjadi sumber penemuan batu untuk pembuatan candi peradaban Hindu kuno di kawasan Dieng. Makanya, tahun ini saja ada dua temuan dari aktivitas penggalian yang dilakukan warga. Satu temuan beberapa undak-undakan candi dan satunya lagi patung Dewa Wisnu yang ditemukan tanpa kepala," terangnya.

3. Warga takut memperjualbelikan artefak candi

Takut Ketiban Sial, Warga Desa di Dieng Pilih Simpan Artefak Candiindonesiad.com/dieng-plateau

Selama ini, katanya warga sering menyimpan berbagai artefak candi di dalam rumahnya. Arya menjelaskan warga Dusun Bitingan percaya bahwa setiap artefak menyimpan kesakralan tersendiri.

Konon kabarnya warga juga tidak berani memperjualbelikan benda artefak lantaran khawatir tertimpa kemalangan.

"Warga Bitingan dan sekitarnya sudah paham adat dan budayanya. Sehingga ketika menggali fondasi rumahnya atau menemukan artefak di beberapa titik, pasti langsung disimpan. Tidak ada yang berani menjualnya apalagi mencuri. Karena dia percaya barang siapa yang menjualnya bisa tertimpa kemalangan. Mereka paham bebatuan candi itu sangat sakral," tuturnya.

Arya pun mencontohkan ketika ada warga kedapatan menjual patung maupun benda artefak berbahan emas, hanya dalam beberapa hari jatuh sakit. Kejadiannya sekitar lima tahun lalu. Pihaknya pun prihatin dengan dampak yang dialami warga akibat kejadian tersebut.

"Ada beberapa kejadian seperti warga yang menjual patung arca, tiba-tiba dia sakit-sakitan dan meninggal. Menjual arca emas dan patung kondisinya malah sial. Kita prihatin. Oleh karenanya, sudah punya kepercayaan, lebih baik disimpan ke rumah, bisa juga diletakan di pinggir rumah," tandasnya.

Baca Juga: 5 Artefak Tertua yang Pernah Ditemukan para Arkeolog

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya