Anak Nyai Juminten Gak Mau Menyusu, Kebo Bule Keraton Solo Mati Lagi

Surakarta, IDN Times - Satu Kebo Bule keturunan Kiai Slamet milik Keraton Kasunanan Solo mati lagi pada Minggu (24/7/2022) pukul 17.00 WIB. Ia adalah anak kerbau yang lahir pada Sabtu (23/7/2022) Malam.
Matinya anak kerbau tersebut dikarenakan kurang sehat dan tidak mau menyusu induknya, yakni Nyai Juminten.
1. Anak Nyai Juminten baru berumur sehari
Ketua Pengelola Alun-Alun Kidul yang juga Putri PB XIII Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Timoer Rumbai mengakui jika sejumlah kerbau milik keraton dalam kondisi kurang sehat dan harus dikarantina karena terkena penyakit mulut dan kuku (PMK). Termasuk anak kerbau Nyai Juminten.
Gusti Timoer mengatakan jika anak kerbau tersebut baru berumur satu hari.
"Dari kemarin memang anak kerbau yang meninggal ini belum mau menyusui, induknya juga kondisinya kurang sehat," katanya Senin (25/7/2022).
Kerbau yang berlum diberi nama tersebut langsung dikuburkan di belakang kandang Minggu (24/7/2022) Malam.
Baca Juga: Selang 2 Hari Kematian Apon, Kerbau Keraton Solo Lahirkan Anak
2. Dokter hewan sudah memeriksa dan diberi vitamin
Gusti Timoer menjelaskan, usai dilahirkan kerbau, berjenis kelamin jantan tersebut sudah menjalani perawatan dari dokter hewan. Pihaknya juga berupaya memberikan vitamin agar tidak terlular PMK.
"Sudah diperiksa Dokter (Hewan) Bambang intensif, disuntik, dan diberi vitamin, bahkan kami beri susu lewat dot," terangnya.
3. Kerbau dipastikan tak ikut kirab.
Ditanya soal kirab malam 1 Sura, Gusti Timoer menegaskan jika kerbau keramat Kiai Slamet yang terkena PMK tersebut dipastikan tidak akan mengikuti kirab. Hal tersebut berdasar pada rekomendasi dokter hewan. Selain itu untuk melindungi kerbau-kerbau lain dari ancaman PMK yang lebih parah.
"Bukan saya yang melarang, tetapi dinas, dan tentunya ini untuk kebaikan bersama, kasihan juga kerbaunya kalau suruh jalan jauh, masih pincang-pincang," pungkasnya.
Untuk diketahui, Kebo Bule mengambil peran penting dalam kirab malam 1 Sura. Kerbau keramat tersebut sebagai cucuk lampah atau pembuka jalan kirab yang diadakan setahun sekali itu.
Baca Juga: Kebo Bule Apon Mati Kena PMK, Putri Keraton Solo: Ada Pertanda Alam