Solo Barometer Baru Industri Digital, Banyak Tech Company Ekspansi

- Solo menjadi pusat investasi perusahaan teknologi global dengan infrastruktur yang baik.
- Perusahaan digital seperti Shopee, Bank Mandiri, dan SKK Migas berinvestasi di Solo Technopark.
- Pemerintah Kota Solo diharapkan membangun program menarik untuk investor dan meningkatkan SDM melalui BLK.
Surakarta, IDN Times - Solo perlahan menjadi primadona bagi perusahaan berskala global untuk berinvestasi. Hadirnya perusahaan teknologi membuktikan beberapa tahun belakangan, kota dengan luas wilayah 46 kilometer itu kini makin dilirik oleh mereka.
Ekonom Anton Agus Setyawan mengatakan, iklim investasi di Surakarta mulai terlihat lima tahun belakangan.
1. Banyak fasilitas yang ditawarkan untuk investor

Anton menyebutkan, tak hanya perusahaan manufaktur yang menopang ekonomi, tapi makin berjamurnya perusahaan teknologi memperlihatkan Solo saat ini sebagai episentrum ekonomi baru (digital ekonomi).
“Sebenarnya di Solo ini fasilitas yang disiapkan untuk investor itu infrastrukturnya bagus. Mulai dari jalan raya, kebutuhan listrik, jaringan internet, telekomunikasi, hampir semuanya kalau kita mengacu pada penilaian indeks daya saing daerah (IDSD), memang skornya 4 semua,” kata Anton saat dihubungi IDN Times, Selasa (23/7/2024).
2. Banyak perusahaan besar datang ke Solo

Anton yang juga Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) itu mengungkapkan, bukti perusahaan digital makin serius membenamkan investasi di wilayah ini dengan hadirnya Solo Technopark. Salah satunya eCommerce Shopee. Tidak hanya eCommerce, perusahaan lainnya seperti Bank Mandiri, SKK Migas, GoTo, ACER, J&T, juga ada di Solo Technopark.
Namun, bisa dikatakan baru Shopee yang banyak menempatkan karyawan atau berkantor di area tersebut. Bahkan, eCommerce bernuansa oranye tersebut memiliki operasional dengan ratusan tenaga kerja lokal di Solo Paragon Mal.
“Karena memang Solo ini arahnya sektor jasa, ekonomi kreatif, yang karakternya memang tidak butuh tenaga kerja yang banyak, tapi butuh tenaga kerja yang terampil. Jadi sebenarnya arah dari Mas Gibran (Walikota Surakarta periode 2020-2024, Wakil Presiden terpilih) itu benar, masuk perusahaan-perusahaan itu tapi juga punya komitmen mendidik tenaga kerja juga. Termasuk untuk bisnis digital itu. Kata kuncinya membangun SDM,” kata Anton.
“Ke depan memang belum ada yang saya lihat sekelas Shopee. Kita tunggu bagaimana pemerintahan baru kota Solo membangun investasinya dan membangun program-program yang menarik investor yang sesuai dengan karakteristik ekonomi Kota Solo, terkhususnya ekonomi digital. Nanti silahkan masyarakat mengamati, Wai Kota yang nanti punya potensi ke arah itu atau tidak,” sambung Guru Besar Program Studi Manajemen UMS itu.
3. Mengandeng pihak swasta

Anton menambahkan, perubahan ini juga tak lepas skor Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kota Surakarta yang terbilang tinggi, dibanding wilayah lainnya. Dengan sumber daya manusia yang cakap, ke depan diharapkan Balai Latihan Kerja (BLK) juga perlu ditingkatkan agar siap menjadi kota industri, terutama pusat industri digital.
Menggandeng swasta menjadi pilihan. Sebagai catatan, di Surakarta, Shopee memiliki Kampus UMKM yang menyediakan pelatihan bagi para pengusaha untuk mempromosikan barang-jasanya. Niat itu dengan tujuan agar pengusaha berbagai wilayah naik kelas dan tumbuh bersama platform digital. Kampus UMKM ini pun diberikan secara gratis.
“Oh.. iya, sangat punya potensi Solo menjadi pusat industri digital,” pungkas Anton.