Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Suasana RSUP Kariadi di jam pelayanan pagi hari. IDN Times/Fariz Fardianto

Semarang, IDN Times - Sebanyak 27 orang saat ini telah menjadi relawan untuk proses uji klinis tahap pertama vaksin Nusantara di RSUP dr Kariadi Semarang.

"Kita ada 27 subyek (relawan) vaksin Nusantara untuk fase I, sekarang kondisi kesehatannya sedang kita amati dengan ketat. Nantinya akan kita lihat dalam kurun waktu empat minggu untuk mengecek efek samping minimalnya dan kita harapkan ada perubahan untuk peningkatan antibodi," kata dr Yetty Movieta Nency SpAK, seorang peneliti vaksin Nusantara dari RSUP dr Kariadi saat dihubungi IDN Times, Jumat (19/2/2021).

1. Pemakaian vaksin Nusantara menggunakan sel Dendridik

ilustrasi penyuntikan vaksin (IDN Times/Arief Rahmat)

Yetty mengklaim vaksin Nusantara yang ada saat ini merupakan satu-satunya vaksin yang menggunakan metode Dendridik Auntolog untuk meningkatkan kadar imunitas tubuh manusia. Metode tersebut, imbuhnya, baru pertama kali diterapkan di Indonesia bahkan juga di dunia.

Pengembangan vaksin Nusantara ia sebut atas insiasi dan dukungan dari mantan Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto. 

"Saat ini dari sekitar 200 penelitian vaksin COVID-19 di berbagai negara, salah satunya di Semarang kita kembangkan Vaksin Nusanatara. Jadi penelitian ini memang butuh waktu sangat panjang. Karena keadaannya sedang pandemik, maka waktu penelitiannya kita percepat. Pemakaian vaksin tersebut menggunakan sel Dendridik," ujarnya.

2. Kerja vaksin Nusantara adalah mengolah sel darah manusia

Editorial Team

Tonton lebih seru di