6.000 Siswa SD Jateng Bakal Ikuti Uji Coba Makan Bergizi Gratis 25 Hari

- 6.000 siswa SD di Jawa Tengah ikuti uji coba makan bergizi gratis selama 25 hari di 3 wilayah.
- Program ini dikhususkan untuk siswa SD dengan anggaran mencapai Rp2,1 miliar.
- Uji coba dilakukan selama 25 hari dengan komponen makanan lengkap dan pertimbangan tingginya angka prevalensi stunting dan kemiskinan ekstrem di daerah tersebut.
Semarang, IDN Times - Sebanyak 6.000 siswa SD yang tersebar di tiga wilayah Jawa Tengah akan mengikuti pelaksanaan uji coba makan bergizi gratis selama 25 hari.
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah, Yunita Dyah Suminar menyebutkan mulai tanggal 8 November 2024 nanti uji coba makan bergizi gratis akan dilaksanakan di Kabupaten Brebes, Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Wonosobo dengan melibatkan masing-masing 2.000 anak.
"Jadi di Brebes akan diikuti 2.000 anak, terus di Wonosobo juga 2.000 kemudian Kebumen juga 2.000 anak kurang lebihnya," kata Ninit sapaan akrabnya saat dikonfirmasi IDN Times, Rabu (6/11/2024).
1. Pagu anggaran uji coba makan bergizi gratis Rp750 juta

Ninit berkata penerima manfaat dari pelaksanaan makan bergizi gratis dikhususkan untuk para siswa SD. Sebab, menurutnya program ini masih diperuntukkan bagi sekolah dasar, untuk jenjang SMP dan SMA nantinya mendapatkan arahan susulan dari pemerintah pusat.
Lebih jauh lagi, Ninit juga bilang pagu anggaran untuk menguji coba makan bergizi gratis di Brebes, Kebumen maupun Wonosobo ditaksir mencapai Rp2,1 miliar.
"Anggarannya untuk uji coba ini di tiga daerah yang akan jadi lokasi pelaksanaan masing-masing dapatnya Rp750 juta," ungkap mantan wadir RSUD dr Margono Purwokerto tersebut.
2. Akan digelar 25 hari

Dalam pelaksanaannya nanti pihaknya menguji coba makan bergizi gratis dalam beberapa hari berturut-turut selama 25 hari.
"Jadi gak cuma sehari thok, tapi 25 hari karena kan anak sekolah masuknya lima hari dalam seminggu. Untuk komponen makanan yang diberikan isinya ada protein, nabati, karbohidrat harus lengkap," tuturnya.
3. Pertimbangan angka stunting dan kemiskinan ekstrem

Ninit memaparkan adanya pelaksanaan uji coba makan bergizi gratis di tiga daerah itu mempertimbangkan faktor angka prevalensi stunting yang tinggi. Di samping itu tingkat kemiskinan ekstrem di sana juga relatif tinggi.
Hanya saja pihaknya nanti akan berkoordinasi dengan Badan Gizi Nasional guna mencermati dan mengkaji uji coba makan bergizi gratis.
Terutama apakah melakukan penilaian dalam penyajian makanan yang dilakukan pihak penyelenggara dan dampak yang dirasakan para siswa SD sebagai penerima manfaat.
"Karena ini benar-benar hal yang baru jadinya tentu akan dilihat seperti apa lama penyajian makanan dari penyelenggara, dampak apa aja yang dirasakan oleh siswa dan kajian lainnya seperti apa," kata Ninit.