Arah Kiblat Ribuan Masjid dan Musala di Semarang Diperbaiki, Begini Caranya

Semarang, IDN Times - Kementerian Agama (Kemenag) Kota Semarang mengerahkan puluhan petugas penyuluh agama untuk memperbaiki arah kiblat yang ada di setiap masjid dan musala. Proses perbaikan kiblat dikerjakan serentak di ribuan lokasi masjid dan musala Senin (27/5/2024).
"Ada ribuan masjid yang diukur lagi arah kiblatnya. Patokannya ke bayangan matahari yang tepat dibawah bandul yang terpasang pada alat rasdhul kiblat," kata Ahmad Farid, Kepala Kemenag Semarang, Selasa (28/5/2024).
1. Perbaikan serentak hari Senin sore

Ia mengatakan semua arah kiblat diperbaiki Senin dengan patokan waktu pukul 16.18 WIB karena bertepatan dengan pergerakan matahari yang tepat berada di atas Ka'bah.
Sehingga ini jadi momentum yang tepat untuk memperbaiki arah kiblat.
"Karena dalam ibadah salat harus betul-betul menghadap ke Baitullah. Yaitu tepat tanggal 27 Mei jam 16.18 di saat matahari bergerak di atas Ka'bah," kata Farid.
2. Kiblat di masjid milik Kemenag Semarang melenceng 25 derajat

Ia menjelaskan perbaikan arah kiblat dimulai dari Musala Al Ikhlas di lingkungan Kantor Kemenag Kota Semarang. Di Musala Al Ikhlas kondisi kiblat selama ini melenceng sekitar 25 derajat. "Karena kiblatnya melenceng cukup signifikan maka disesuaikan agar lebih tepat," katanya.
Pihaknya beruntung cuaca Kota Semarang yang terang cukup membantu proses perbaikan arah kiblat.
3. Perbaikan kiblat pakai teknik rashdul kiblat

Perbaikan arah kiblat menggunakan metode rashdul kiblat. Yaitu mengukur sorot sinar matahari memakai peralatan seperti alat pengukur besi yang dilengkapi bandul yang dikaitkan pada tali tambang. Kemudian bandul yang dikaitkan tali tambang berfungsi sebagai patokan untuk mengukur sinar matahari yang tepat mengarah ke arah Baitullah.
"Memang kami memakai metode yang sederhana yaitu menggunakan rashdul kiblat. Dengan cara yang sederhana kami coba bisa mengukur bayang-bayang matahari," tuturnya.
Lebih lanjut, ia menyampaikan pelaksanaan perbaikan arah kiblat dikerjakan serentak seluruh Indonesia. Di Semarang, Kemenag melibatkan semua penyuluh agama untuk mengukur kembali arah kiblat.
Kemenag mendorong seluruh elemen masyarakat memanfaatkan momentum perbaikan arah kiblat. Ia menekankan bahwa tidak perlu menggunakan alat canggih melainkan cukup menggunakan peralatan sederhana yang tidak memakan biaya.
"Metode ini perlu dikembangkan lagi ke seluruh majelis taklim dan jemaah pengajian," ujar Farid.