156 Santri di Banjarnegara Dirawat Karena Keracunan, Bupati: Kami Fokus Pemulihan

- 156 santri alami keracunan, 111 perempuan dan 19 laki-laki dirawat intensif di Puskesmas 1 Rakit.
- Posko TGC dibentuk untuk koordinasi penanganan pasien, sampel makanan diperiksa di laboratorium untuk mengetahui penyebab keracunan.
- BPBD kirim velbed dan selimut karena ruang puskesmas penuh, kondisi kesehatan santri mulai membaik dengan pengawasan ketat tenaga medis.
Banjarnegara, IDN Times - Ratusan santri Pondok Pesantren Modern Al Madina, Kecamatan Rakit, Kabupaten Banjarnegara, harus mendapatkan perawatan medis usai mengalami gejala keracunan pada Selasa (16/9/2025). Peristiwa ini sontak membuat heboh warga dan menimbulkan kekhawatiran berbagai pihak, termasuk Bupati Banjarnegara, dr. Amalia Desiana.
Amalia menegaskan bahwa dugaan keracunan yang dialami para santri bukanlah akibat dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dijalankan pemerintah daerah.
"Kami fokus pada pemulihan kesehatan anak-anak. Selain itu, hasil uji laboratorium akan menjadi pegangan utama dalam menentukan langkah selanjutnya, jangan sampai salah menulis ya, dugaan keracunan itu bukan akibat program MBG,"ujar Amalia.
1. Tercatat 156 santri alami keracunan

Informasi dari Dinas Kesehatan (DKK) Banjarnegara menyebutkan, gejala awal berupa pusing, mual, demam, dan sakit perut mulai dialami puluhan santri. Mereka langsung dilarikan ke Puskesmas 1 Rakit. Namun, jumlah pasien terus bertambah hingga lebih dari 100 orang dalam waktu singkat.
"Sebagian menjalani rawat jalan, tapi banyak juga yang harus dirawat inap karena keluhan cukup berat,"terang salah satu tenaga kesehatan Puskesmas Rakit.
Data terakhir pada Selasa malam, tercatat 156 santri mendapat perawatan intensif. Mereka terdiri dari 111 santri perempuan dan 19 santri laki laki yang dirawat di Puskesmas 1 Rakit.
2. Posko TGC dibentuk, sampel makanan diperiksa

Melihat jumlah pasien yang meningkat pesat, DKK Banjarnegara segera membentuk Posko Tim Gerak Cepat (TGC) di Puskesmas Rakit 1. Posko ini berfungsi sebagai pusat koordinasi penanganan dan monitoring pasien.
DKK juga bekerja sama dengan RSUD Hj. Anna Lasmanah Banjarnegara, serta mengirim tim untuk mengambil sampel makanan dan air minum di lingkungan pesantren.
Sampel tersebut kini tengah diuji di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Banjarnegara serta Labkesda Provinsi Jawa Tengah. Langkah tersebut untuk mengetahui secara pasti penyebab dugaan keracunan. .
3. BPBD kirim velbed dan selimut karena ruang puskesmas penuh

Lonjakan pasien sempat membuat Puskesmas kewalahan karena keterbatasan tempat tidur. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara kemudian turun tangan dengan mengirimkan velbed dan selimut untuk pasien.
"Kami langsung membantu logistik darurat agar semua santri tetap tertangani. Terdata ada 130 anak di Puskesmas Rakit, sisanya dirujuk ke fasilitas kesehatan lain,"jelas Kepala BPBD Banjarnegara, Aji Piluroso.
Hingga Rabu (17/9/2025), kondisi kesehatan para santri dilaporkan mulai membaik. Meski demikian, mereka tetap dalam pengawasan ketat tenaga medis guna mencegah kemungkinan komplikasi.
Kasus dugaan keracunan massal ini masih dalam tahap investigasi resmi. Pemerintah Kabupaten Banjarnegara berjanji akan terus memberikan pendampingan hingga seluruh santri benar benar pulih.