Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Aplikasi Deteksi Keamanan Menu MBG Ciptaan Guru SMAN 2 Karanganyar, Tinggal Foto

MBG.jpeg
Guru di SMA Negeri (SMAN) 2 Karanganyar, Taupik Mulyadi ciptakan aplikan Save Eat deteksi keamanan MBG. (IDN Times/Larasati Rey)
Intinya sih...
  • Aplikasi Save Eat mampu mencapai akurasi 80-90% dalam mendeteksi keamanan menu makan bergizi gratis (MBG) berbasis Android.
  • Fitur uji organoleptik berbasis visual memungkinkan petugas sekolah untuk memeriksa kelayakan makanan hanya dengan memotretnya.
  • Taupik Mulyadi berharap aplikasinya dapat digunakan secara nasional oleh sekolah-sekolah penerima program makan bergizi gratis dari pemerintah.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Karanganyar, IDN Times -Guru di SMA Negeri (SMAN) 2 Karanganyar, Taupik Mulyadi mengembangkan aplikasi pendeteksi keamanan menu makan bergizi gratis (MBG) berbasis Android, yang diberi nama Save Eat.

Aplikasi dirancang untuk membantu petugas sekolah memastikan makanan yang disajikan kepada siswa aman dikonsumsi tanpa harus mencicipinya terlebih dahulu.

1. Akurasi bisa 80-90 persen

Menu MBG di salah satu dapur SPPG Magetan. IDN Times/Riyanto.
Menu MBG di salah satu dapur SPPG Magetan. IDN Times/Riyanto.

Ide pembuatan aplikasi ini, menurut Taupik muncul karena keresahannya mendengar peristiwa keracunan makanan di berbagai daerah, terutama di lingkungan sekolah. Ia kemudian berinisiatif mencari solusi praktis berbasis teknologi agar peristiwa serupa tidak terulang.

“Ya memang aplikasi ini saya buat berdasarkan fenomena sering terjadinya keracunan makanan di sekolah. Saya ingin ada alat bantu yang bisa menganalisis makanan secara visual sebelum disajikan kepada siswa,” ujar Taupik, Selasa (21/10/2025).

Taupik mengaku telah mengembangkan aplikasi tersebut sekitar dua minggu ini dan telah mencapai versi ke-11 dan masih dalam tahap uji coba dan penyempurnaan. 

“Selama uji coba ini belum pernah ditemukan hasil tidak layak. Tapi saya terus perbaiki akurasinya agar benar-benar bisa digunakan secara luas,” ungkap guru pengajar mata pelajaran Ekonomi tersebut.

Taupik melakukan pengujian dengan metode sampling acak dari berbagai kelas di SMAN 2 Karanganyar, dengan hasil sementara menunjukkan tingkat akurasi mencapai 80–90 persen.

2. Hanya dengan memfoto makananya.

MBG.jpeg
Guru di SMA Negeri (SMAN) 2 Karanganyar, Taupik Mulyadi ciptakan aplikan Save Eat deteksi keamanan MBG. (IDN Times/Larasati Rey)

Taupik menjelaskan aplikasi buatanya bekerja dengan konsep uji organoleptik berbasis visual. Petugas hanya perlu memotret menu makan bergizi (MPEG) yang akan disajikan, kemudian sistem akan menganalisis foto tersebut berdasarkan lima unsur utama, yakni nasi, lauk-pauk, sayur, buah, dan susu.

Tak hanya itu, terdapat fitur pertanyaan otomatis yang muncul untuk membantu petugas atau food tester melakukan pengamatan tanpa perlu mencicipi makanan.

Dari hasil analisis tersebut, aplikasi akan memberikan rekomendasi kelayakan makanan dalam bentuk persentase 85–100%: Layak dikonsumsi (warna hijau), 75–84%: Waspada (warna kuning), dan di bawah 75%: Tidak layak konsumsi (warna merah).

“Jika hasilnya tidak layak, maka makanan tidak boleh dibagikan kepada siswa dan harus dikoordinasikan dengan tim pengelola. Tapi kalau layak, maka bisa langsung diteruskan sesuai jadwal makan siswa,” jelasnya.

3. Berharap bisa dimanfaatkan di sekolah-sekolah.

IMG_20251017_155543.jpg
Hidang menu dan distribusi program MBG di Lampung bertepatan hari ulang tahun Presiden Prabowo Subianto ke-74. (IDN Times/Istimewa).

Pengembangan aplikasi ini merupakan bentuk kepeduliannya sebagai pendidik sekaligus pernah menjadi guru Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Ia mrngaku juga sudah lama bergelut di dunia teknologi sejak tahun 2000. Ia belajar secara otodidak.

“Saya ingin aplikasi ini bermanfaat, paling tidak membantu petugas agar lebih waspada sebelum makanan dibagikan. Semoga ke depan bisa diuji lebih luas dan jadi salah satu solusi nyata mencegah kasus keracunan di sekolah,” jelasnya.

Ia berharap aplikasinya kelak bisa digunakan secara nasional oleh sekolah-sekolah penerima program makan bergizi gratis dari pemerintah. Sehingga, petugas sekolah lebih cepat dan efisien dalam memastikan keamanan makanan bagi peserta didik.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bandot Arywono
EditorBandot Arywono
Follow Us

Latest News Jawa Tengah

See More

Pengusaha Indonesia Tionghoa Diminta Tarik Investasi ke Jateng

21 Okt 2025, 12:15 WIBNews