Jadi Penadah Sabu, Napi Lapas Kedungpane Dijebloskan Sel Maximum Security

Semarang, IDN Times - Pengelola Lapas Kelas IA Kedungpane Semarang menindak tegas terhadap seorang narapidana kasus narkoba bernama Hendri Sanjaya lantaran kedapatan menjadi penadah sabu. Sebelumnya diberitakan, Polrestabes Semarang mengungkap Hendri Sanjaya menjadi penadah sabu yang berulang kali dilemparkan dari luar tembok Lapas Kedungpane.
1. Termasuk pelanggaran berat

Kepala Lapas Kedungpane Semarang, Supriyanto mengatakan penyelundupan sabu yang dilakukan oleh Hendri tergolong pelanggaran berat sehingga pihaknya perlu memberikan sanksi bagi yang bersangkutan.
"Kalau memang pelanggarannya berat, dia sering berulah seperti itu, maka dia langsung kita masukan ke blok risiko tinggi dengan penjagaan sel maximum security," kata Supriyanto kepada IDN Times via telepon, Kamis (4/11/2021).
2. Penghuni sel maximum security dibatasi gerak-geriknya

Ia menyebut di lapasnya saat ini telah dibangun 150 kamar dengan penjagaan maximum security. Setiap kamar mendapat penjagaan berlapis. Mulai diawasi sejumlah kamera CCTV, pada setiap kamarnya juga dijaga komandan sipir dan aksesnya dibatasi dengan ketat.
Supriyanto mengatakan, setiap narapidana yang berulah di lapasnya langsung dijebloskan ke kamar maximum security.
"Dari 150 kamar di area blok risiko tinggi, sekarang sudah terisi beberapa napi. Satu kamar bisa diisi 7--9 napi. Di situ penjagaanya sangat ketat. Napi kita pastikan tidak bisa keluar sel sama sekali. Cuma diberi waktu dua jam Pagi Siang buat berjemur. Habis itu dimasukan sel lagi," ujarnya.
3. Terancam dipindah ke Nusakambangan

Proses assesment bagi penghuni sel maximum security dilakukan selama tiga bulan. Jika dalam perkembangan perilakunya tidak berubah, hukumannya ditambah tiga bulan lagi. Hendri Sanjaya yang tepergok jadi penadah sabu, katanya, juga dipindahkan ke sel maximum security.
"Kita akan cek lagi prosesnya (Hendri) seperti apa. Yang pasti warga binaan yang bermasalah di Kedungpane kita jatuhi hukuman setimpal. Pokoknya dimasukan ke blok risiko tinggi. Kalau assesment tiga bulan gak ada perubahan, kita tambah jadi tiga bulan. Dan kalau enam bulan di blok risiko tinggi tetap gak berubah, ya kita kirim ke Nusakambangan. Saat ini saja sudah ada 18 orang yang dipindah ke Nusakambangan," urainya.
4. Napi yang berantem dimasukkan juga ke sel maximum security

Diakuinya pula bahwa dengan kapasitas yang tergolong overload, tindak kejahatan di Lapas Kedungpane juga tinggi. Ia bilang, ada sejumlah narapidana yang tertangkap basah bermasalah di lapas mulai dari menyimpan senjata tajam, berkelahi di dalam sel sampai membawa barang-barang berbahaya lainnya.
"Ya tentunya dengan kondisi yang overload pasti ada lah yang ribut-ribut di selnya. Ada yang berantem. Mayoritas yang dimasukan sel maximum security yaitu napi kasus narkoba. Sisanya ada yang napi pembunuhan dan napi pencurian," ungkapnya.
5. Lapas Kedungpane kekurangan sipir

Dirinya menekankan saat ini masih kekurangan jumlah sipir untuk menjaga blok kamar narapidana. Dari jumlah sipir sebanyak 150 orang, lapasnya sebenarnya membutuhkan tambahan sipir sebesar 30 persen lagi.
"Karena satu blok itu idealnya dijaga 25 orang. Tapi nyatanya pada masing-masing regu penjaga, kita masih kekurangan 10 orang. Apapun itu kita berusaha mengantisipasi tindakan penyiksaan di dalam Lapas Kedungpane. Semoga saja kita bisa hindari penyiksaan meski kapasitasnya sangat overload," pungkasnya.