Macan Tutul Menebar Teror, Waktunya Menjaga Pakan Alami di Gunung Lawu

Karanganyar, IDN Times - Berada di titik ketinggian 1.500 meter di atas permukaan laut (Mdpl), udara dingin terasa saat menjejakan kaki di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar.
Saat IDN Times mengunjungi Desa Berjo belum lama ini, ruas jalannya berkelok-kelok. Tebing jalan dipenuhi ladang sawi, kubis dan tanaman sejenisnya. Sedangkan hamparan pohon pinus yang menjulang tinggi memadati pinggir jalan raya.
Sejauh mata memandang pemukiman warga diselimuti kabut. Hujan yang mengguyur semalaman membuat hawa dingin menusuk tulang. Seorang warga setempat, Agus P, bercerita kalau hutan pinus memang menjadi vegetasi alami yang tumbuh subur di sepanjang wilayah Desa Berjo.
"Desa Berjo juga menjadi kawasan wisata unggulan di Ngargoyoso. Makanya di sini punya Bumdes. Dengan panorama alam yang mendukung, pendapatan sektor wisata di Desa Berjo kalau sebelum pandemik bisa mencapai Rp200 juta per bulan. Dan itu jadi pendapatan terbesar kedua di seluruh Karanganyar," kata pegiat wisata tersebut saat berbincang dengan IDN Times.
1. Desa Berjo Ngargoyoso andalkan pertanian dan pariwisata
Mata pencaharian utama warga Desa Berjo selama ini mengandalkan dari sektor pertanian dan pariwisata. Sebagai wilayah yang berada di kaki Gunung Lawu, menurutnya sebagian besar warga memilih menanam aneka tanaman kubis, wortel, tomat dan sawi.