Mengungkap Ilusi Komunikasi: Tantangan dan Solusi di Era Digital

- Komunikasi terjebak dalam ilusi, menyebabkan kesenjangan antara ekspektasi dan realitas
- Perbedaan sudut pandang, pengalaman, dan referensi membuka peluang terjadinya ilusi komunikasi
- Ilusi komunikasi sering terjadi tanpa disadari, terutama di era digital yang rentan disalahartikan
Banyumas, IDN Times - Komunikasi adalah proses yang terus berkembang, mengalir dari masa lalu ke masa depan. Namun, seringkali terjebak dalam ilusi bahwa komunikasi telah berjalan dengan baik, padahal kenyataannya tidak demikian.
Fenomena itu dikenal sebagai ilusi komunikasi, di mana pesan yang disampaikan tidak dipahami sesuai dengan maksud pengirimnya, menciptakan kesenjangan antara ekspektasi dan realitas dalam interaksi manusia.
1. Masalah terbesar komunikasi

Guru Besar Bidang Media dan Komunikasi dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Prof Dr Mite Setiansah, menyoroti bahwa masalah terbesar dalam komunikasi adalah ilusi tersebut. Ia menjelaskan perbedaan sudut pandang, pengalaman, dan referensi membuka peluang terjadinya ilusi komunikasi.
"Perbedaan sudut pandang, perbedaan pengalaman, perbedaan referensi membuka celah yang semakin lebar untuk hadirnya ilusi komunikasi," katanya.
2. Rentan polarisasi

Dalam kehidupan sehari-hari, ilusi komunikasi sering terjadi tanpa disadari. Misalnya, dalam interaksi interpersonal, mungkin merasa telah menyampaikan pesan dengan jelas, namun penerima memahami secara berbeda karena perbedaan persepsi atau asumsi yang tidak terverifikasi. Hal itu dapat menyebabkan kesalahpahaman dan konflik.
Di era digital, tantangan makin kompleks. Komunikasi melalui media digital seringkali kehilangan elemen nonverbal seperti ekspresi wajah dan intonasi suara, yang penting untuk memahami konteks dan emosi dalam percakapan.
Akibatnya, pesan berbasis teks rentan disalahartikan, yang dapat memperburuk polarisasi sosial dan menyebarkan disinformasi.
3. MITE untuk solusi ilusi komunikasi

Untuk mengatasi ilusi komunikasi, Prof Mite mengusulkan model MITE Helical, yang merupakan akronim dari Message, Interaction, Transaction, dan Evaluation. Model tersebut menekankan pentingnya kejelasan pesan, interaksi timbal balik, adaptasi, dan evaluasi dalam proses komunikasi.
"Model MITE Helical ini dibentuk untuk membangun komunikasi yang lebih bermakna dengan pemfokusan dalam aspek message, interaction, transaction, dan evaluation," ungkap Prof Mite.