Peken Jasindo di Keraton Solo, Beri Ruang bagi UMKM dan Pelaku Usaha Difabel

- Peken Jasindo menjadi ruang kolaboratif untuk mendorong transformasi pelaku usaha kecil agar lebih adaptif, inovatif, dan memiliki daya saing di era digital.
- Hadirkan 51 UMKM dan 20 PKL sebagai bentuk kepedulian terhadap kenyamanan dan keamanan peserta dengan perlindungan asuransi Kecelakaan Diri.
- Inisiatif Peken Jasindo mendapat apresiasi dari Ketua Lembaga Dewan Adat Keraton Surakarta Hadiningrat yang menggabungkan penguatan ekonomi kerakyatan dengan pelestarian budaya dan nilai-nilai lokal.
Surakarta, IDN Times – Asuransi Jasindo yang baru saja menginjak usia 52 tahun akan menggelar kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) bertemakan Peken Jasindo: Makaryo Hangrekso Budoyo Nuswantoro di Pagelaran Keraton Surakarta Hadiningrat. Kegiatan tersebut menjadi wujud nyata komitmen Jasindo dalam mendukung pemberdayaan UMKM dan pelaku usaha difabel secara inklusif dan berkelanjutan.
1. Peken Jasundo jadi ruang kolaboratif

Peken Jasindo dihadirkan dengan harapan menjadi ruang kolaboratif untuk mendorong transformasi pelaku usaha kecil agar lebih adaptif, inovatif, dan memiliki daya saing di era digital. Kegiatan ini akan melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk UMKM, komunitas difabel, pelajar, dan perguruan tinggi, melalui bazar, talkshow digital marketing, workshop keterampilan, pelatihan bahasa isyarat, donor darah, pemeriksaan kesehatan gratis, serta layanan fasilitasi sertifikasi halal bagi pelaku usaha kuliner.
Seluruh rangkaian dirancang untuk memperkuat kemandirian dan meningkatkan kapasitas pelaku usaha lokal secara berkelanjutan.
Sebagai bentuk kepedulian terhadap kenyamanan dan keamanan seluruh peserta, Jasindo juga menghadirkan perlindungan Asuransi Kecelakaan Diri bagi setiap pengunjung yang hadir di acara ini. Peserta akan mendapatkan perlindungan maksimal Rp10 juta dengan jaminan santunan atas risiko kecelakaan, biaya perawatan dan pengobatan, serta perlindungan dari risiko tidak terduga. Melalui langkah ini, Jasindo ingin memastikan bahwa setiap individu yang hadir merasakan kenyamanan dan perlindungan penuh selama mengikuti seluruh rangkaian kegiatan.
2. Hadirkan 51 UMKM dan 20 PKL

Sekretaris Perusahaan Jasindo, Brellian Gema mengatakan pentingnya kehadiran aktif perusahaan dalam mendorong ekonomi kerakyatan di kota Solo.
“Peken Jasindo kami hadirkan sebagai ruang kolaborasi untuk tumbuh bersama, terutama bagi pelaku UMKM dan komunitas difabel yang selama ini belum mendapatkan akses dan perhatian yang cukup. Kami ingin menjadi mitra yang tidak hanya hadir dalam layanan asuransi, tetapi juga turut mendorong kemandirian ekonomi masyarakat,” ujarnya dalam srawung pawartos bersama media lokal Surakarta pada Jumat (13/6/2025).
Ia juga menambahkan bahwa kegiatan ini sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo untuk memperluas lapangan kerja yang berkualitas, mendorong kewirausahaan dan industri kreatif, serta memperkuat hubungan langsung Jasindo dengan masyarakat.
Dalam event tersebut menyediakan 51 UMKM dan 20 PKL pada Sabtu 14 Juni 2025 di Pagelaran Keraton Surakarta Hadiningrat.
3. Jadi contoh sinergi usaha

Sementara itu, Ketua Lembaga Dewan Adat Keraton Surakarta Hadiningrat G.K.R. Koes Moertiyah Wandansari atau Gusti Moeng mengapresiasi inisiatif yang menggabungkan penguatan ekonomi kerakyatan dengan pelestarian budaya dan nilai-nilai lokal.
“Keraton bukan hanya simbol budaya, tetapi juga pusat kehidupan masyarakat yang terus tumbuh dan berkembang. Dengan hadirnya kegiatan Peken Jasindo, kami merasa nilai-nilai budaya dan gotong royong tetap hidup, sekaligus memberikan ruang nyata bagi masyarakat untuk berdaya secara ekonomi tanpa meninggalkan jati dirinya,” katanya.
Melalui tema besar Makaryo Hangrekso Budoyo Nuswantoro, Peken Jasindo menjadi wujud komitmen dalam menghidupkan kembali semangat gotong royong untuk memberdayakan ekonomi rakyat, serta menjaga kelestarian budaya sebagai warisan bangsa. Tak hanya itu, para UMKM yang ada di Keraton Kasunanan Surakarat juga terdampak.
Acara tersebut diharapkan mampu menjadi contoh sinergi antara dunia usaha, masyarakat, dan nilai-nilai tradisi untuk membangun Indonesia dengan akar ekonomi dan budaya yang kokoh.