Pengiriman Telat, Pedagang Pasar Jateng Jual Minyakita di Atas HET

- Para pedagang pasar tradisional Jawa Tengah jual Minyakita di atas HET Kemendag sebesar Rp14 ribu per liter.
- Pemerintah daerah memaksimalkan pemantauan distribusi dan penjualan Minyakita, bersinergi dengan Disperindag masing-masing daerah.
- Harga Minyakita naik hingga Rp16 ribu per liter di sejumlah pasar tradisional, dipengaruhi oleh jarak tempuh pasar dengan distributor atau agen mitra yang terlalu jauh.
Semarang, IDN Times - Para pedagang pasar tradisional Jawa Tengah memilih menjual minyak goreng kemasan merek Minyakita di atas patokan Harga Eceran Tetap (HET) yang ditentukan Kemendag sebesar Rp14 ribu per liter.
Berdasarkan pantauan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Jawa Tengah, hampir semua pasar tradisional 35 kabupaten/kota telah menjual Minyakita dengan harga kisaran Rp14.500-16.000 per liter.
1. Rutin dipantau petugas Disperindag

Ratna Kawuri, Kepala Disperindag Jateng mengatakan telah memaksimalkan pemantauan distribusi dan penjualan Minyakita tiap kabupaten/kota.
Pihaknya masih rutin bersinergi dengan Disperindag masing-masing daerah guna menjaga stabilitas harga bahan pokok terutama untuk komoditas Minyakita.
"Proses pemantauan kan emang jadi tugas utamanya kita. Nah, untuk setiap komponen bahan tugas monitoringnya kami bagi bersama setiap dinas kabupaten/kota," tutur Ratna kepada IDN Times, Senin (20/5/2024).
2. Kenaikan harga Minyakita menyita perhatian

Dari pemantauan yang dikerjakan saban minggu, kenaikan harga paling mencolok pada komponen Minyakita. Namun pihaknya mengaku kesulitan memantau secara detail bagaimana ketersediaan barang dan alur pendistribusiannya karena mekanisme peredaran Minyakita selama ini tertutup.
"Belakangan memang untuk kenaikan minyak goreng jadi perhatian kami semua. Kalau minyak goreng kan peredaran lebih tertutup ya. Cuman petugas kami tetap rutin survei dan itu kita terus lakukan," ungkapnya.
3. Ada 31 distributor Minyakita

Kabid Perdagangan Disperindag Jateng, Sucahyo mengemukakan selama ini ada 31 produsen Minyakita yang ditunjuk oleh Kemendag. Para produsen Minyakita beroperasi di seluruh kabupaten/kota. Di antaranya ada di Kota Tegal, Pekalongan, Pemalang dan Kabupaten Karanganyar.
Sejumlah produsen Minyakita di Jateng yaitu PT Kusuma Putri di Kabupaten Karanganyar, PT Bima Karya dan Smart, PT Salim Ifomas Pratama di Kabupaten Pekalongan, PT Gulen Jaya Abadi di Kabupaten Pemalang dan PT Berkah Mas Sumber Kerang di Kota Tegal.
"Masing-masing mempunyai jalur distribusi yang menjadi tugasnya selama ini," terangnya.
4. Harga Minyakita naik hingga Rp16 ribu

Ia juga menekankan harga Minyakita belakangan meroket naik di sejumlah pasar tradisional. Tercatat sejak 8 Mei 2024 kemarin harga rata-rata Minyakita yang dijual pedagang pasar tradisional berkisar Rp14.500--Rp16 ribu.
Naiknya harga Minyakita tertinggi ada di Pasar Sidodadi Kabupaten Cilacap yakni sebesar Rp16 ribu per liter. Kemudian lonjakan harga yang sama juga terjadi di Pasar Wage Banyumas, Pasar Kota Banjarnegara, Pasar Tumenggungan Kebumen.
Kemudian harga Minyakita di Pasar Kota Purworejo saat ini sudah Rp15 ribu, di Pasar Puribaru Pati harganya Rp15.500, kemudian Pasar Jepara II Rp15.500.
Untuk Pasar Kendal harga Minyakita Rp14.500, di Pasar Batang Minyakita dijual Rp15.000, Pasar Kajen Pekalongan Rp15.500. "Yang dipantau tiap kabupaten satu pasar. Total monitoring kita tersebar 35 kabupaten. Kenaikan harganya sangat fluktuatif," ungkapnya.
"Untuk per hari ini (Senin (20/5/2024)), Minyakita harganya di kisaran Rp15.600 per liter," tambahnya.
5. Jarak tempuh pengaruhi harga

Kenaikan harga Minyakita dipengaruhi jarak tempuh pasar dengan lokasi distributor atau agen mitra yang terlalu jauh. Biaya transportasi yang bervariasi, katanya telah memicu kenaikan harga Minyakita di atas HET yang ditetapkan pemerintah pusat.
"Dari masing-masing kabupaten angka kenaikannya beda-beda. Tapi itu yang kita dapat saat memantau setiap pasar. Ada kenaikan diluar HET Minyakita Rp14 ribu. Perlu kami informasikan kenaikan karena ada jarak tempuh sehingga harganya agak tinggi," tuturnya.
"Mereka ambilnya tidak di distributornya mungkin dari tangan keberapa. Untuk penindakan kami akan kerjasama dengan tim satgas pangan dan akan sampaikan hal itu ke Kemendag," akunya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan banyak pedagang pasar yang mengeluhkan proses pengiriman Minyakita yang saat ini tersendat.
"Kalau pedagang merasa stok Minyakita masih cukup dan tersedia. Tapi mungkin pas pengiriman yang agak terlambat," paparnya.
Ia berharap Kemendag sebaiknya segera melakukan intervensi untuk menekan harga Minyakita. Para importir juga bisa diajak rapat koordinasi untuk membahas pengendalian harga Minyakita.