Revitalisasi Taman Inspirasi di Rembang, Tempat Sakral RA Kartini

- Revitalisasi Taman Inspirasi Kartini di Rembang sebagai refleksi semangat perjuangan dan kepedulian lingkungan
- Partisipasi 50 mahasiswa dalam penanaman tanaman berbunga dan herbal, simbol keberdayaan perempuan dalam industri kreatif lokal
- Taman Inspirasi Kartini kembali 'hidup' sebagai ruang publik hijau dan edukatif, mendapat apresiasi dari berbagai pihak
Rembang, IDN Times — Lebih dari satu abad sejak Raden Ajeng (RA) Kartini wafat, semangat perjuangannya tetap hidup. Kali ini, inspirasi itu disulut kembali lewat aksi nyata di Museum RA Kartini, Rembang, Selasa (27/5/2025).
1. Melibatkan puluhan mahasiswa

Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF) bersama gerakan Siap Darling (Siap Sadar Lingkungan) meresmikan revitalisasi Taman Inspirasi Kartini, sebuah ruang refleksi yang kini ditanami ratusan tanaman dan pohon, serta disulap menjadi taman edukatif yang sarat nilai perjuangan dan kepedulian lingkungan.
Sebanyak 50 mahasiswa dari Rembang dan sekitarnya terlibat langsung dalam aksi tersebut. Mereka menanam beragam tanaman berbunga dan herbal, termasuk melati, kaca piring, kapulaga, dan akar mengkudu — pewarna alami batik.
Penanaman juga jadi simbol keberdayaan perempuan dalam industri kreatif lokal seperti batik, yang turut diwariskan semangat Kartini.
“Kami ingin generasi muda terus terinspirasi dari Kartini. Ia bukan hanya pelopor emansipasi perempuan, tapi juga sosok yang mendorong kemandirian ekonomi, salah satunya melalui batik. Nilai-nilai ini tetap relevan hari ini dan harus dijaga,” ujar Director of Communications Djarum Foundation, Mutiara Diah Asmara.
2. Dari jejak Kartini ke jejak hijau

Taman Inspirasi dulunya menjadi tempat Kartini menulis pemikiran kritisnya tentang masa depan perempuan.
Kini, taman itu kembali ‘hidup’ sebagai ruang publik hijau dan edukatif. Selain menyimpan sejarah, tapi juga mengajarkan generasi baru tentang pentingnya mencintai bumi.
“Revitalisasi ini bukan sekadar mempercantik taman. Ini bagian dari ikhtiar budaya dan aksi ekologis. Harapannya, taman ini jadi ruang yang hidup, inspiratif, dan ramah untuk semua kalangan,” kata Mardi, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Rembang, saat menyampaikan sambutan mewakili Bupati Rembang, Harno.
3. Meneruskan nilai-nilai perjuangan Kartini

Revitalisasi tersebut mendapat apresiasi dari berbagai pihak, termasuk Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Rembang. Sekretaris Disbudpar, Triana Husnul Khotimah, menyebut, museum harus jadi tempat edukasi yang menyenangkan dan berkesan bagi pelajar dan wisatawan.
“Kami ingin museum ini tak sekadar jadi tempat sejarah, tapi juga ruang pembelajaran yang membuat siswa dan mahasiswa ingin datang lagi. Aksi penanaman ini juga bisa jadi amal jariyah yang manfaatnya mengalir panjang,” ujar Triana.
Senada dengan itu, Joddy Mulyasetya Putra, perwakilan keluarga besar RA Kartini, menambahkan bahwa revitalisasi fisik hanyalah satu aspek. Yang lebih penting adalah meneruskan nilai-nilai perjuangan Kartini setiap hari, bukan hanya saat Hari Kartini.
“Semangat Kartini itu abadi. Setiap generasi punya caranya sendiri untuk melanjutkannya,” katanya.
4. Aksi lingkungan dari kalangan anak muda

Sementara itu, aksi Darling di Rembang ikut mendatangkan Chintya Tengens Kastanya, aktivis sosial yang menekankan pentingnya peran generasi muda dalam menggaungkan isu lingkungan.
“Kalau kamu punya platform, gunakan untuk menyebarkan pesan positif. Lingkungan itu tanggung jawab kita semua,” tegasnya.