Summer Camp Unnes: Mahasiswa Bule Main Egrang Sampai Tanam Mangrove

Semarang, IDN Times - Di era serba modern, banyak permainan jadul yang mulai ditinggalkan anak-anak muda. Sebut saja egrang, gobak sodor, bakiak maupun lompat tali sudah jarang dimainkan anak-anak Gen Z dan Millennial.
Maka untuk membangkitkan kembali romantika permainan jadul, kampus Universitas Negeri Semarang (Unnes) memutuskan mengadakan summer camp. Namun, kali ini rektorat Unnes mengajak para mahasiswa bule untuk mengenalkan cara bermain permainan jadul.
1. Mahasiswa bule diajak main ke Kandri, Goa Kreo dan tanam mangrove

Kepala Kantor Urusan Internasional (KUI) dan SDGs Unnes, Alfath Yanuarto mengungkapkan dengan mengadakan summer camp, paling tidak bisa memberikan kesempatan bagi mahasiswa bule atau mahasiswa asing untuk belajar langsung tentang konservasi dan budaya lokal.
“Selama program berlangsung, peserta mendapatkan pengalaman belajar di luar ruang kelas melalui kegiatan edukasi dan ekowisata. Mereka berinteraksi dengan masyarakat Desa Kandri, menjelajah Goa Kreo, dan menanam mangrove di Tapak Tugurejo,” ujar Alfath, Senin (27/10/2025).
2. Ada 48 mahasiswa bule ikut summer camp

Informasi dari rektorat Unnes menyebutkan jumlah mahasiswa bule yang ikut serta dalam kegiatan summer camp sebanyak 48 orang. Mereka berasal dari kampus-kampus 12 negara. Unnes menggelar summer camp mulai 22-24 Oktober 2025.
Tercatat para mahasiswa bule berasal dari VIA College Denmark, Fujian University China, NEUST University dan Mindanao State University Filipina, serta peserta program BIPA Unnes dari Mesir, Thailand, Nigeria, Kenya, Tanzania, Timor Leste, Vanuatu, Papua Nugini, dan Zimbabwe.
Selain itu, hadir pula mahasiswa dari Yemen, Pakistan, Myanmar, Bangladesh, Sudan, Sudan Selatan, Vietnam, Mozambik, dan Korea Selatan.
3. Unnes kenalkna budaya lokal ke mahasiswa bule

Ia mengaku dalam acara summer camp, masing-masing mahasiswa bule diajak fun games yang menghadirkan berbagai permainan tradisional Indonesia seperti bakiak dan enggrang.
"Kegiatan ini bertujuan mempererat keakraban antar peserta dan memperkenalkan nilai-nilai kebersamaan dalam budaya lokal Indonesia," terangnya.
Kegiatan Unnes summer camp batch 2 berlangsung tiga hari. Hari pertama diisi dengan pembukaan dan kegiatan interaktif di kampus Unnes, disusul kegiatan budaya dan konservasi di Desa Wisata Kandri, eksplorasi Semarang, serta menanam mangrove di Tapak Tugurejom
Melalui kegiatan ini, pihaknya mengharapkan mampu memperkuat posisinya sebagai kampus berwawasan internasional yang aktif mendukung pencapaian SDGs melalui kemitraan global, pembelajaran lintas budaya, dan pemberdayaan masyarakat berbasis konservasi.
4. Mahasiswa bule gak cuma belajar bahasa dan seni tapi juga kearifan lokal

Wakil Rektor IV Unnes Prof Nur Qudus menyampaikan bahwa program summer camp menjadi wadah pembelajaran global yang memadukan pendidikan, kebudayaan, dan konservasi lingkungan.
“Melalui kegiatan ini, kami memperkenalkan budaya Indonesia dan nilai konservasi melalui desa binaan. Mahasiswa internasional tidak hanya belajar bahasa dan seni, tetapi juga hidup bersama masyarakat untuk memahami kearifan lokal,” jelasnya.
Lebih lanjut, Nur Qudus menegaskan bahwa kegiatan ini juga menjadi bagian dari strategi Unnes memperluas global partnership dalam mendukung capaian Sustainable Development Goals (SDGs).
“Program summer camp ini memperkuat kontribusi Unnes terhadap SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) dan SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan). Melalui kolaborasi internasional dan praktik lapangan berbasis lingkungan, Unnes terus meningkatkan reputasi akademik dan dampak sosialnya di tingkat global,” ungkapnya.

















