Tabur Bunga di Aksi Demonstrasi Mahasiswa Boyolali, Kecam Represi Aparat

- Para mahasiswa mengecam tindakan represif aparat saat amankan demonstrasi
- Pejabat Forkopimda Boyolali mengapresiasi demo berlangsung damai
- Kapolres Boyolali pastikan tidak ada tindakan represif penanganan demonstrasi
Boyolali, IDN Times - Aksi unjuk rasa dilangsungkan di Kantor DPRD Boyolali pada, Kamis (4/9/2025). Aksi yang dikenal dengan sebutan Aksi Kamisan ini berlangsung pukul 15.30 hingga 17.35 WIB. Sekitar 30 mahasiswa dari organisasi PMII, HMI, dan GMNI memulai kegiatan dengan berkumpul di Masjid Ageng Boyolali, kemudian berjalan kaki menuju Gedung DPRD. Sesampainya di lokasi, mereka menyampaikan orasi, membacakan puisi, melakukan teatrikal, hingga menggelar doa bersama untuk para korban aksi di sejumlah daerah.
1. Kecam tindakan represif aparat saat amankan demonstrasi

Para mahasiswa ini mengecam tindakan represif dari kepolisian dalam pengamanan demonstrasi di Jakarta maupun berbagai daerah lainnya. "Polisi seharusnya melindungi masyarakat, namun kenyataannya masyarakat ditembak gas air mata," teriak pendemo. Para mahasiswa ini menuntut Presiden Prabowo Subianto untuk melakukan evaluasi terhadap kepolisian."Kita menuntut Presiden Prabowo Subianto untuk tidak tinggal diam, evaluasi kepolisian," katanya.
Ketua HMI Boyolali Arina Nur Azizah, menyayangkan praktik demokrasi di Indonesia yang semakin lama tak berpihak kepada rakyat. "Ruang demokrasi kita semakin lama semakin menyempit, rakyat yang harusnya pemegang kekuasaan tertinggi, tapi kenyataannya berbeda, Aparat yang seharusnya mengayomi malah melakukan tindakan represif," katanya.
Aksi ini turut mendapat perhatian langsung pejabat Forkopimda Boyolali. Hadir di lokasi Bupati Boyolali Agus Irawan, Dandim 0724/Boyolali Letkol Inf Dhanu Anggoro Asmoro, Kapolres Boyolali AKBP Rosyid Hartanto, Ketua DPRD Boyolali Susetya Kusuma Dwi Hartanta beserta sejumlah fraksi, serta Kajari Boyolali Ridwan Ismawanta. Kehadiran mereka membuka ruang dialog antara mahasiswa dengan pemerintah daerah.
2. Apresiasi demo berlangsung damai

Di tengah rintik hujan yang mengguyur Boyolali, pada Jumat sore, para mahasiswa berdialog dengan para pejabat Forkompinda Kabupaten Boyolali. Ketua DPRD Boyolali Susetya Kusuma Dwi Hartanta mengapresiasi aksi damai yang dilakukan mahasiswa. Ia mengucapkan belasungkawa untuk jatuhnya korban meninggal aksi di berbagai daerah. "Apa yang menjadi tuntutan mahasiswa akan kita sampaikan, kita mendorong dan mengawal ini untuk kita sampaikan ke pemerintah pusat," ucapnya.
Bupati Boyolali Agus Irawan menegaskan bahwa pemerintah daerah selalu terbuka terhadap aspirasi mahasiswa dan siap menindaklanjutinya hingga ke tingkat pusat. Ketua DPRD Boyolali, Susetya Kusuma Dwi Hartanta, juga menyampaikan apresiasi serta menegaskan komitmen DPRD untuk menampung kritik dan mengawal kebijakan agar tetap berpihak kepada rakyat. Sementara itu, Kajari Boyolali Ridwan Ismawanta mengingatkan pentingnya menjaga suasana aman dan damai, Dandim 0724/Boyolali Letkol Inf Dhanu Anggoro Asmoro mengapresiasi tertibnya penyampaian aspirasi mahasiswa.
3. Kapolres pastikan tidak ada tindakan represif penanganan demonstrasi di Boyolali

Kapolres Boyolali AKBP Rosyid Hartanto dalam keterangannya menegaskan sikap tegas sekaligus apresiasi atas jalannya aksi. “Jika terjadi tindakan represif aparat di Boyolali, saya akan bertanggung jawab penuh sebagai Kapolres. Kami juga turut berduka atas apa yang terjadi di beberapa daerah, dan proses hukum sudah berjalan transparan. Saya sangat mengapresiasi kegiatan mahasiswa yang berjalan tertib pada hari ini,” ujarnya.
Mahasiswa juga membawa sejumlah spanduk bertuliskan “Bekukan DPR”, “Reformasi Polri”, “September Hitam”, serta bendera organisasi masing-masing. Berkat pengamanan gabungan dari TNI-Polri dan unsur terkait, aksi berjalan dengan aman, tertib, dan lancar. Setelah aspirasi diterima oleh pejabat Forkopimda, massa aksi akhirnya membubarkan diri secara tertib.