Diterjang COVID-19, Peresmian Dua Proyek Hotel Dafam Tertunda

Bukukan pendapatan Rp157,03 miliar di tahun 2019

Semarang, IDN Times - Merebaknya pandemik COVID-19 berdampak pada semua sektor bisnis, termasuk properti. PT Dafam Property Indonesia Tbk memasuki kuartal II 2020 sejumlah bisnis properti yang dikembangkan perusahaan tersebut melambat.

1. Kuartal II 2020 bisnis properti Dafam terdampak fenomena COVID-19

Diterjang COVID-19, Peresmian Dua Proyek Hotel Dafam TertundaDirektur Utama PT Dafam Property Indonesia, Billy Dahlan menyampaikan laporan kinerja pada acara public expose. Dok. Dafam Group

Hal itu disampaikan Direktur Utama Dafam Properti, Billy Dahlan dalam Public Expose tahunan di Hotel Dafam Semarang, Rabu (5/8/2020).

‘’Memasuki tahun 2020, khususnya di kuartal II menjadi ujian sekaligus tantangan bagi kami. Kami harus fight. Tapi saya pribadi masih percaya, pasti akan ada pelangi setelah badai,” ungkapnya melalui keterangan resmi, Kamis (6/8/2020).

Menurut dia, fenomena COVID-19 ini merupakan shock therapy untuk perusahaan. Sebab, sejumlah proyek mengalami kendala dalam pengembangan.

Baca Juga: Virus Corona Ancam Sektor Bisnis Properti, Gawat! Harga Rumah Naik

2. Sejumlah proyek hotel Dafam tertunda peresmiannya

Diterjang COVID-19, Peresmian Dua Proyek Hotel Dafam TertundaDok Himpunan Humas Hotel Yogyakarta

Kondisi itu dialami oleh entitas anak PT Dafam Hotel Management. Direktur Dafam Property, Andhy Irawan mengatakan, saat ini Dafam Property melalui entitas anaknya PT Dafam Hotel Management telah mengelola 25 hotel dan resort/ villa, dengan 2.554 kamar yang tersebar di 20 kota di Indonesia dengan didukung 307 karyawan profesional.

‘’Rencana kami memasuki tahun 2020, ada sejumlah proyek yang akan diresmikan. Namun, karena merebaknya COVID-19 upaya itu harus tertunda, seperti peresmian Teraskita Hotel Makassar yang dimanajemen Dafam. Semula akan diresmikan bulan Maret harus mundur menjadi September mendatang,’’ ungkapnya. 

Kemudian, lanjut dia, peresmian Grand Dafam Signature International Airport Yogyakarta yang semula diresmikan Oktober tahun ini harus ditunda hingga tahun 2021 mendatang. ‘’Namun, kami masih bersyukur proyek pengembangan masih berjalan,’’ imbuh Andhy. 

3. Dafam ubah strategi bisnis hadapi pandemik dan tatanan baru

Diterjang COVID-19, Peresmian Dua Proyek Hotel Dafam TertundaIlustrasi Milenial yang berada di Hotel di London, Inggris (IDN Times/Anata)

Kondisi itu mendorong perusahaan pengembang properti tersebut untuk berbenah dan merencanakan strategi baru dalam menghadapi tantangan di era tatanan baru. 

“Jika biasanya kami prospek pada pengembangan-pengembangan saja, tapi tahun ini kami akan fokus untuk berbenah secara internal. Jujur sebelumnya kami tidak pernah sefokus ini,” tutur Billy.

Pada masa pandemik dan era tatanan baru, Dafam Property akan menerapkan strategi yang sustainable supaya bisa bertahan hingga jangka panjang. Selain itu, juga senantiasa menerapkan strategi yang relevan dengan kondisi zaman.

4. Lakukan transformasi bisnis ke digitalisasi terutama dalam melayani customer

Diterjang COVID-19, Peresmian Dua Proyek Hotel Dafam TertundaMarketeers

‘’Kami akan bertransformasi bisnis ke digitalisasi. Pelayanan customer akan berubah dari semula bertatap muka menjadi secara online. Dalam waktu dekat akan kami kembangkan sistemnya agar customer properti bisa memantau proyeknya tanpa harus datang ke lokasi, tapi hanya dengan melihat dari telepon genggam,’’ jelasnya. 

Sementara itu, pada tahun 2019 lalu perusahaan yang bergerak di bidang pengembang properti itu menunjukkan tren positif.

Perseroan dengan kode saham DFAM tersebut berhasil membukukan pendapatan bersih senilai Rp157,03 miliar. Nilai tersebut meningkat 6,78 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya Rp147,07 miliar.

5. Bisnis properti Dafam bukukan laba Rp6,86 miliar di tahun 2019

Diterjang COVID-19, Peresmian Dua Proyek Hotel Dafam TertundaTraveloka.com

‘’Realisasi itu didorong oleh meningkatnya pendapatan dari segmen hotel, real estate, dan jasa manajemen perhotelan, khususnya yang beroperasi di wilayah Semarang, Cilacap, dan Pekalongan,’’ kata Billy.

Kemudian, pada segmen penyewaan dan lain-lain serta wilayah geografis Pekanbaru tercatat mengalami penurunan pendapatan dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, secara umum tetap menghasilkan kinerja yang positif. 

‘’Untuk laba bersih tahun berjalan ada peningkatan yang signifikan sebesar 425,04 persen atau Rp5,55 miliar, dari semula Rp1,31 miliar menjadi Rp6,86 miliar. Pencapaian ini sesuai dengan ekspektasi perseroan, mengingat kondisi perekonomian global dan nasional belum stabil,’’ tandasnya.

Baca Juga: Hadapi COVID-19, Bisnis Properti Ubah Pola Pemasaran ke Digital Marketing 

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya