6 Strategi Bank Indonesia Jateng Kembangkan Halal Value Chain 

Pondok pesantren jadi embrio

Semarang, IDN Times - Bank Indonesia (BI) Jawa Tengah terus memperkuat pemulihan ekonomi nasional pascapandemik. Salah satunya dengan mendorong transformasi ekonomi syariah di Indonesia, khususnya di Jawa Tengah.

1. Ada 6 strategi dari Bank Indonesia

6 Strategi Bank Indonesia Jateng Kembangkan Halal Value Chain (Ilustrasi ekonomi syariah) IDN Times/Helmi Shemi

Ada enam strategi utama yang ditempuh BI agar berhasil mengembangkan halal value chain (rantai pasok), yakni penguatan sektor pertanian terintegrasi, penguatan sektor industri pengolahan, penguatan sektor energi terbarukan, pengembangan sektor wisata halal, penguatan kelembagaan dan penguatan dukungan pemenuhan infrastruktur pendukung. 

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Rahmat Dwisaputra mengatakan, strategi itu diharapkan dapat memberikan daya ungkit bagi perkembangan halal value chain di Indonesia, sehingga prestasi Indonesia makin solid di tingkat global.

“Salah satu upaya kami dalam mencapai milestone pengembangan halal value chain ke depan adalah melalui peningkatan peran pondok pesantren. Pondok pesantren menjadi salah satu fokus utama pembentukan embrio halal value chain, sejalan dengan potensi sumber daya pondok pesantren yang relatif besar,” ungkapnya pada acara puncak Festival Jawa Tengah Syariah (FAJAR) di Hotel Tentrem Semarang, Rabu (31/8/2022).

Baca Juga: Geliat Aktivitas Wisata di Jateng Picu Kenaikan Konsumsi Pertalite hingga 28 Persen

2. Luncurkan aplikasi wisata halal Jasirah

6 Strategi Bank Indonesia Jateng Kembangkan Halal Value Chain Bank Indonesia Jawa Tengah menggelar puncak acara Festival Ekonomi Syariah (FAJAR) 2022 di Mal Tentrem Semarang, Rabu (31/8/2022). (dok. BI Jateng)

Untuk diketahui, sejak 2018 hingga Agustus 2022, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah telah membina sebanyak 31 pondok pesantren. Dari jumlah itu, potensi pondok pesantren digali lebih dalam sesuai dengan keunggulan kompetitif masing-masing, mulai dari aspek industri pengolahan makan minum, pertanian dan perkebunan, hingga industri kreatif.

Selanjutnya, pada pelaksanaan FAJAR 2022 kali ketiga tersebut, BI sengaja mengangkat tema “Memperkuat Halal Value Chain dalam Pengembangan Ekonomi Syariah di Jawa Tengah”. Alasannya, karena sejalan dengan peningkatan demand (permintaan) pasar produk barang dan jasa berlabel halal di Indonesia, sehingga perlu didukung oleh ekosistem halal value chain yang lebih kondusif.

“Kali ini kami juga meluncurkan aplikasi Jasirah (Jejak Wisata Sejarah) yang menyediakan informasi destinasi wisata berdasarkan sejarah Mataram Islam dan Mataram Hindu/Budha. Pengembangan aplikasi ini sebagai salah satu wujud perhatian terhadap pariwisata ramah Muslim, sehingga masyarakat menjadi lebih nyaman dalam hal experience berwisata,” jelasnya.

3. Ekonomi syariah jadi sumber pertumbuhan ekonomi baru

6 Strategi Bank Indonesia Jateng Kembangkan Halal Value Chain Ilustrasi ekonomi syariah. (forshei.org)

Sementara itu, pada acara puncak FAJAR yang dihadiri oleh Anggota Dewan Gubernur Bank Indonesia, Doni P Joewono dan Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, menyerahkan secara simbolis Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) kepada pondok pesantren. Mereka juga memberikan sertifikat jaminan halal kepada pelaku usaha dan nota kesepahaman (MoU) kerja sama pilot project model bisnis Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (HEBITREN).

Rahmat menjelaskan, melalui pelaksanaan Festival Jateng Syariah 2022 diharapkan makin memperkuat peningkatan linkage (kemitraan) pada program antarpelaku ekonomi syariah, baik dari sisi pemerintah, akademi, pelaku usaha hingga masyarakat umum, untuk mencapai momentum perkembangan ekonomi syariah nasional yang lebih optimal.

“Ini supaya ekonomi syariah bisa menjadi salah satu sumber pertumbuhan perekonomian baru di Indonesia,” tandasnya.

Baca Juga: Program Bank Indonesia Jateng SIAP QRIS Rambah Mal Modern di Semarang

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya