Konsumsi Pangan Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 di Jateng Naik 5 persen

Komoditi pangan di Jawa Tengah surplus

Semarang, IDN Times - Sejumlah komoditi pangan di Jawa Tengah mengalami surplus menjelang akhit tahun 2019. Peningkatan kebutuhan atau konsumsi pangan diprediksi bakal mengalami peningkatan sebesar lima persen saat Natal dan Tahun Baru, selama 10 hari.

Baca Juga: Konsumsi Pangan Pengaruhi Tingkat Stunting, Ini Sebabnya

1. Semua komoditi pangan surplus

Konsumsi Pangan Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 di Jateng Naik 5 persenfishcomefromthesky.com

Komoditi pangan menjelang berakhirnya tahun 2019 mengalami surplus. Diantaranya beras, jagung, daging, dan telur. Adapun terdapat komoditi pangan yang minus, yaitu kedelai.

Beras mengalami surplus sebanyak 3,6 juta ton. Padahal tingkat konsumsi beras di Jawa Tengah mencapai 3,2 juta ton per tahun atau 94 kilogram per kapita. Kemampuan produksi beras di Jawa Tengah sendiri mencapai 6,9 juta ton.

"Beras surplus dan bisa menjadi penyangga beras nasional. Aman, bisa memasok daerah lain juga," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan Jateng, Agus Suryanto di Semarang, Selasa (3/12).

2. Kedelai alami desifit

Konsumsi Pangan Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 di Jateng Naik 5 persengarlicandzest.com

Meskipun kedelai mengalami minus atau defisit 200 ton, tak akan mempengaruhi surplus komoditi pangan lain.

Adapun untuk daging, Jawa Tengah dikenal sebagai penyangga kebutuhan daging ke Jabodetabek. Suplai daging mencapai 70 ribu ekor per tahun.

"Dalam satu tahun kita memiliki sapi potong sebanyak 1,6 juta ekor, kambing ada 4 juta dan domba 2 juta ekor," imbuh Agus.

3. Keberhasilan surplus dari tiga langkah

Konsumsi Pangan Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 di Jateng Naik 5 persenANTARA FOTO/Oky Lukmansyah

Ada tiga upaya keberhasilan Jawa Tengah agar tetap bisa mempertahankan surplus beberapa komoditi pangan tersebut. Beberapa di antaranya adalah sukses dalam upaya intensifikasi pertanian, diversifikasi pertanian, dan diversifikasi pertanian.

"Di tengah maraknya penyusutan lahan pertanian, tetap masih bisa meningkatkan produktivitas intensifikasi pertanian. Juga memberikan bibit-bibit bermutu dan bantuan-bantuan untuk memacu produktivitas," ungkap Agus.

Kesuksesan tersebut juga didorong adanya optimalisasi lahan pekarangan menjadi aset pangan yang bisa diintensifkan oleh masyarakat.

4. Antisipasi harga dan lonjakan permintaan jadi perhatian

Konsumsi Pangan Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 di Jateng Naik 5 persenIDN Times/Debbie Sutrisno

Saat ini di Jawa Tengah terdapat 200 lembaga usaha pangan masyarakat dan 850 toko tani, sebagai langkah untuk mengantisipasi adanya kenaikan harga dan lonjakan permintaan menjelang Natal dan Tahun Baru.

"Sebagai contoh, jika harga beras di toko mencapai Rp 9.500, di toko tani harga beras hanya Rp 8.800. Antisipasi kenaikan harga akan dilakukan operasi pasar. Untuk lonjakan permintaan akan diperbanyak distribusi ke seluruh daerah," jelas Agus.

Ia menambahkan bakal mengantisipasi pihak-pihak nakal yang menerapkan harga stabil namun dengan kualitas yang lebih rendah, agar mendapatkan keuntungan yang sangat besar saat Natal dan Tahun Baru.

Baca Juga: Jelang Libur Natal dan Tahun Baru, Inflasi Diprediksi Terus Melambung

Topik:

  • Dhana Kencana
  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya