Kredit dan DPK Jateng Lampaui Angka Nasional, LDR Capai 97,47 persen

Jumlahnya mengalami peningkatan

Semarang, IDN Times - Kinerja industri perbankan di Jawa Tengah mengalami kenaikan dari sisi aset, kredit, dan dana pihak ketiga (DPK). Mengacu data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional 3 Jawa Tengah dan DI Yogyakarta yang disampaikan pada Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan di Semarang, Selasa (11/2), selama 2019, jumlah Loan to Deposit Ratio (LDR) mencapai 97,47 persen.

Baca Juga: OJK Catat Penyaluran Kredit Perbankan Tahun Lalu Melambat

1. Kredit di Jawa Tengah tumbuh positif

Kredit dan DPK Jateng Lampaui Angka Nasional, LDR Capai 97,47 persenKegiatan perbankan. Dok. Bank BRI

LDR adalah rasio antara besarnya seluruh volume kredit yang disalurkan oleh bank dan jumlah penerimaan dana dari berbagai sumber. Angka LDR tersebut lebih tinggi dibandingkan nasional yang mencapai 93,64 persen.

Selama 2019, kredit di Jawa Tengah tumbuh 7,05 persen atau sekitar Rp297 triliun. Sedangkan dana pihak ketiga (DPK) mencapai 6,99 persen atau Rp305 triliun. Untuk aset juga mengalami pertumbuhan mencapai 4,43 persen atau senilai Rp399 triliun.

Pertumbuhan kredit dan DPK di Jawa Tengah melebihi angka nasional yang juga tumbuh, masing-masing sebesar 6,08 persen dan 6,54 persen.

2. Angka penyaluran KUR di Jawa Tengah terbesar di Indonesia

Kredit dan DPK Jateng Lampaui Angka Nasional, LDR Capai 97,47 persenPelaku UMKM di Jawa Tengah. IDN Times/Dhana Kencana

Untuk penyaluran kredit, Jawa Tengah menjadi provinsi penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) terbesar di Indonesia. Angkanya selama 2019 mencapai Rp82,9 triliun atau naik 42, 35 persen.

Torehan itu lebih tinggi dari provinsi lain, seperti Jawa Timur (Rp78,6 triliun) dan Jawa Barat (Rp59,8 triliun).

3. Permodalan BPR mengalami peningkatan

Kredit dan DPK Jateng Lampaui Angka Nasional, LDR Capai 97,47 persenIlustrasi kegiatan inklusi keuangan ibu rumah tangga. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra

Penguatan permodalan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Jawa Tengah dan DIY cukup menggembirakan. Jumlah BPR dengan modal inti di bawah Rp3 miliar menurun dari 60 BPR pada 2018 dan menjadi 10 BPR pada akhir tahun 2019.

Adapun jumlah BPR dengan modal inti di atas Rp6 miliar meningkat sebanyak 30 BPR. Rinciannya yakni 218 BPR pada 2018 menjadi 248 BPR pada 2019.

Baca Juga: Larangan Penggunaan Minyak Goreng Curah Sumbang Inflasi di Jawa Tengah

Topik:

  • Dhana Kencana
  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya