5 Fakta Ilmiah dari Proses Terbentuknya Gunung Berapi

- Gunung berapi terbentuk di perbatasan lempeng tektonik, di zona subduksi atau divergen.
- Magma panas dan tekanan tinggi dari mantel bumi memicu letusan gunung berapi.
- Proses vulkanik menciptakan lanskap baru seperti pulau, danau vulkanik, serta mengubah topografi sekitar.
Gunung berapi merupakan salah satu fenomena alam yang paling menarik dan juga sangat mengesankan di muka Bumi. Hal tersebut karena proses terbentuknya justru melibatkan berbagai kekuatan geologi yang sangat besar, sehingga kerap kali disebut sebagai kunci dalam pembentukan daratan ekosistem yang ada di sekitar hingga perubahan iklim yang terjadi.
Melalui berbagai penelitian ilmiah yang ada, para ahli berusaha memahami bagaimana gunung berapi bisa terbentuk, termasuk pula dari aktivitas yang ada di bawah permukaan Bumi. Oleh sebab itu, simaklah beberapa fakta ilmiah berikut ini yang akan menjelaskan proses terbentuknya gunung berapi yang bisa kamu jumpai saat ini.
1. Gunung berapi terbentuk di zona tektonik aktif

Gunung berapi biasanya terbentuk di area perbatasan lempeng tektonik, yaitu tempat di mana lempeng-lempeng Bumi bertemu, bergerak, menjauh, hingga bertabrakan di zona subduksi. Biasanya lempeng samudra masuk ke bawah bagian lempeng benua, sehingga magma pun naik ke arah permukaan dan pada akhirnya membentuk gunung berapi.
Hal sebaliknya justru terjadi di zona divergen, seperti misalnya Mid Atlantic Ridge, yaitu bagian lempeng yang dapat menjauh dan menciptakan. Celah yang memungkinkan magma tersebut naik ke permukaan proses tersebut menunjukkan bahwa aktivitas gunung berapi sangat erat kaitannya dengan dinamika lempeng tektonik yang ada di Bumi.
2. Magma mencair karena adanya panas dan tekanan tinggi

Magma merupakan material cair panas yang sering menjadi sumber letusan dari gunung berapi dan biasanya terbentuk jauh di dalam mantel bumi. Suhu ekstrem yang bisa mencapai hingga ribuan derajat Celcius dan juga tekanan yang sangat tinggi ternyata dapat menyebabkan batuan yang terdapat di dalam mantel Bumi pun jadi mencair.
Pada saat tekanan berkurang, seperti misalnya di zona retakan lempeng, maka magma tersebut dapat naik ke permukaan. Proses tersebut kerap disebut dengan dekompresi, yaitu pencairan yang merupakan salah satu alasan mengapa magma bisa terbentuk sebelum mencapai gunung berapi.
3. Gunung berapi bisa terbentuk di titik panas

Nyatanya tidak semua gunung berapi bisa terbentuk di area perbatasan lempeng tektonik. Hal ini karena ada beberapa gunung berapi yang justru terbentuk di titik panas, yaitu area yang biasanya dipenuhi dengan berbagai aktivitas panas tinggi di dalam mantel bumi, sehingga bisa memunculkan magma ke arah permukaan.
Contoh yang paling terkenal adalah kepulauan Hawaii, sebab terbentuk dari aktivitas vulkanik yang ada pada titik panas. Hal yang paling unik adalah lempeng tektonik tersebut bergerak di atas bagian titik panas, sehingga menciptakan adanya serangkaian gunung berapi yang berbaris seperti rantai.
4. Lapisan magma dan lava membentuk bisa struktur gunung berapi

Gunung berapi ternyata bisa tumbuh dari berbagai lapisan magma yang mengeras, sehingga pada akhirnya berubah menjadi lava. Setelah letusan lava tersebut bisa mengalir membentuk lapisan demi lapisan, sehingga seiring berjalannya waktu justru menciptakan struktur khas dari gunung berapi.
Nyatanya berbagai tipe lava bisa memengaruhi bentuk gunung berapi, sehingga tidak akan sama salah satu. contohnya jika lava kental, maka akan menghasilkan gunung berapi stratovolcano dengan bagian puncak yang tampak curam. Sementara untuk lava cair justru menghasilkan gunung berapi perisai dengan bagian lereng yang terlihat lebih landai. Proses tersebut dapat membuat variasi dari berbagai gunung berapi yang ada di seluruh dunia.
5. Proses vulkanik menciptakan adanya landskap baru

Proses vulkanik ternyata bukan hanya akan menciptakan gunung, namun juga bisa menciptakan lanskap baru, seperti daratan baru yang ada di laut kawah hingga danau vulkanik. Pada saat gunung berapi mengalami letusan, maka materialnya seperti lahar abu vulkanik hingga lava bisa mengubah tampilan topografi yang ada di sekitar.
Ada beberapa kasus justru letusan gunung berapi di bawah laut bisa membentuk adanya pulau baru, seperti yang terjadi di Kepulauan Tonga. Proses tersebut menunjukkan bahwa gunung berapi ternyata memiliki peran yang sangat besar dalam membentuk bagian wajah Bumi selama periode jutaan tahun lamanya.
Proses terbentuknya gunung berapi ternyata merupakan hasil dari berbagai aktivitas geologi yang cukup kompleks, mulai dari aliran magma hingga dinamika lempeng tektonik. Gunung berapi bukan hanya menjadi saksi dari kekuatan alam, namun juga memiliki peran penting dalam proses pembentukan ekosistem dan lanskap bumi. Penting sekali untuk memahami proses tersebut agar bisa menghargai keindahan, sekaligus potensi bahaya dari gunung berapi!