Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Dari ICE ke EV: Adaptasi Pelumas Siap Hadapi Perubahan Besar!

Aktivitas produksi pelumas di pabrik Unit Produksi Jakarta (PUJ) PT Pertamina Lubricant di Jakarta, Kamis (13/6/2024). (IDN Times/Dhana Kencana)
Intinya sih...
  • Industri otomotif global mengalami revolusi besar-besaran menuju kendaraan listrik sebagai respons terhadap krisis iklim dan kebutuhan mengurangi emisi gas rumah kaca.
  • Pemerintah Indonesia menetapkan target 15 juta unit kendaraan listrik beredar di tahun 2030, menciptakan tantangan bagi industri pelumas dalam adaptasi terhadap era kendaraan listrik.
  • Pertamina Lubricants melakukan diversifikasi portofolio produk dan mengembangkan pelumas khusus untuk ekosistem kendaraan listrik, serta memperkuat kerja sama dengan institusi penelitian untuk inovasi produk pelumas.

Industri otomotif Global sedang mengalami revolusi besar-besaran. Dalam lima tahun terakhir, dunia menyaksikan pergeseran signifikan menuju kendaraan listrik (Electric Vehicle atau EV) sebagai respons terhadap krisis iklim dan kebutuhan mendesak untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Indonesia, sebagai salah satu pasar otomotif terbesar di Asia Tenggara, tidak luput dari tren tersebut.

Pemerintah Indonesia telah menetapkan target ambisius, yakni 15 juta unit kendaraan listrik beredar di jalan-jalan Tanah Air pada tahun 2030. Target itu merupakan bagian dari upaya nasional untuk mengurangi emisi karbon dan mendukung agenda dekarbonisasi Global. Namun, di balik optimisme tersebut, tersembunyi tantangan besar bagi industri pendukung otomotif, khususnya sektor pelumas.

Pelumas di Era Kendaraan Listrik: Masih Relevankah?

Manager Production Unit Jakarta (PUJ) Pertamina Lubricants, Dody Arief Aditya. (IDN Times/Dhana Kencana)

Pertanyaan itu menjadi fokus utama bagi PT Pertamina Lubricants (PTPL), anak perusahaan Pertamina Patra Niaga yang memimpin pasar pelumas di Indonesia dengan market share 35 persen. Sebagai produsen pelumas terkemuka, Pertamina Lubricants kini menghadapi dilema: bagaimana beradaptasi dengan era kendaraan listrik yang tidak lagi membutuhkan pelumas mesin konvensional?

Manager Production Unit Jakarta (PUJ) Pertamina Lubricants, Dody Arief Aditya menegaskan, pelumas masih akan memainkan peran penting dalam beberapa tahun ke depan, baik di sektor otomotif maupun industri.

"Kami melihat hingga beberapa tahun ke depan, pelumas masih akan digunakan, baik di segmen otomotif maupun di industri. Hal itu merupakan bagian dari target kami untuk tetap tumbuh," ujarnya pada Kamis (13/6/2024).

Optimisme itu didukung oleh data terkini. Menurut Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) hingga Agustus 2024, penjualan mobil listrik di Indonesia mencapai 560.619 unit atau sekitar 4,11 persen terhadap total penjualan (wholesales) mobil nasional. Angka itu menunjukkan bahwa transisi menuju kendaraan listrik di Indonesia masih berada pada tahap awal sehingga memberikan waktu bagi industri pelumas untuk beradaptasi.

Kinerja kendaraan listrik berbeda dibandingkan dengan kendaraan bermesin pembakaran dalam atau internal combustion engine (ICE). Jika dalam mesin konvensional, pelumas memiliki peran yang sangat penting, yaitu melumasi mesin, sehingga mengurangi gesekan antar komponen logam, dan membantu mengurangi panas yang dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar. 

Untuk di Kendaraan listrik, tidak membutuhkan proses pembakaran yang menghasilkan panas yang sama atau gesekan internal sebanyak kendaraan ICE. Laporan McKinsey berjudul Impact of Electric Vehicles on Lubricants Demands menyatakan, akan terjadi penurunan volume pelumas otomotif seiring dengan meningkatnya adopsi kendaraan listrik (EV) karena unit tersebut memerlukan 50–70 persen lebih sedikit pelumas dibandingkan kendaraan ICE.

Meski kendaraan listrik tidak memerlukan pelumas mesin konvensional, bukan berarti unit-unit tersebut sama sekali tidak membutuhkan pelumas. Komponen seperti motor listrik, gearbox, dan sistem pendingin pada EV tetap memerlukan pelumas khusus yang dapat menangani kondisi operasional yang unik, seperti kecepatan tinggi dan suhu ekstrem.

Kunci Bertahan di Era Disrupsi

Aktivitas produksi pelumas di pabrik Unit Produksi Jakarta (PUJ) PT Pertamina Lubricant di Jakarta, Kamis (13/6/2024). (IDN Times/Dhana Kencana)

Menyadari hal itu, Pertamina Lubricants telah mengambil langkah proaktif dengan mulai melakukan diversifikasi portofolio produk dan mengembangkan pelumas khusus untuk ekosistem kendaraan listrik. Salah satu inovasi yang sudah dilakukan adalah meluncurkan Spreeze Pertamina, sebuah produk specialty chemical yang berfungsi untuk perawatan berbagai komponen kendaraan, termasuk EV.

"Untuk pelumas, karena kebutuhan ekosistem EV berbeda, yang dilakukan Pertamina Lubricants adalah bermitra dengan partner-partner kita di bidang teknologi untuk menciptakan fluida-fluida untuk ekosistem EV," jelas Dody.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, Pertamina Lubricants memahami, inovasi tidak bisa dilakukan sendirian. Pihaknya telah mengintensifkan kerja sama dengan berbagai institusi penelitian, baik di dalam maupun luar negeri. Tujuannya jelas: mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana pelumas dapat diadaptasi untuk memenuhi kebutuhan spesifik kendaraan listrik.

Menghapus Miskonsepsi

Produk pelumas enduro siap dipasarkan usai diproduksi di pabrik Unit Produksi Jakarta (PUJ) PT Pertamina Lubricant di Jakarta, Kamis (13/6/2024). (IDN Times/Dhana Kencana)

Jalan menuju inovasi itu tidak mudah. Salah satu tantangan utama adalah kurangnya regulasi dan standar Global yang mengatur pelumas untuk kendaraan listrik. Hal itu memaksa Pertamina Lubricants untuk melakukan pengujian dan eksperimen mandiri untuk memastikan bahwa produk mereka tidak hanya memenuhi kebutuhan teknis EV, tetapi juga aman dan efisien.

Tantangan lain yang dihadapi industri pelumas di era EV adalah persepsi konsumen. Banyak yang beranggapan jika kendaraan listrik sama sekali tidak membutuhkan pelumas. Hal tersebut menjadi tugas bersama bagi produsen pelumas untuk mengedukasi pasar tentang peran penting pelumas dalam menjaga kinerja optimal kendaraan listrik.

Dody menyebutkan, Pertamina Lubricants, sebagai pemimpin pasar, memiliki tanggung jawab besar dalam upaya edukasi tersebut. Perusahaan plat merah itu tidak hanya harus berinovasi dalam produk, tetapi juga dalam strategi komunikasi dan pemasaran untuk menjangkau konsumen dengan informasi yang akurat dan relevan.

Suasana pabrik Unit Produksi Jakarta (PUJ) PT Pertamina Lubricant di Jakarta, Kamis (13/6/2024). (IDN Times/Dhana Kencana)

Meskipun menghadapi berbagai tantangan, masa depan industri pelumas di era kendaraan listrik tidak suram. Justru sebaliknya, era tersebut membuka peluang baru bagi inovasi dan pertumbuhan. 

Permintaan pelumas khusus untuk EV diperkirakan akan meningkat siginifikan karena membutuhkan pelumas yang bersifat dielektrik dan termal yang lebih baik untuk mendukung komponen kendaraan listrik. 

Menurut laporan terbaru tahun 2024 dari Grand View Research, pasar Global untuk pelumas kendaraan listrik diproyeksikan akan mencapai nilai $4.028,7 juta pada tahun 2030, dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (Compound Annual Growth Rate atau CAGR) sebesar 28,6 persen dari 2024—2030.

Di Indonesia sendiri, meskipun penetrasi kendaraan listrik masih rendah, pemerintah terus mendorong adopsi EV melalui berbagai insentif dan kebijakan. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan sebanyak 15 juta kendaraan listrik, dengan rincian 2 juta unit mobil listrik dan 13 juta unit motor listrik beredar di Indonesia di tahun 2030. Target itu memberikan gambaran jelas tentang potensi pasar yang besar bagi pelumas khusus EV di masa depan.

Pertamina Lubricants, dengan pengalaman panjang dan keunggulan teknologi yang dimiliki, berpotensi tidak hanya bertahan, tetapi juga menjadi pemain kunci dalam ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Kuncinya ada pada kecepatan beradaptasi dan keberanian berinovasi melampaui zona nyaman bisnis konvensional.

Transisi menuju kendaraan listrik menjadi sebuah keniscayaan, namun prosesnya akan berlangsung bertahap. Situasi itu memberikan waktu bagi industri pelumas untuk beradaptasi dan bertransformasi.

Harapannya, dalam beberapa tahun ke depan, dengan meningkatnya penggunaan kendaraan listrik, inovasi dalam produk pelumas akan terus berkembang, membawa industri otomotif ke masa depan yang lebih hijau dan efisien. Pertamina Lubricants, dengan pendekatan proaktifnya, akan tetap menjadi salah satu pemain kunci dalam evolusi tersebut.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dhana Kencana
EditorDhana Kencana
Follow Us