Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

PT Sritex Dinyatakan Pailit, Ribuan Karyawan Terdampak

PT Rejeki Isman Tbk atau Sritex (Instagram Sritex)
Intinya sih...
  • PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga Kota Semarang.
  • Gugatan pembatalan perdamaian PKPU diajukan oleh PT Indo Bharat Rayon karena Sritex gagal memenuhi kewajiban pembayaran utang restrukturisasi sebesar $344 juta.
  • Keputusan pailit Sritex berdampak pada ribuan karyawan dan industri tekstil nasional, serta perusahaan sedang merencanakan reorganisasi internal dan restrukturisasi keuangan.

Semarang, IDN Times – Pengadilan Niaga Kota Semarang resmi menyatakan PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex), salah satu perusahaan tekstil terbesar di Indonesia, dalam keadaan pailit. Keputusan itu merupakan dampak dari gugatan kreditur PT Indo Bharat Rayon yang mengajukan pembatalan perdamaian dalam proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) yang sebelumnya telah disepakati pada Januari 2022.

1. Latar belakang pailitnya Sritex

Pabrik Sritex (Instagram Sritex)

Putusan pailit yang dikeluarkan oleh Pengadilan Niaga itu muncul setelah Sritex menghadapi berbagai tantangan finansial yang semakin memperburuk kondisi perusahaan. Meskipun Sritex sempat mencapai kesepakatan damai dengan mayoritas krediturnya, salah satu kreditur, PT Indo Bharat Rayon, mengajukan gugatan baru.

Gugatan itu dilayangkan dengan alasan Sritex gagal memenuhi kewajiban pembayaran utang yang telah disepakati dalam restrukturisasi utang sebesar $344 juta menjadi Unsecured Term Loan berjangka waktu 12 tahun.

Juru Bicara Pengadilan Niaga Kota Semarang, Haruno Patriadi, mengonfirmasi keputusan tersebut.

"Majelis Hakim yang dipimpin Hakim Ketua Muhammad Anshar Majid memutuskan untuk mengabulkan permohonan PT Indo Bharat Rayon dan membatalkan rencana perdamaian PKPU yang disepakati pada Januari 2022," ujarnya dilansir Antara, Rabu (23/10/2024).

2. Dampak terhadap Sritex dan industri tekstil

Pabrik Sritex di Sidoarjo (Instagram Sritex)

Keputusan pailit tersebut berdampak besar tidak hanya bagi Sritex tetapi juga bagi ribuan karyawan dan sektor tekstil nasional. Dengan status pailit, kurator akan ditunjuk untuk mengatur langkah-langkah lebih lanjut, termasuk rapat dengan para kreditur untuk menyelesaikan permasalahan keuangan perusahaan.

Sritex, yang telah lama menjadi pemain penting dalam industri tekstil Indonesia, kini menghadapi tantangan berat.

Ribuan karyawan yang tergabung di bawah perusahaan induk dan anak perusahaannya berpotensi terdampak secara langsung akibat keputusan tersebut. Selain itu, langkah hukum itu juga bisa memberikan sinyal negatif bagi industri tekstil secara keseluruhan, terutama di tengah persaingan ketat dan kondisi ekonomi global yang fluktuatif.

3. Terdampak pandemik COVID-19

Sritex (Instagram Sritex)

Direktur Utama Sritex, Iwan Kurniawan Lukminto, menyadari dampak besar dari keputusan itu. Dalam pernyataannya, ia mengakui bahwa perusahaan memang sempat berada di ambang kebangkrutan, tetapi menegaskan bahwa kondisi Sritex sudah mulai mengalami perbaikan.

"Kami terus berupaya bangkit meskipun menghadapi tekanan dari berbagai pihak, termasuk dari pandemi COVID-19 yang secara signifikan menurunkan permintaan global di industri tekstil," jelasnya.

Menurut Iwan, salah satu penyebab utama penurunan kinerja Sritex adalah pandemik COVID-19 yang menghantam rantai pasokan Global dan meningkatkan persaingan di pasar tekstil internasional. Ia juga menegaskan, perusahaan masih memiliki potensi untuk bangkit kembali melalui langkah-langkah strategis yang telah disusun.

Untuk menghadapi situasi pailit itu, Sritex berencana mengambil sejumlah langkah penting untuk menjaga kelangsungan perusahaan. Beberapa langkah tersebut mencakup reorganisasi internal untuk meningkatkan efisiensi, serta upaya restrukturisasi keuangan yang lebih menyeluruh. Perusahaan juga sedang menyusun strategi baru untuk memperbaiki operasional dan mengurangi biaya yang tidak perlu.

"Sritex sedang berusaha keras untuk memastikan bahwa kami bisa terus beroperasi dan mempertahankan tenaga kerja yang ada. Kami akan melakukan konsolidasi internal dan terus bekerja sama dengan para kreditur untuk menemukan solusi terbaik," lanjut Iwan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dhana Kencana
EditorDhana Kencana
Follow Us