Sopir Truk Mogok, Peternak Unggas Jateng Sambat Pengiriman Bahan Pakan Tersendat

- Distribusi bahan baku pakan ternak terganggu
- Peternak unggas butuh pasokan jagung, konsentrat dan bekatul ratusan ton
- Peternak: Bisa mati ayam kita
Semarang, IDN Times - Ribuan peternak unggas yang tergabung dalam Asosiasi Pinsar Petelur Nasional Jawa Tengah mengaku proses pengiriman bahan baku pakan ternak unggas dari sejumlah daerah terhambat akibat aksi mogok kerja yang dilakukan para sopir truk. Seperti diketahui beberapa hari terakhir muncul aksi mogok massal sopir truk yang memprotes peraturan over dimensi dan over loading (ODOL).
1. Distribusi bahan baku pakan ternak terganggu

Ketua Asosiasi Pinsar Petelur Nasional Kendal, Suwardi mengatakan distribusi bahan baku pakan ternak unggas selama ini mengandalkan moda transportasi truk karena bisa membawa muatan yang banyak.
Namun sejak aksi mogok kerja sopir truk, tercatat tiga hari terakhir distribusi bahan baku pakan menjadi terganggu.
"Mogok massal ODOL sangat berdampak kepada kami. Karena kami terkendala pengiriman telur dan unggas. Kami juga terkendala distribusi pasokan bahan baku pakan. Dampaknya benar-benar terasa tiga hari terakhir," akunya saat berbincang dengan IDN Times, Minggu (22/6/2025).
2. Peternak unggas butuh pasokan jagung, konsentrat dan bekatul ratusan ton

Pihaknya mengungkapkan saban hari membutuhkan pasokan jagung sebanyak 400 ton. Selain itu, pihaknya juga membutuhkan pasokan ratusan ton bekatul dan 200 ton konsentrat untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak unggas di tiap sentra peternakan.
Tak cuma itu saja, untuk proses penjualan telur dan ayam hidup juga terhambat dengan adanya aksi mogok massal sopir truk. Padahal pihaknya perlu menjual 300 ton telur saban hari ke Cirebon, Kuningan, Indramayu dan sebagian wilayah Jabar.
"Akhir-akhir ini cari mobil (angkutan logistik) susah sekali. Soalnya kita kan perlu melakukan pengambilan jagung ke Tuban dan Bojonegoro. Terus juga pengambilan bekatul dari wilayah Grobogan, Pati, Indramayu. Belum lagi juga rutinitas mengirim telur ke Jabar juga terkendala. Karena ada aksi demo ODOL bikin kita ndak bisa kirim," ujar Ketua Koperasi Peternak Unggas Sejahtera Kendal tersebut.
3. Peternak: Bisa mati ayam kita

Untuk sementara ini terdapat lebih dari 1.700 peternak unggas yang hanya bisa mengandalkan stok bahan pakan selama tiga hari. Ia khawatir apabila aksi mogok massal sopir truk tak selesai, maka membuat ternak unggas di kandang akan cepat mati.
"Maka jangan lama-lama pemogokan ini. Karena bisa mati ayam-ayam kita. Kita cuma punya stok pakan tiga hari. Ya kalau kondisinya normal kita bisa nyetok pakan sampai seminggu," ungkapnya.
4. Peternak unggas kirim surat ke Kemenko Pangan dan Kemenko Infra

Lebih rinci lagi pihaknya kini telah melayangkan surat kepada Kemenko Pangan dan Kemenko Infrastruktur Pembangunan Kewilayahan (Kemenko Infra) untuk melonggarkan aturan bagi angkutan muatan logistik bahan pokok penting (bapokting).
Surat permintaan kelonggaran aturan juga ditembuskan ke Komisi V DPR RI supaya mereka bersama-sama mencari solusi menghadapi aturan ODOL.
"Sudah saya kirim surat ke Kemenko Pangan, Kemenko Infrastruktur Pembangunan dan Komisi V DPR RI. Tujuannya buat permintaan kelonggaran bapokting. Jadi biar ada sedikit kelonggaran. Biar tetap bisa angkut bapokting, tidak terkena ODOL," kata Suwardi.
5. Ketar-ketir harga pakan naik

Jika aksi mogok massal sopir truk tidak dicarikan solusi secepatnya maka beresiko menimbulkan kenaikan harga bahan baku pakan ternak seperti yang terjadi di Jabodetabek. "Yang terasa efeknya sekarang di Jabodetabek yang harga pakan merangkak naik," paparnya.