Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

24,2 persen Warga Jabodetabek dan Kalimantan akan Mudik ke Jawa Tengah

Ilustrasi pemudik.(ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

Semarang, IDN Times - Menjelang momentum bulan Ramadan, sejumlah warga dari Jabodetabek dan Kalimantan mulai pulang kampung ke Jawa Tengah. Saat ini, paling tidak ada 7 persen warga yang memutuskan mudik ke Jateng lantaran minimnya penghasilan yang diperoleh selama ada pandemi virus Corona (COVID-19) di tempat-tempat tersebut.

1. Warga Jabodetabek dan Kalimantan memilih mudik akibat WFH

Ilustrasi bus sedang beroperasi di terminal (IDN Times/Wildan Ibnu)

Pakar Transportasi dari Unika Soegijapranata Semarang, Djoko Setijowarno mengungkapkan dari kajian yang ia lakukan bersama Balitbang Kementerian Perhubungan, para pemudik mulai menyerbu Jawa Tengah karena mayoritas telah terkena dampak work from home (WFH) di masing-masing perusahaannya.

"Dari 7 persen warga Jabodetabek dan Kalimantan yang pulang ke Jateng, 28,9 persen alasannya kena WFH. Lalu ada juga 28 persen ingin menghindari penularan di tempat kerja atau lokasi belajar mereka. Minimnya pendapatan membuat mereka putuskan pulang kampung," kata Djoko kepada IDN Times, Senin (20/4).

Selanjutnya, kata Djoko, ada juga 15,5 persen warga yang beralasan pilih mudik agar bisa melakukan e-learning, 6,9 persen terkena penutupan tempat kerja dan ada alasan lainnya sekitar 20,7 persen.

2. Ada 24,2 persen warga mengincar mudik ke Jateng

Ilustrasi. ANTARA FOTO/Septianda Perdana

Lebih jauh, ia mengatakan Jawa Tengah saat ini menjadi tujuan utama para pemudik yang berasal Jabodetabek dan Kalimantan. Prosentase pemudik yang akan masuk Jateng selama bulan Ramadan diperkirakan mencapai 24,2 persen.

Pemudik yang mengincar wilayah Jawa Timur sebesar 23,8 persen, pemudik ke Jawa Barat sebesar 12,7 persen dan sisanya 33 persen ke daerah lainnya di Indonesia.

"Tapi kita perkirakan arus mudik tahun ini akan turun 20-30 persen karena banyak daerah yang kena dampak penularan virus Corona," ujar Djoko.

Lebih lanjut lagi, ia menekankan nantinya akan ada banyak pemudik yang memakai mobil pribadi yakni sekitar 23,9 persen, yang naik motor sebesar 22,6 persen, yang naik pesawat terbang 17,7 persen, kereta api 14,6 persen, naik bus 10,1 persen dan kapal laut 1,1 persen.

3. Puncak mudik akan terjadi H-3 Lebaran 2020

Ilustrasi Bersalaman Lebaran (IDN Times/Sukma Shakti)

Menurutnya momentum puncak arus mudik Lebaran 2020 bakal terjadi pada tiga hari sebelum Lebaran dan arus balik akan mencapai puncaknya pada tujuh hari usai Lebaran.

"Tapi ada juga yang membatalkan mudiknya. Kita sempat menyurvei dan menemukan 56 persen yang tidak mudik karena khawatir keluarganya tertular COVID-19. Mereka akhirnya ikut imbauan pemerintah untuk tidak Lebaran. Akhirnya ikut anjuran pemerintah, memutuskan silaturahmi via telepon, SMS, dan media sosial," imbuhnya.

4. Pemda wajib menutup akses jalan masuk luar kota

IDN Times/Debbie Sutrisno

Pihaknya pun mengimbau kepada pemerintah daerah untuk menutup total lokasi wisatanya dan menutup akses jalan masuk luar kota. Ia mendesak agar operasional angkutan umum turut dihentikan secepatnya.

"Yang penting para orang tua minimal minta ke anaknya yang di perantauan supaya meminta untuk tidak mudik. Ada baiknya juga stasiun televisi mengemas acara yang menarik supaya dapat mendukungnya stay at home," pungkasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fariz Fardianto
Dhana Kencana
Fariz Fardianto
EditorFariz Fardianto
Follow Us