Dinas dari Jakarta, 2 Kepala SMP di Semarang Meninggal Kena COVID-19

Semarang, IDN Times - Kabar duka datang dari dunia pendidikan Kota Semarang. Dua orang kepala sekolah SMP Negeri meninggal dunia karena COVID-19 sepulang kegiatan dinas dari Jakarta.
1. Para alumni menyampaikan bela sungkawa atas meninggalnya guru mereka
Kabar itu diketahui dari unggahan pemilik akun Facebook, Johanes Christiono yang ditandakan ke group Media Informasi Kota Semarang (MIK Semar), Sabtu (5/12/2020). Dalam unggahan tersebut disampaikan Kepala SMP 34 dan SMP 4 Semarang meninggal dunia. Mereka meninggal setelah pulang dari kegiatan dinas di Jakarta.
Ratusan warganet mengucapkan turut berbela sungkawa atas meninggalnya dua pahlawan tanpa tanda jasa itu. Mereka mengungkapkan kesedihan dan kenangan selama menjadi siswa dari dua guru tersebut.
Ïnnalillahi wa inna ilaihi rojiuun. Semoga almarhum husnul khotimah. Beliau guru saya di SMP 37 dulu,’’ ungkap salah satu warganet, Rahmat Nugroho yang merupakan mantan siswa dari Kepala SMP 34 itu.
Baca Juga: 10 Guru SD dan SMP di Semarang Kena COVID-19, Disdik: Sembuh Sendiri
2. Dinas Pendidikan menceritakan kronologi kejadian kepala SMP yang dinas ke Jakarta
Warganet lain, Meyta Dyah Ayundari juga mengungkapkan kesedihan dengan berkomentar, ‘’Pak Guru Matematika-ku,’’ tuturnya dan langsung disambut dengan siswa lain alumni SMP 37 dimana Mukayat pernah mengajar di sana. ‘’Guru favoritku,’’ imbuh Ponco Haryadi.
Saat dikonfirmasi IDN Times, Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, Gunawan Saptogiri membenarkan bahwa dua orang kepala sekolah SMP di Semarang telah berpulang. Dia mengungkapkan, sebelum meninggal dunia mereka sempat pergi dinas ke luar kota menghadiri undangan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud).
‘’Mereka diundang Kemdikbud ke Jakarta dalam program kemitraan kepala sekolah. Sebelum berangkat mereka sudah melakukan tes rapid dan hasilnya negatif. Namun, sesampai di Jakarta Kepala SMP 34 merasakan tidak enak badan, sehingga memilih menghabiskan waktu di kamar hotel. Kemudian, setelah acara selesai mereka pulang Kepala SMP 34 melakukan tes swab dan hasilnya positif COVID-19.’’ ungkapnya saat dihubungi, Minggu (6/12/2020).
Editor’s picks
3. Salah satu kepala sekolah meninggal karena COVID-19
Kemudian, lanjut dia, Kepala SMP 4 yang satu kamar dengan Kepala SMP 34 waktu di Jakarta setiba di Semarang juga merasakan tidak enak badan dan langsung melakukan tes swab.
‘’Namun, hasil tes swab Kepala SMP 4 ini negatif COVID-19. Akan tetapi, selang sehari setelah Kepala SMP 34 yang akhirnya meninggal dunia karena COVID-19, Kepala SMP 4 juga menyusul untuk berpulang,’’ kata Gunawan.
Penyebaran virus corona di kalangan pendidik di Kota Semarang sudah terjadi sebelumnya.
4. Dinas Pendidikan tidak mengizinkan para guru dinas ke luar kota saat pandemik COVID-19
Pada bulan Oktober 2020 lalu, sebanyak 10 guru dari 2 SD dan 1 SMP juga terinfeksi COVID-19. Namun, kata Gunawan, penularan tersebut tidak di lingkungan sekolah sehingga tidak bisa disebut sebagai klaster sekolahan.
‘’Mereka tertular melalui klaster keluarga dengan status OTG, tapi saat ini sudah sembuh,’’ tuturnya.
Dari kejadian tersebut, Dinas Pendidikan Kota Semarang akan lebih ketat dengan menerapkan kebijakan tidak memperbolehkan para guru atau pendidik untuk melakukan kegiatan atau dinas ke luar kota.
‘’Sementara tidak saya bolehkan para guru dinas ke luar kota dulu. Jika ada kegiatan lebih baik virtual. Selain itu, kami juga akan berkoordinasi dengan Kemdikbud agar segala kegiatan yang melibatkan guru atau pendidikan dilakukan secara daring,’’ tandasnya.
Baca Juga: 2 Hari Pasien Suspek COVID-19 di Semarang Naik, Sehari Ada 237 Orang