Pelukis Perempuan Semarang Pamerkan 170 Masker Lukis di Kala Pandemik 

Kreativitas dari keresahan saat terimbas pandemik

Semarang, IDN Times - Pandemik COVID-19 tak menyurutkan semangat para pelukis perempuan Semarang yang tergabung di Woman Painter Community (Wopanco) dalam menyalurkan kreativitasnya. Sebanyak 17 pelukis menyikapi imbas pandemik dengan melukis dan memamerkan ratusan karya masker mereka pada acara Mask Art Exhibition di Tekodeko Koffiehuis Kota Lama Semarang, 7-15 November 2020.

1. Para pelukis perempuan melukis masker bertema COVID-19

Pelukis Perempuan Semarang Pamerkan 170 Masker Lukis di Kala Pandemik Pameran masker lukis Woman Painter Community (Wopanco) Semarang. IDN Times/Anggun Puspitoningrum.

Setiap pelukis mempersembahkan 10 lukisan yang dituangkan pada masker sesuai dengan karakteristik mereka. Seperti Dina Sartika, pada pameran seni masker itu dia menampilkan karya dengan tema Mejikuhibiniu Si Dunia Bocah. 

Pada lembaran masker, Dina melukis gambar anak-anak yang sedang bermain dengan penuh warna-warni pelangi. Melalui koleksi masker itu Dina berharap agar pemakainya tertulari cerianya dunia bocah dan bisa memaknai hidup dengan lebih positif di masa pandemik. 

Kemudian, pelukis lain Intan Esty mengambil tema When The World Was Good. Pada masker berwarna hitam dia menggambarkan kehidupan sebelum pandemik COVID-19 yang begitu asyik. 

Baca Juga: Masih Pandemik, Jemaah Masjid di Semarang Diminta Tetap Patuhi Protokol Kesehatan

2. Warna-warni masker memberi harapan pandemik akan segera berlalu

Pelukis Perempuan Semarang Pamerkan 170 Masker Lukis di Kala Pandemik Pameran masker lukis Woman Painter Community (Wopanco) Semarang. IDN Times/Anggun Puspitoningrum.

Namun, warna-warni gambar yang tertuang pada masker hitam itu juga membawa optimisme, jika pandemik ini sebuah malam maka sebentar lagi pasti akan menemukan pagi dengan angin sepoi-sepoi yang menyenangkan. 

Momen Natal yang akan datang sebentar lagi dan dirayakan di tengah pandemik menjadi ide bagi Lidya Indriyati dalam melukis maskernya yang bertema Natal dalam Kesunyian. Gambar seorang gadis bertopi santa dan peri yang sendiri menggambarkan Natal tahun ini tak bisa dirayakan dengan berkumpul bersama. 

Namun, gambar setitik cahaya dari nyala lilin punya arti harapan bahwa jika tiba waktunya semua kembali seperti sedia kala. 

3. Masker kini jadi kebutuhan estetis dan dekoratif seiring adaptasi kebiasaan baru

Pelukis Perempuan Semarang Pamerkan 170 Masker Lukis di Kala Pandemik Pameran masker lukis Woman Painter Community (Wopanco) Semarang. IDN Times/Anggun Puspitoningrum.

Ketua Wopanco Semarang, Ratri Cipto Hening mengatakan, pandemik dan adaptasi kebiasaan baru ini telah mengubah gaya hidup masyarakat. Hal itupun berdampak bagi para pelukis perempuan yang memiliki berbagai latar belakang yang biasanya menuangkan kreativitas dengan melukis tas, mukena, kerudung, sepatu, kini beralih dengan melukis masker. 

Masker sebagai sarana yang wajib dipakai pada kebiasaan baru ini tidak sekadar berfungsi untuk mencegah penyebaran wabah dan menjaga diri sendiri maupun orang lain, melainkan sekarang juga menjadi kebutuhan estetis dan dekoratif. 

"Awalnya penggunaan masker merujuk pada aspek kesehatan. Dalam perkembangannya, penggunaan masker bergeser tidak hanya sebagai kebutuhan kesehatan saja, tapi juga menunjang penampilan sebagai fashion dan aksesoris," tuturnya, Senin (9/11/2020). 

4. Wopanco gelar pameran masker lukis untuk mendukung penerapan protokol kesehatan

Pelukis Perempuan Semarang Pamerkan 170 Masker Lukis di Kala Pandemik 

Maka, lanjut dia, tercetuslah ide untuk mengadakan pameran masker lukis untuk mendukung penerapan protokol kesehatan. Selain itu, juga sebagai wadah ekspresi seni di masa pandemik sekaligus mengapresiasi karya seniman perempuan.

"Kami membebaskan seniman untuk menampilkan karya seni sesuai ciri khas masing-masing," imbuhnya. 

Pada pameran yang menandai peringatan 2 tahun Wopanco ini para pelukis perempuan ini juga menjual karya masker lukis mereka kepada pengunjung. Selain itu, juga diselenggarakan workshop melukis dan kegiatan sosial melalui penggalangan dana untuk seniman terdampak COVID-19. 

Baca Juga: 6 Tips Ngakak Bikin Masker buat Anak Endingnya Kocak Abis, Gak Nyangka

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya