Cerita Warga Semarang Usir Roh Jahat Jenazah COVID-19 Pakai Daun Bidara

Daun bidara konon ampuh usir roh jahat

Semarang, IDN Times - Beragam hal aneh dilakukan warga Semarang saat memesan peti jenazah khusus pasien COVID-19. Mulai dari disiapkannya daun bidara sampai bubuk cendana yang dipercaya termasuk mengusir roh jahat pada jasad pasien virus corona yang meninggal dunia.

1. Perajin peti mati dapat orderan daun bidara untuk jenazah COVID-19

Cerita Warga Semarang Usir Roh Jahat Jenazah COVID-19 Pakai Daun BidaraSalah satu warga Sampangan Semarang saat mengecek peti mati pesanannya di Toko Cahaya Nusantara. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Adalah seorang pemilik toko peti jenazah Cahaya Nusantara, Emy Widiarsi yang dipercaya sejumlah warga Semarang untuk mencarikan daun bidara. Suatu ketika Emy sedang sibuk-sibuknya mengerjakan pesanan peti jenazah khusus pasien COVID-19. Secara tak terduga, ada seorang warga yang menyambangi tokonya di Jalan Menoreh Raya, Sampangan, Kecamatan Gajahmungkur, Semarang.

Kedatangannya tidak sekadar meminta bantuan Emy menyiapkan berbagai perlengkapan untuk prosesi pemakaman jenazah pasien COVID-19. Ia minta untuk disiapkan beberapa lembar daun bidara. 

"Pas warga banyak sekali yang meninggal karena tertular COVID-19, ada juga satu orang yang request (minta) beberapa lembar daun bidara. Orang itu dari kalangan warga muslim yang memesan peti jenazah lengkap dengan jasa petugasnya. Sebenarnya daun bidara kan kalau pada ajaran Islam banyak manfaat ke religiusnya. Orangnya yang pesan percaya kalau daun bidara juga bisa mengusir roh jahat pada jenazah yang dikuburkan," kata Emy kepada IDN Times belum lama ini.

Baca Juga: Lagi Asyik Berjemur di Pinggir Rel, Dua Kakek Ini Tertabrak KA Peti Kemas

2. Keluarga jenazah COVID-19 juga percaya bubuk cendana punya kekuatan magis

Cerita Warga Semarang Usir Roh Jahat Jenazah COVID-19 Pakai Daun BidaraKesibukan perajin peti mati di Jalan Sampangan Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Emy mengaku sah-sah saja jika ada orang yang percaya pada kekuatan magis daun bidara. Itu sesuatu yang lumrah. Sebab, selama ini umat Islam juga kerap memakai daun tersebut untuk aneka macam keperluan memandikan jenazah.

Hal aneh lainnya yang ia temui ialah tatkala dirinya mendapat pesanan bubuk cendana dari sejumlah pelanggannya. Giliran sejumlah warga mempercayai bubuk cendana mengandung kekuatan mistis yang kuat.

"Yang jelas untuk keluarga jenazah Muslim itu akhir-akhir ini ada yang pesan aneh-aneh. Ada yang khusus minta bubuk cendana. Terus ada juga order minta tambahan daun bidara. Tapi tetap kita layani semaksimal mungkin. Cuman harga paket pesanan peti jenazah dan kelengkapannya itulah yang jadi tambah mahal," akunya.

3. Harga peti jenazah COVID-19 lebih mahal ketimbang yang umumnya

Cerita Warga Semarang Usir Roh Jahat Jenazah COVID-19 Pakai Daun BidaraProses pelapisan peti mati memakai cairan plitur yang dikerjakan oleh perajin di toko Cahaya Nusantara Sampangan Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Untuk pemakaman jenazah COVID-19, Emy mengaku harga sebuah peti yang sudah disiapkan secara khusus jauh lebih mahal ketimbang peti jenazah pada umumnya. 

Contohnya untuk peti jenazah COVID-19 yang sudah dilengkapi plastik bagian luar dan plastik untuk jenazah ditambah empat buah kayu yang dipakai jenazah menghadap ke kiblat, harganya bisa naik dua kali lipat. Jika peti biasa hanya dibanderol Rp800 ribu, maka peti jenazah COVID-19 harganya dipatok sampai Rp1,6 juta.

"Yang mahal itu karena banyak tetek bengeknya. Macam-macam komponennya. Yang Muslim harus pakai empat kayu kecil untuk dipakai mayatnya menghadap kiblat. Terus ada plastik dua lapis untuk jenazah dan bungkus petinya. Lalu kalau ada yang pesan dengan ketebalan khusus juga lebih mahal. Makin tebal jadi makin mahal," beber Emy.

4. Pemesan peti COVID-19 turun 80 persen sejak ada PPKM

Cerita Warga Semarang Usir Roh Jahat Jenazah COVID-19 Pakai Daun BidaraDua perajin peti mati saat memoles cairan plitur pada peti mati yang dipesan oleh pihak rumah sakit di Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Ia berkata, jumlah pemesan peti jenazah COVID-19 di tokonya cenderung menurun hingga 80 persen. Penurunan pesanan terjadi dua pekan sejak pemberlakuan PPKM Darurat pada 3--20 Juli 2021. 

Ia mengisahkan ketika angka kematian warga Semarang meningkat akibat terpapar virus corona, dirinya dan dua perajinnya mesti pontang-panting menggarap pesanan dari berbagai penjuru daerah.

Mulai dari rumah sakit negeri, rumah sakit swasta, sejumlah yayasan, warga sekitar wilayah Sampangan sampai pengelola Krematorium di Kedungmundu yang silih berganti datang ke tokonya memesan peti jenazah COVID-19.

"Pas banyak warga meninggal kemarin-kemarin itu kita sering lemburan. Dua armada ambulans milik kita gak pernah berhenti, pagi sampai malam muter terus mengirim pesanan peti ke rumah sakit swasta, rumah sakit negeri, yayasan, warga sekitar sampai Krematorium yang kewalahan akhirnya pesen petinya kemari. Ya secara umum harga peti di sini termurah Rp800 ribu paling mahal sampai puluhan juta," bebernya.

5. Perajin peti mati di belakang RS Kariadi sempat kewalahan layani pesanan

Cerita Warga Semarang Usir Roh Jahat Jenazah COVID-19 Pakai Daun BidaraSeorang warga memakai masker saat berjalan melewati tumpukan peti mati yang berjejer di Kampung Randusari Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Senada, Nardi, seorang perajin peti jenazah di belakang RSUP dr Kariadi Semarang juga kewalahan melayani peningkatan pesanan saat banyaknya warga meninggal dunia terpapar virus corona.

"Sehari saya bisa menggarap 12 pesanan. Untuk sekarang ini sudah mulai berkurang. Setiap pesanan kita usahakan nalangi dulu, baru nanti pas dikirim ke rumah sakit, kita dibayar lunas," ujar warga Randusari IV tersebut.

Baca Juga: Kasus Corona di Boyolali Melonjak: Stok Kosong, Polisi Bikin Peti Mati

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya