Dianggap Siksa Hewan, Topeng Monyet Dilarang di Jateng

Monyet ekor panjang ternyata bisa mengendus makanan beracun

Semarang, IDN Times - Atraksi topeng monyet yang kerap diadakan di jalan-jalan kampung maupun pedesaan secara resmi dilarang oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Jawa Tengah menyatakan atraksi topeng monyet merupakan bentuk ulah manusia yang menyiksa kera ekor panjang.

"Kita sudah mengatur berkaitan larangan atraksi topeng monyet. Pada tahun 2018 Jawa Tengah sebenarnya sudah mengeluarkan aturan dalam SE Gubernur tahun 2018. Hanya saja ketika faktanya di jalanan memang atraksi topeng monyet tidak bisa dibendung lagi. Masyarakat justu masih senang nonton atraksi tersebut," kata Widi Hartanto, Pelaksana Tugas Kepala DLHK Jateng kepada IDN Times, Jumat (22/10/2021).

1. Monyet ekor panjang berhak hidup sehat dan layak seperti manusia

Dianggap Siksa Hewan, Topeng Monyet Dilarang di JatengMonyet ekor panjang di hutan lindung kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai. (IDN Times/Wildan Ibnu)

Widi menjelaskan larangan atraksi topeng monyet terkadang menjadi sebuah hal yang dilematis. Sebab, di satu sisi masyarakat sering menanti atraksi topeng monyet sebagai hiburan bagi anak-anak. Namun di sisi lain topeng monyet termasuk dalam unsur penyiksaan terhadap binatang.

Menurutnya dengan melarang atraksi topeng monyet setidaknya pihaknya bisa mengedukasi masyarakat terutama para orang tua supaya ikut berpartisipasi melindungi dan melestarikan monyet ekor panjang.

"Kita sudah pasang papan informasi di jalan-jalan seperti di dekat Swalayan ADA Banyumanik untuk menyosialisasikan larangan topeng monyet. Kita minta kepada masyarakat hentikan eksploitasi terhadap hewan. Karena hewan juga berhak hidup layak dan sehat layaknya manusia," bebernya.

Baca Juga: Pandemik COVID-19, Kera Ekor Panjang Satroni Rumah Warga di Semarang

2. DLHK minta bantuan polisi untuk beri hukuman bagi tukang topeng monyet

Dianggap Siksa Hewan, Topeng Monyet Dilarang di JatengSeekor kera ekor panjang yang menghuni Goa Kreo Semarang. IDN Times/Fariz Fardianto

Widi berkata bagi komunitas topeng monyet maupun lembaga yang masih menggelar atraksi topeng monyet akan dikenai sanksi. "Sanksinya sejauh ini masih sebatas pembinaan dan teguran. Untuk sanksi pidana hukumannya, kita akan bekerjasama dengan pihak kepolisian," bebernya.

3. Monyet ekor panjang termasuk hewan tidak dilindungi

Dianggap Siksa Hewan, Topeng Monyet Dilarang di JatengPenampakan kera ekor panjang Goa Kreo Semarang. IDN Times/Fariz Fardianto

Sedangkan berdasarkan penuturan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jateng, keberadaan monyet ekor panjang termasuk kategori hewan tidak dilindungi. Meski begitu, melakukan eksploitasi hewan untuk kepentingan atraksi adalah sesuatu tindakan yang salah kaprah.

"Monyet ekor panjang tidak dilindungi, mas. Tapi kita musti ingat prinsip animal walfare. Dimana setiap hewan perlu diperlakukan dengan baik kesejahteraannya. Ini termasuk keadaan fisik maupun mental hewannya," kata Budi Ambong, Kepala KPHK Pati Barat wilayah BKSDA Jateng kepada IDN Times melalui WhatsApp.

4. Monyet ekor panjang jadi satwa yang cerdas dan bisa mendeteksi racun

Dianggap Siksa Hewan, Topeng Monyet Dilarang di Jatenghttps://fr.freepik.com

Ia mengungkapkan monyet ekor panjang selama ini populasinya banyak ditemukan di hutan yang berdekatan dengan perkampungan. Karakteristik hewan primata itu salah satu satwa yang bergerak secara komunal dan tidak pernah soliter. "Satu kelompok paling tidak ada 50 ekor. Dan kalau ada yang berkeliaran sendirian, pasti dia lepas dari piaraan seseorang," terangnya.

Lebih lanjut, ia menyampaikan monyet juga tergolong satwa cerdas. Seekor monyet ekor panjang bisa mengenai sebuah makanan enak dan yang tidak enak. Bahkan kawanan monyet ekor panjang bisa mengendus makanan beracun.

Monyet ekor panjang pun bisa bertahan hidup sampai usia 30 tahun. Ambong menyarankan kepada masyarakat untuk tidak memberi makan jika menemukan monyet ekor panjang di jalanan.

"Jangan pernah dikasih makanan yang bukan pakan aslinya. Itu membuat monyet lupa makanan aslinya. Pengelola kawasan yang dihuni monyet ekor panjang sebaiknya juga memperbanyak pakan alaminya saja sehingga populasinya tambah banyak dan meningkatkan keanekaragaman hayati di sebuah hutan," pungkasnya.

Baca Juga: Magis! Kera Ekor Panjang Jadi Hewan Kesayangan Warga Goa Kreo Semarang

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya