25 Pedagang di Solo Gak Setuju Gibran Tata Gatsu: Kurang Sosialisasi!

Rencananya akan ditata seperti kawasan Malioboro, Yogyakarta

Surakarta, IDN Times - Penataan koridor Jalan Gatot Subroto (Gatsu) hingga kawasan Ngarsopuro Kota Solo akan dimulai Januari 2022. Kawasan tersebut nantinya seperti kawasan Malioboro di Yogyakarta.

1. Menjadi salah satu destinasi wisata di Solo

25 Pedagang di Solo Gak Setuju Gibran Tata Gatsu: Kurang Sosialisasi!Kawasan jalan Gatot Subroto, Solo. IDNTimes/Larasati Rey

Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka mengatakan, penataan kawasan bertujuan menjadikan daerah itu sebagai salah satu destinasi wisata, sehingga bisa lebih ramai dan meningkatkan perekonomian warga setempat.

"Yo ra (red: tidak) mungkin sepi, wong kita percantik ya mesti tambah ramai. Tempatnya kita percantik, nanti kita promosikan besar-besaran ya pasti tambah ramai," ujar Gibran, Senin (20/12/21).

2. Sosialisasi kepada pedagang kurang

25 Pedagang di Solo Gak Setuju Gibran Tata Gatsu: Kurang Sosialisasi!Walikota Solo, Gibran Rakabuming. IDNTimes/Larasati Rey

Gibran mengklaim, penataan koridor tidak akan merugikan pedagang. Lebih dari itu, tempat tersebut juga akan dilengkapi sejumlah pertunjukan-pertunjukan seni budaya.

Ia mengaku, konsep yang ditawarkannya belum diterima semua pedagang karena kurangnya sosialisasi sehingga terjadi kesalahpahaman di antara mereka.

"Mosok di situ mau gitu-gitu terus. Potensi di sana besar. Masa mau dibiarin jelek kayak gitu. Gak mungkin tambah sepi, tak jamin. Ada surat dari pedagang sudah saya terima, banyak kesalahpahaman. Ini kan konsepnya kita ubah terus biar tambah ramai, kita percantik tempatnya biar tambah ramai," ujarnya.

Baca Juga: Jadwal Vaksinasi COVID-19 Anak 6-11 Tahun di Solo

3. Gibran pengin ajak ngobrol pedagang soal penataan

25 Pedagang di Solo Gak Setuju Gibran Tata Gatsu: Kurang Sosialisasi!IDN Times/Nugroho Adi

Ia juga tak menampik jika ada sejumlah pedagang yang menolak adanya penataan kawasan tersebut. Menurutnya, penolakan dari sejumlah pedagang tersebut karena ada kekhawatiran dagangan mereka menjadi sepi. Selain itu juga soal parkir pengunjung dan konsep night market.

"Tenang saja sudah saya pikirkan. Mereka kan belum ketemu saya, kalau bertemu nanti saya jelaskan konsepnya, nanti kami ajak ngobrol," jelasnya lagi.

Nantinya, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kota Solo bisa menempati kawasan Ngarsopuro. Tetapi mereka harus lolos kurasi terlebih dahulu. Adapun, penataan kawasan koridor Gatsu hingga Ngarsopuro akan dikerjakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahaan Rakyat (Kemen PUPR).

4. Pedagang belum terima sosialisasi

25 Pedagang di Solo Gak Setuju Gibran Tata Gatsu: Kurang Sosialisasi!Ilustrasi pedagang pasar tradisional. IDN Times/Holy Kartika

Terpisah, pemilik usaha di Kawasan Jalan Gatot Subroto Solo merasa keberatan dengan rencana penataan tersebut. Salah satu pemilik usaha di kawasan Jalan Gatot Subroto, Raja menyatakan, alasan utama dirinya menolak penataan adalah belum adanya sosialisasi akan hal itu.

Ia mengaku baru ada sosialisasi terkait perbaikan koridor jalan.

"Kalau kemarin belum diberitahu, cuma disosialisasikan saja masalah mau diperbaiki gitu. Kalau ceritanya mau dibikin night market kaya Ngarsopuro, jadi pasti ada tenda-tenda gitu kan. Jadi penjelasan mau dibikin seperti apa dari Ngarsopuro sampai sini itu belum ada," katanya.

5. Ada 25 pedagang yang tidak setuju sama penataan

25 Pedagang di Solo Gak Setuju Gibran Tata Gatsu: Kurang Sosialisasi!Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka dan Dirjen Cipta Kerja meninjau kawasan Ngarsopuro, Solo. Dok/Humas Pemkot Solo

Lebih lanjut, ia juga keberatan jika nantinya jalan Gatot Subroto ditata layaknya Ngarsopuro karena akan banyak tenda pedagang kaki lima (PKL) yang berdiri, menutupi toko mereka.

"Ngarsopuro dari pagi pagi jam 10 saja sudah mulai pasang tenda. Biar pun mobil tidak keganggu di jalan. Tapi kan di situ emang nggak ada toko, lha ini kan kita di sini ada toko mati kan kita (tokonya)," tegasnya.

Untuk memprotes rencana Wali Kota Solo tersebut, pihaknya telah mengumpulkan tanda tangan dari 25 toko yang keberatan dengan rencana tersebut dan sudah dikirim ke Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming. Tanda tangan tersebut sebagai bentuk dukungan sesama pedagang yang merasa keberatan jika nantinya kawasan Jalan Gatot Subroto dipenuhi dengan PKL.

"Kita sudah kirim surat ke pak walikota dan kita ada 25 toko. Itu sudah tanda tangan semua. Bahwa kita keberatan kalau dibuat kaya ngarsopuro gitu kan. Kalau masalah potnya mau di ganti, mau diperbagus ya monggo. Pagi itu kan kita Sabtu dan Minggu cari duit, kita wayahe (waktunya) cari duit. Cuma proses pasang tenda itu kan dari pagi pasto, kita keganggu kan. Mobil boleh jalan tapi mana bisa parkir itu," pungkasnya.

Baca Juga: 2 Instruksi Jokowi buat Gibran di Solo saat Natal dan Tahun Baru

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya