Gibran Klaim Kasus COVID-19 di Solo Raya Turun, Dampak PPKM

Tapi BOR ICU dan isolasi di Solo masih diatas 70 persen, nih

Surakarta, IDN Times - Kasus COVID-19 di Kota Solo mulai menunjukkan penurunan, kendati demikian, jumlah bed occupancy rate (BOR) di rumah sakit masih terbilang tinggi.

1. Virus corona di Solo dan daerah lain melandai

Gibran Klaim Kasus COVID-19 di Solo Raya Turun, Dampak PPKMIlustrasi proses pemakaman dengan protokol COVID-19. (ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha)

Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka mengklaim jika kasus virus corona di Kota Solo sudah melandai. Bahkan, putra sulung Presiden Joko "Jokowi" Widodo itu menyebutkan kondisi serupa juga terjadi di daerah lain di Jawa Tengah.

"Kasus (COVID-19) sudah mulai landai. Solo Raya udah mulai landai. Semoga dua pekan lagi sudah mulai dikendalikan," ujarnya Senin (2/8/2021).

Baca Juga: 6 Jajanan Tradisional di Pasar Gedhe Solo, Wajib Dicicipi!

2. BOR rumah sakit di Solo masih tinggi

Gibran Klaim Kasus COVID-19 di Solo Raya Turun, Dampak PPKMPasien menggunakan oksigen di RSUD dr Moewardi, Solo. IDNTimes/Larasati Rey

Kendati menunjukkan angka penurunan, Gibran mengaku BOR di rumah sakit di daerahnya masih tinggi, mencapai 94 persen. Sebab, pasien virus corona yang saat ini masih dirawat, sebanyak 70 persen berasal dari luar Kota Solo.

"BOR-nya ya masih tinggi, BOR ICU masih di angka 94 persen, BOR isolasi 74 persen, ini sudah menurun yang meninggal juga sudah menurun," ungkapnya.

3. Kasus turun diklaim dampak dari pemberlakuan PPKM

Gibran Klaim Kasus COVID-19 di Solo Raya Turun, Dampak PPKMIlustrasi PPKM mikro (ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha)

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih mengatakan penurunan kasus COVID-19 di Solo dan sekitarnya merupakan dampak dari penerapan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) serta pendisipilinan protokol kesehatan oleh masyarakat.

"Penurunan salah satu sebabnya PPKM, 5M kan salah satunya menghindari kerumunan, mengurangi mobilitas karena penularan itu melalui interaksi antar manusia. Banyak faktor yang berpengaruh maka kota Surakarta sigap, para pimpinan mengambil langkah yang cepat," jelasnya.

4. Protokol kesehatan jangan menjadi paksanaan

Gibran Klaim Kasus COVID-19 di Solo Raya Turun, Dampak PPKMPetugas kepolisian memegang papan imbauan saat Operasi Yustisi penerapan protokol kesehatan di Jalan Jhon Aryo Katili di Kota Gorontalo, Gorontalo, Senin (14/9/2020). Operasi terpadu Polri dan Satpol PP tersebut dilakukan agar masyarakat patuh terhadap protokol kesehatan pencegahan COVID-19. ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin

Kendati terjadi penurunan angka kasus, Ning berharap masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan COVID-19.

"Kalau saya berharap sebetulnya masyarakat jangan merasa dipaksa dengan PPKM ini tapi ini suatu kebutuhan kita sebetulnya kalau kita ingin selamat dan segera bangkit, ya (protokol kesehatan) itu sebagai kebutuhan," jelasnya.

Sementara itu, berdasarkan data DKK Solo, angka kasus terkonfirmasi COVID-19 menurun 300an kasus. Kini hanya sekitar 100an kasus per hari. Adapaun per Minggu (1/8/2021), total kasus terkonfirmasi positif virus corona mencapai 23.662 orang terdiri dari 1872 orang menjalani isolasi mandiri, 231 orang dirawat, 20.640 orang dinyatakan sembuh, serta 919 orang meninggal dunia.

Baca Juga: APBD Defisit, TPP ASN Solo Dipotong Sampai Akhir 2021 Buat COVID-19

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya