47 Nakes di Wonosobo Kena Corona, Sanggar Belajar Jadi Tempat Isolasi

Layanan kesehatan di Wonosobo dipastikan terganggu

Wonosobo, IDN Times – Tenaga kesehatan baik perawat, bidan, dokter, hingga dokter spesialis di Kabupaten Wonosobo yang terkonfirmasi positif terkena COVID-19 kian hari semakin bertambah. Banyaknya tenaga kesehatan terpapar virus corona berisiko mengganggu layanan kesehatan kepada masyarakat di Wonosobo, Jawa Tengah.

1. Layanan fasilitas kesehatan di Wonosobo terganggu

47 Nakes di Wonosobo Kena Corona, Sanggar Belajar Jadi Tempat IsolasiPetugas Satpol PP Wonosobo memberi sanksi kepada warga yang terjaring operasi kepatuhan bermasker, beberapa waktu lalu. Dok. Dinkominfo Wonosobo.

Sekretaris Daerah Kabupaten Wonosobo, One Andang Wardoyo mengatakan jumlah tenaga kesehatan (nakes) yang terkonfirmasi positif COVID-19 hingga Selasa (1/9/2020) telah mencapai 47 orang.

“Harus menjadi perhatian kita semua, karena banyaknya nakes (tenaga kesehatan) yang terpapar jelas akan mengganggu pelayanan kesehatan di lini faskes (fasilitas kesehatan) pertama hingga ke rumah sakit,” kata Andang seusai acara penyerahan penghargaan bagi kreator video pencegahan COVID-19 di Pringgitan Pendopo Kabupaten, Rabu (2/9/2020).

Andang mengimbau agar tenaga kesehatan lebih berhati-hati saat berhadapan dengan pasien dengan melengkapi alat pelindung diri (APD) yang sesuai standar. Selain menyediakan APD, Pemkab Wonosobo tengah mengupayakan agar tenaga medis mendapat dukungan dalam bentuk tambahan nutrisi untuk meningkatkan imunitas tubuh.

Baca Juga: Tes PCR COVID-19 di Jateng Turun Tajam, Awal Ribuan Kini Cuma Ratusan

2. Masyarakat diminta jujur terkait riwayat kontak dan perjalanan ketika ke faskes

47 Nakes di Wonosobo Kena Corona, Sanggar Belajar Jadi Tempat IsolasiPolisi di Wonosobo membubarkan sekelompok pemuda yang tengah camping untuk menghindari penyebaran COVID-19, beberapa waktu yang lalu. Dok. IDN TImes/bt

Andang menegaskan COVID-19 bukan penyakit rekaan maupun bagian dari konspirasi pihak tertentu. Oleh karena itu, ia meminta kepada masyarakat untuk lebih waspada menyikapi wabah tersebut.

Andang mengingatkan seluruh elemen masyarakat supaya menaati protokol kesehatan virus corona. Dengan menaatinya, setidaknya laju penularan COVID-19 bisa direm sehingga mengurangi jumlah pasien di rumah sakit.

Semakin sedikit pasien COVID-19 di rumah sakit, semakin kecil risiko tenaga kesehatan terpapar virus corona.

“Saya berharap agar warga yang memeriksakan diri, baik di puskesmas, di rumah sakit maupun di tempat praktik pribadi dokter bisa lebih jujur terkait dengan riwayat penyakit maupun apabila memang memiliki riwayat kontak dan perjalanan ke daerah-daerah terpapar COVID-19,” lanjut Andang.

3. Kebutuhan APD untuk nakes masih cukup memadai

47 Nakes di Wonosobo Kena Corona, Sanggar Belajar Jadi Tempat IsolasiPetugas medis di RSUD Kabupaten Tangerang. ANTARA FOTO/Fauzan

Juru Bicara Gugus Tugas COVID-19 Kabupaten Wonosobo, Muhammad Riyatno membenarkan informasi tersebut.

“Jumlah (nakes 47 orang) tersebut dihitung sejak awal pandemik, sehingga ada beberapa yang memang telah sembuh, dan ada pula yang saat ini masih menjalani perawatan,” ujarnya yang juga Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo.

Terkait APD, kata dia, selain dicukupi Dinas Kesehatan juga dari anggaran belanja masing-masing fasilitas pelayanan kesehatan. Ia mengatakan ketersediaan APD cukup untuk memenuhi kebuthan tenaga kesehatan yang bertugas.

Ia mengaku prihatin dengan banyaknya nakes yang terpapar virus corona. Oleh karenanya Riyatno mengingatkan setiap tenaga kesehatan benar-benar menerapkan protokol kesehatan secara ketat, termasuk ketika mereka berada di luar fasilitas kesehatan.

"Kepatuhan penggunaan APD saya yakin nakes Wonosobo sudah sangat paham tentang penggunaannya sesuai dengan level lokasi pelayanan. Dan kami dari Dinas Kesehatan selalu mengingatkan  untuk kewaspadaan para nakes terhadap penggunaan APD manakala di luar lingkungan fasyankes (red: fasilitas pelayanan kesehatan)," jelas Riyatno kepada IDN Times, melalui aplikasi pesan daring, Kamis (3/9/2020).

4. Sanggar belajar difungsikan untuk ruang isolasi

47 Nakes di Wonosobo Kena Corona, Sanggar Belajar Jadi Tempat IsolasiIlustrasi Ruang Isolasi Mandiri COVID-19 di Gresik, Jawa Timur. ANTARA FOTO/Zabur Karuru

Pertumbuhan jumlah kasus terkonfirmasi COVID-19 di Wonosobo mengakibatkan ruang isolasi di rumah sakit rujukan dan gedung karantina sementara penuh. Pihaknya memutuskan mengaktifkan sanggar kegiatan belajar (SKB) Wonosobo sebagai gedung karantina sementara.

“Untuk menghindari penumpukan di rumah sakit, kita mulai tanggal 1 September menyiapkan SKB Wonosobo, dan juga masih terus melobi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah agar mengizinkan gedung eks Akper Pemprov di Sumberan Wonosobo Barat sebagai tempat karantina pasien konfirmasi positif dengan tanpa gejala (OTG) atau bergejala sangat ringan,” ucapnya.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo per 2 September 2020 menyebut total pasien yang terkonfirmasi berjumlah 273 orang. Dari jumlah itu, 139 orang diantaranya masih dirawat, 131 pasien sembuh, dan tiga orang meninggal dunia.

Baca Juga: Tenaga Kesehatan Terbatas, Polisi Kuburkan PDP COVID-19 di Wonosobo  

Topik:

  • Dhana Kencana

Berita Terkini Lainnya