1,2 Juta Hektare Wilayah Jateng Rawan Longsor, Terbanyak di Banjarnegara

Banjarnegara, IDN Times - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah mendeteksi luasan wilayah yang rentan terjadi tanah longsor mencapai 1.222.777 hektare. Sebaran titik rawan longsor merata di seluruh Jawa Tengah.
1. Sebanyak 70 persen wilayah Banjarnegara rentan longsor

Kabid Kedaruratan BPBD Jateng Muhamad Chomsul mengungkapkan dari sekian banyak kabupaten/kota, wilayah Banjarnegara yang memiliki kerawanan longsor paling tinggi mengingat di daerah tersebut hampir 70 persen lahannya masuk kategori rentan.
"Untuk secara umum, di Kabupaten Banjarnegara yang rawan longsor sampai 70 persen," kata Chomsul kepada IDN Times, Rabu (2/10/2024).
2. BPBD kembali ingatkan warga

Lebih lanjut, pihaknya menyarankan kepada bupati dan walikota sebaiknya rutin melibatkan masyarakat untuk memetakan daerah rawan bencana saat musim penghujan. Karena banyak daerah yang memiliki dua potensi ancaman bencana yaitu tanah longsor dan banjir.
"Kita ingatkan ke pemda dan masyarakat biar bergerak memetakan daerah rawan bencana banjir dan longsor. Karena siklusnya cuaca kan berjalan terus. Kita sosialisasi kembali ke masyarakat untuk langkah pencegahan," akunya.
3. Beberapa daerah punya potensi dua bencana

Ia menuturkan potensi bencana longsor juga berada di Kabupaten Wonosobo, Pegunungan Dieng. Namun ada beberapa daerah yang terdeteksi punya dua potensi bencana. Seperti Pekalongan sisi tengah, sebagian Kabupaten Brebes, Wonogiri dan Cilacap.
Di Kabupaten Pekalongan selain memiliki ancaman bencana longsor juga rawan banjir pada sisi utara Kecamatan Wonokerto.
"Wonosobo lalu Dieng emang kan selama ini terjadi longsor. Tapi ada juga daerah yang punya dua potensi bencana. Seperti Pekalongan bagian tengah selain rawan longsor juga rawan banjir di Wonokerto. Di sana bisa lebih dari satu ancaman. Di Cilacap juga rawan longsor, tapi juga ada Sungai Serayu bisa ada limpasan banjir. Di Brebes ada dua bencana, karena bagian utaranya langganan banjir dan di pegunungan ada rawan longsor. Soloraya juga ada Bengawan Solo sampai Ngawi maka perlu kewaspadaan lebih," terangnya.
4. Seluas 935.504 hektar juga rawan banjir

Lebih jauh, Chomsul berkata selama musim penghujan bulan Oktober 2024 masing-masing kabupaten/kota harus rutin memperbaharui informasi peringatan dini dari BMKG. "Apapun infonya harus ditindaklanjuti, jangan diabaikan. Itu langkah kecil yang bermanfaat besar," bebernya.
Tak cuma longsor saja, BPBD Jateng juga telah memetakan luasan wilayah yang rentan terdampak banjir yakni mencapai 935.504 hektar. "Memang persatu wilayah kita sudah petakan mana yang longsornya, mana yang banjir. Kemungkinan dampaknya bagi warga. Ini kita lihat rawan banjir di Jateng klasifikasinya tinggi, luasnya juga berhektare-hektar," kata Chomsul.