Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

7.000 Orang Kena ISPA Setiap Minggu di Semarang, Ini Penyebabnya

ilustrasi sakit ISPA (pexels.com/id-id/gustavo-fring)
ilustrasi sakit ISPA (pexels.com/id-id/gustavo-fring)
Intinya sih...
  • Dinas Kesehatan Kota Semarang mencatat 5.000-7.000 orang terkena ISPA setiap pekan.
  • Sepanjang tahun 2025, sudah ada 154.883 kasus ISPA di Ibu Kota Jawa Tengah.
  • Penyebab ISPA di Semarang belum dijelaskan secara detail oleh Dinas Kesehatan.

Semarang, IDN Times - Dinas Kesehatan Kota Semarang mencatat setiap pekan ada 5.000 sampai dengan 7.000 orang terkena penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Bahkan, sepanjang tahun 2025 ini, sudah ada 154.883 kasus ISPA di Ibu Kota Jawa Tengah.

1. Kasus ISPA tinggi di setiap puskesmas

ilustrasi infeksi saluran pernapasan (unsplash.com/Towfiqu barbhuiya)
ilustrasi infeksi saluran pernapasan (unsplash.com/Towfiqu barbhuiya)

Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Abdul Hakam mengatakan, kasus penyakit ISPA memang termasuk tinggi di Kota Semarang. Jumlah kasusnya juga paling banyak dialami warga di setiap puskesmas yang tersebar di Kota Semarang.

"Kalau ISPA, rata-rata menempati tiga besar di hampir setiap Puskesmas," ungkapnya, Minggu (29/6/2025).

Jumlah kasus ISPA tahun ini diprediksi meningkat dibandingkan tahun 2024. Sebab, hingga pertengahan 2025 ini, sudah ada 154.883 kasus ISPA di Kota Semarang. Sedangkan, pada tahun sebelumnya, jumlahnya mencapai 421.621 kasus ISPA.

2. Penyebab ISPA karena pencemaran udara

Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Abdul Hakam. (IDN Times/bt/Anggun Puspitoningrum)
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Abdul Hakam. (IDN Times/bt/Anggun Puspitoningrum)

Adapun, Dinkes mencatat wilayah yang memiliki kerentanan tinggi terhadap ISPA di Kota Semarang di antaranya Kelurahan Kalisegoro, Kelurahan Ngijo, Kelurahan Karanganyar, Kelurahan Jabungan, dan Kelurahan Muktiharjo Lor.

Hakam menyebut, penyebab tingginya kasus ISPA karena pencemaran udara.

"Asap itu banyak sekali. Seperti asap rokok, asap kendaraan, asap dari pembakaran termasuk dari industri rumah tangga, industri skala besar,’’ terangnya.

3. Pemkot gencarkan kawasan tanpa rokok

Tanda larangan merokok (Pixabay.com/Picudio)
Tanda larangan merokok (Pixabay.com/Picudio)

Kemudian, lanjut dia, asap itu semuanya mengandung CO, SO2, dan CO2 yang jumlahnya melebihi nilai ambang batas. Sehingga, berdampak pada kesehatan warga, tidak hanya orang dewasa tetapi juga balita dan kelompok rentan.

Sementara, untuk mencegah penyakit ISPA, Pemkot Semarang sedang menggencarkan Kawasan Tanpa Rokok (KTN). Selain itu, juga mengimbau masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.

"Jadi orang yang sedang merokok itu harus ditempatkan sendiri. Jangan sampai di tempat umum atau mungkin malah justru di (sekitar) anak-anak kecil, karena itu pasti akan berisiko terhadap ISPA, pneumonia, bahkan tuberkulosis," tandas Hakam.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bandot Arywono
Dhana Kencana
Bandot Arywono
EditorBandot Arywono
Follow Us