Aksi Mahasiswa FK Undip Semarang: Lilin untuk Dokter ARL dan Dekan Yan

- 80 mahasiswa FK Undip Semarang gelar aksi solidaritas dan keprihatinan terhadap kematian dokter residen ARL dan pemberhentian Dekan FK dari RSUP dr Kariadi.
- Mereka menyalakan lilin, berdoa bersama, serta menyanyikan lagu "Totalitas Perjuangan" sebagai bentuk dukungan dan harapan agar kasus segera diusut tuntas.
- Aksi juga sebagai dukungan terhadap Dekan FK yang diberhentikan, dengan harapan perbaikan sistem pendidikan PPDS Anestesi di FK Undip. Mereka ingin dialog antara pimpinan fakultas dan mahasiswa PPDS untuk mencari solusi.
Semarang, IDN Times – Sekitar 80 mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang berkumpul di kompleks Widya Puraya, Senin (2/9/2024) malam. Mereka menggelar aksi menyalakan lilin yang merupakan bentuk solidaritas dan keprihatinan terhadap dua isu utama, yakni soal kematian dokter residen ARL dan pemberhentian Dekan FK Undip dari Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr Kariadi Semarang, Yan Wisnu Prajoko.
1. Diadakan di lapangan kampus

Aksi dimulai dengan sejumlah mahasiswa yang menyalakan lilin di antara poster almarhumah dokter ARL dan spanduk bertuliskan "Turut Berduka Cita" di lapangan Widya Puraya.
Mereka juga mengadakan doa bersama dan menyanyikan lagu “Totalitas Perjuangan.”
Koordinator Aksi, Dafon menjelaskan, para mahasiswa ingin kasus kematian dokter ARL diusut tuntas. Ia berharap kasus tersebut tidak berlarut-larut dan segera mendapatkan penyelesaian yang adil.
"Kami mengawal proses ini dan berharap hasil akhirnya, baik dari kepolisian maupun pengadilan, dapat segera dirilis," katanya.
2. Hasil investigasi bisa dirilis

Aksi juga sebagai bentuk dukungan terhadap Dekan FK Undip, Yan Wisnu yang diberhentikan dari RSUP dr Kariadi Semarang. Mereka menyampaikan simpati atas keputusan penghentian aktivitas klinis Yan Wisnu, yang dirasa tidak terlepas dari situasi saat ini.
Ketua Bidang Sosial dan Politik BEM FK Undip, Salsabila Arina yang ikut aksi menyampaikan pandangannya dan berharap masyarakat bisa bersabar menunggu hasil investigasi sebelum mengeluarkan komentar atau menyalahkan kampusnya.
"Universitas, khususnya Fakultas Kedokteran Undip, saat ini sedang menunggu hasil investigasi. Kami terbuka terhadap proses itu dan berharap masyarakat dapat menahan diri," akunya.
3. Bisa duduk bersama dengan dokter PPDS

Salsabila menegaskan pentingnya perbaikan sistem pendidikan PPDS Anestesi di FK Undip. Ia berharap pimpinan fakultas dapat duduk bersama dengan mahasiswa PPDS untuk mendiskusikan masalah-masalah yang ada.
Harapannya, aksi akan memicu perhatian lebih dari semua pihak terkait dan membawa perubahan positif dalam sistem pendidikan kedokteran.
"Kami ingin ada dialog antara pimpinan fakultas dan mahasiswa PPDS untuk mencari solusi dan mencegah kejadian serupa di masa depan," tandasnya.