Iko Mahasiswa FH Unnes Meninggal, Diduga Jadi Korban Kekerasan

- Mahasiswa FH Unnes, Iko Juliant Junior diduga menjadi korban kekerasan saat demo solidaritas ojol di Semarang.
- Iko meninggal Minggu (31/8/2025) sore setelah menjalani perawatan di RSUP dr Kariadi Semarang.
- Pihak UPT Humas Unnes dan Kabid Humas Polda Jateng masih mengumpulkan informasi terkait kematian Iko.
Semarang, IDN Times - Aksi represif diduga menyasar pada sejumlah mahasiswa yang berunjuk rasa di Kota Semarang saat solidaritas ojol akhir pekan lalu.
Informasi yang dihimpun, seorang mahasiswa S-1 jurusan Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang (Unnes) bernama Iko Juliant Junior diduga mengalami tindak kekerasan saat demo yang berakhir ricuh pada Sabtu-Minggu kemarin.
Bahkan beredar kabar dari akun medsos yang menyebutkan Iko meninggal Minggu (31/8/2025) sore saat menjalani perawatan di RSUP dr Kariadi Semarang. Beredar kabar Iko dilarikan ke rumah sakit karena mengalami kecelakaan. Dalam unggahan di medsos ada perbedaan keterangan soal kronologi. Seorang teman Iko menyebut Iko mengalami kecelakaan di Kalisari, tapi surat keterangan polisi ditulis di daerah dr Cipto, Semarang.
Unggahan tersebut juga menyebutkan satpam melapor kepada keluarga Iko diantar ke RS dr Kariadi oleh anggota kepolisian.
Mahasiswa angkatan 2024 itu berdasarkan obrolan dengan ibundanya dari akun medsos yang beredar mengindikasikan menjadi korban pemukulan. Iko disebut mengigau "Ampun pak, tolong pak jangan pukulin saya lagi," kejadiannya kisaran hari Sabtu atau Minggu.
Saat dikonfirmasi, Kepala UPT Humas Unnes, Surahmat mengatakan masih mengulik informasi mengenai kematian Iko. Pihaknya juga belum menyampaikan keterangan resmi karena masih mencari kebenaran informasi tersebut.
"Belum ada, Mas. Kami masih berusaha mengumpulkan informasi. Mohon maaf, saya belum cukup informasi untuk menjawab. Sama seperti rekan-rekan, sampai saat ini kami juga masih berusaha mencari informasi," ujarnya kepada IDN Times, Senin (1/9/2025).
Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto mengatakan harus melakukan penyelidikan dahulu berkaitan dengan informasi itu.
Ia menyarankan agar keluarga Iko datang ke Polrestabes Semarang atau Mapolda untuk memberi laporan yang resmi.
"Segera keluarganya atau utusannya merapat ke Polretabes Semarang atau ke Mapolda untuk informasikan secara resmi kejadian tersebut guna penyelidikan atas informasi tersebut," paparnya.