Pemprov Jateng Luncurkan Program Layanan Speling Melesat, dan TB Xpress

- Galakkan dokter-dokter spesialis di desa. Program Speling melayani hampir 8 juta warga desa, menekan angka kemiskinan, dan memberikan akses pelayanan kesehatan gratis.
- Peringati hari kesehatan. Peluncuran program dilakukan dalam rangka peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-61 dengan tema "Membangun Sinergi Sektor Kesehatan" untuk mencapai target global eliminasi TBC, HIV, dan malaria pada tahun 2030.
- Cek kesehatan gratis. Program Speling terintegrasi dengan Cek Kesehatan Gratis telah menjangkau lebih dari 8,7 juta masyarakat, menjadikan Jawa Tengah sebagai provinsi dengan capaian tertinggi di Indonesia.
Sukoharjo, IDN Times – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah terus memperkuat layanan kesehatan dasar masyarakat melalui peluncuran program Speling Melesat, dan TB Xpress. Program ini tidak hanya dijalankan oleh Dinas Kesehatan Provinsi, tetapi juga melibatkan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, direktur rumah sakit pemerintah maupun swasta, serta dukungan berbagai potensi masyarakat.
1. Galakkan dokter-dokter spesialis di desa.

Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi mengatakan, Speling atau layanan dokter spesialis keliling merupakan program prioritas Jawa Tengah yang mendukung inisiatif Presiden untuk memberikan akses pelayanan kesehatan gratis kepada masyarakat desa. Hingga saat ini, program tersebut telah melayani hampir 8 juta warga desa, menjadikannya salah satu capaian tertinggi di Indonesia.
“Dokter-dokter spesialis kita turunkan langsung ke desa untuk memberikan pengecekan kesehatan dan layanan medis secara gratis. Hal ini sekaligus menjadi langkah strategis dalam menekan angka kemiskinan, karena salah satu indikator kemiskinan adalah keterbatasan akses terhadap pelayanan dasar kesehatan,” jelasnya dalam peluncuran Speling Melesat dan TB Xpress di Grand Mercure, Sukoharjo, Jumat (3/10/2025).
Selain Speling, Pemprov Jateng juga meluncurkan TB Xpress (X-Ray Portable Rapid Early Screening System), sebuah inovasi deteksi dini tuberkulosis. Alat X-Ray portable ini berfungsi untuk melakukan tracing seperti halnya saat penanganan Covid-19: menemukan pasien terpapar, memberikan pengobatan, melakukan pengawasan berkala, hingga evaluasi tuntas.
Tuberkulosis sendiri menjadi prioritas baik di tingkat kementerian maupun provinsi, mengingat Jawa Tengah masih menjadi salah satu wilayah dengan angka kasus yang tinggi. Melalui TB Xpress, diharapkan proses penemuan kasus hingga penyembuhan bisa berjalan lebih cepat dan tepat sasaran.
Hingga saat ini, program Speling sudah mencakup 526 desa di Jawa Tengah, dengan dukungan rumah sakit provinsi, kabupaten/kota, serta rumah sakit swasta.
“Kalau masyarakat desa kita sehat, mereka bisa lebih produktif, mandiri, dan berdaya. Artinya, program ini tidak hanya meningkatkan derajat kesehatan, tapi juga berkontribusi langsung pada pengentasan kemiskinan,” ujarnya Gubernur.
2. Peringati hari kesehatan

Dikesempatan yang sama, Kepala Dinkes Jawa Tengah, Yunita Dyah Suminar mengatakan peluncuran Speling dan TB Xpress ini dilakukan dalam rangka peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-61 yang digelar di Jawa Tengah.
Tema HKN tahun ini, “Membangun Sinergi Sektor Kesehatan”, menjadi pengingat bahwa pembangunan kesehatan tidak bisa berjalan sendiri. Kolaborasi antara pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, swasta, organisasi profesi, rumah sakit, hingga masyarakat harus terus diperkuat.
“Pembangunan bidang kesehatan di Jawa Tengah berfokus pada penguatan layanan kesehatan primer melalui program promotif dan preventif. Hal ini penting untuk mewujudkan Indonesia Sehat 2025, sekaligus mencapai target global eliminasi TBC, HIV, dan malaria pada tahun 2030,” jelasnya.
3. Cek kesehatan gratis.

Salah satu inovasi Jawa Tengah adalah program Speling yang terintegrasi dengan Cek Kesehatan Gratis. Program ini telah menjangkau lebih dari 8,7 juta masyarakat, menjadikan Jawa Tengah sebagai provinsi dengan capaian tertinggi di Indonesia.
Peringatan HKN ke-61 ini dihadiri 215 peserta dari berbagai unsur, termasuk rumah sakit provinsi, rumah sakit daerah kabupaten/kota, asosiasi profesi seperti PERSI, serta perwakilan Kementerian Kesehatan.
“Kolaborasi adalah kunci. Bersama-sama kita bisa mempercepat eliminasi penyakit menular sekaligus meningkatkan kualitas layanan kesehatan bagi seluruh masyarakat,” pungkasnya.