Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Marlina Putri Purnamasari Pekpekai siswa SIPSS angkatan 2025. (IDN Times/bt)

Semarang, IDN Times - Masa pandemik COVID-19 yang melanda Indonesia medio 2020-2023 benar-benar membekas pada ingatan Marlina Putri Purnamasari Pekpekai. Perempuan asli Tanah Papua itu merupakan seorang dokter yang ikut menangani para pasien COVID-19. 

Tak dinyana pengalamannya membantu penanganan pasien COVID-19 pada akhirnya yang membulatkan tekadnya untuk mengabdikan diri pada institusi kepolisian. 

Dalam tahapan Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS) 2025, Marlina diketahui lolos seleksi. Ia pun menempuh pendidikan SIPSS gelombang I yang resmi dibuka Kamis (6/3/2025).

1. Marlina terinspirasi oleh kepolisian

Gubernur Akpol Irjen Pol Krisno Halomoan Siregar menyematkan pangkat di pundak siswa SIPSS. (IDN Times/Dok Akpol Semarang)

Bagi Marlina, profesi anggota kepolisian setidaknya cukup menginspirasinya. Saat pandemik, ia mendapat tugas sebagai relawan vaksinasi di Polres Metro Bekasi.

Saban harinya ia bersama dokter Urminkes Polres Metro Bekasi bertugas mengawasi distribusi vaksinasi yang sedang berjalan. Dari situlah, dia mulai banyak berinteraksi dengan polisi, termasuk para kapolsek dan kapolres.

Ia melihat ada ketertarikan tersendiri di mana seorang dokter yang juga sebagai anggota Polri melakukan tugas pengabdiannya. Berinteraksi dengan masyarakat, sekaligus juga mengabdikan diri di profesi kesehatannya.

“Dari situ saya tertarik, ternyata tupoksi polisi nggak hanya atur lalu lintas, nangkep penjahat, tapi ternyata banyak banget. Ini soal vaksinasi juga harusnya tenaga kesehatan tapi Polri yang turun tangan. Ini jadi motivasi saya, tidak hanya ketemu pasien tetapi juga lebih sering berinteraksi dengan masyarakat,” kata Marlina, saat ditemui di Kompleks Akpol Semarang, Sabtu (8/3/2025).

2. Awalnya jadi dokter RS AL Merauke

pengiriman vaksin COVID-19 ke Vietnam oleh UNICEF (commons.wikimedia.org/Truong Viet Hung)

Ia mengenang selepas lulus Prodi Kedokteran Umum Profesi Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta, akhir tahun 2019 lalu, dia menjalani program internship di Papua.

Lokasinya di RS AL di Merauke dan Puskesmas Karang Indah Merauke. 
Selesai program itu, dia mendapat pesan dari kawannya sesama dokter. 

“Saya posisi ketika itu sedang pengurusan STR (Surat Tanda Registrasi) di Jakarta, senior saya bilang lewat WA, kami masih kurang orang sebagai relawan tenaga medis Covid-19 di Wisma Atlet (Jakarta), apakah mau bergabung atau tidak?," akunya yang saat itu ajakan temannya langsung direspon dengan cepat. 

3. Berjanji perbaiki kesehatan warga Papua

Apel upacara 100 siswa SIPSS di Akpol Semarang. (IDN Times/Dok Akpol Semarang)

Marlina menghabiskan waktu sekitar 6 bulan menjadi relawan di Wisma Atlet Jakarta sebagai RS Darurat penanganan pasien Covid-19. Seharinya, bekerja shif rata-rata 9 jam namun seringkali juga mencapai 12 jam per hari. 

“Selama itu (per sif) pakai baju Covid itu (APD) tanpa bisa kami buka. Itu hectic banget, apalagi kalau jaga di bagian critical, satu dokter umum ambil 3 lantai (bertanggungjawab) satu lantai isinya bisa puluhan pasien, dari yang ringan sampai berat," tambahnya. 

Selepas itu ia bersyukur bisa lolos seleksi SIPSS dan menjalani pendidikan di Akpol. Dia ingin ketika selesai menjalani pendidikan dan jadi perwira Polri, bisa bertugas kembali di tanah kelahirannya.

“Dari segi kesehatan Papua masih kurang lah, tenaganya memang banyak tapi pemeratannya yang belum sama. Ini jadi semangat saya untuk mengabdi di tanah kelahiran saya di Papua,” tandasnya. 

Editorial Team