Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Times/Fariz Fardianto

Semarang, IDN Times - Suasana sebuah ruangan di lantai tujuh Gedung Po Hotel, Jalan Pemuda, Semarang, Minggu (25/8), agak berbeda dari biasanya.

Nuansanya kental dengan warna serba merah. Di segala sudutnya, terpampang beragam huruf Mandarin yang dipamerkan kepada pengunjung. Tak hanya orang tua yang memadati ruang pameran, anak-anak muda pun datang untuk melihatnya. 

"Kebetulan kan di sekolah sering diajarin bahasa Mandarin. Nah, mumpung ada pamerannya juga, jadinya saya kemari biar bisa mengenal seluk-beluk lukisan yang berasal dari tradisi Tionghoa," kata Johan Paska Rosa, seorang pengunjung saat berbincang dengan IDN Times.

1. Bisa mengenal lebih jauh budaya khas Tionghoa

IDN Times/Fariz Fardianto

Johan Paska yang masih sekolah di SMA Loyola tersebut mengaku antusias dengan adanya pameran kaligrafi Tionghoa kali ini. Baginya, ini adalah sesuatu yang baru sehingga bisa menambah pengetahuannya di bidang seni kaligrafi.

"Saya sih kepengin memperdalam ilmu bahasanya sekaligus belajar seni menggambar kaligrafinya juga. Biar kenal lebih banyak lagi tentang budaya Tionghoa lewat lukisannya," aku perempuan berusia 17 tahun ini.

2. Memuat filosofi yang mendalam

Editorial Team

Tonton lebih seru di