Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

PAMKI: Pemeriksaan Mikrobiologi Bisa Tentukan Antibiotik yang Tepat

Mikrobiologi Laboratorium DNA (pixabay/Tumisu/ilustrasi artikel)
Mikrobiologi Laboratorium DNA (pixabay/Tumisu/ilustrasi artikel)
Intinya sih...
  • Pemeriksaan mikrobiologi bisa jadi acuan menentukan obat
  • Pandemik sadarkan betapa pentingnya pemeriksaan mikrobiologi
  • Ketepatan pemberian antibiotik bisa kurangi kesalahan
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Semarang, IDN Times - Sejumlah pakar mikrobiologi menyarankan supaya penggunaan teknik pemeriksaan mikrobiologi sebagai langkah utama untuk menentukan penggunaan obat antibiotik bagi para pasien rumah sakit. 

1. Pemeriksaan mikrobiologi bisa jadi acuan menentukan obat

IMG_20250822_093623.jpg
Acara pembukaan kongres nasional PAMKI dengan memencet tombol digital secara simbolis. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Di sela Kongres Nasional Perhimpunan Dokter Spesialis Mikrobiologi Klinik Indonesia (PAMKI), Prof Anis Karuniawati selalu ketua umum menuturkan bahwa ilmu mikrobiologi saat ini berkembang di seluruh dunia. 

Namun ia menyoroti keberadaan fasilitas pemeriksaan mikrobiologi di Indonesia yang belum dianggap penting. 

"Kalau biasanya pemeriksaan penyakit cukup diberi antibiotik tanpa perlu mengetahui mikrobiologi yang ada pada tubuh. Maka sekarang sudah saatnya untuk merubah paradigma. Setidaknya mikrobiologi ini harus jadi acuan untuk menentukan asupan obat apa yang tepat diberikan bagi pasien," ujar Anis di PO Hotel Jalan Pemuda, Semarang, Jumat (22/8/2025). 

2. Pandemik sadarkan betapa pentingnya pemeriksaan mikrobiologi

IMG_20250822_100253.jpg
Ketua PAMKI Prof Anis saat berbincang di sela kongres nasional PAMKI di PO Hotel. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Sejak program studi spesialis mikrobiologi klinik berdiri pada 1992, bidang kedokteran tersebut masih dianggap relatif baru. Padahal, mikrobiologi sangat penting karena tidak semua penyakit infeksi bisa diobati dengan antibiotik. 

"Pandemik lalu semakin menyadarkan kita betapa vitalnya peran pemeriksaan mikrobiologi," sambungnya. 

3. Ketepatan pemberian antibiotik bisa kurangi kesalahan

IMG_20250822_094139.jpg
Acara workshop PAMKI di PO Hotel Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Pakar Mikrobiologi Klinik dari FK Universitas Airlangga (Unair), Prof Kuntaman menekankan perkembangan dunia medis yang pesat akhirnya membuat para ahli mikrobiologi bisa terlibat langsung dalam penentuan pengobatan bagi para pasien di rumah sakit. 

"Jika sebelumnya mikrobiolog banyak bekerja di laboratorium, kini mereka juga terlibat langsung dalam diskusi klinis dengan dokter penanggung jawab pasien," terangnya.

“Dengan keterlibatan langsung, ketepatan pemberian antibiotik semakin meningkat di sisi lain untuk kesalahan dalam terapi menurun tajam," tambahnya. 

Ia berkata dengan pemberian obat yang lebih terarah paling tidak biaya perawatan bagi pasien menjadi efisien. Ia mengingatkan jangan sampai antibiotik terkuat digunakan di awal, karena jika terjadi resistensi, dampaknya bisa menyebar luas. 

4. Dirut RS Kariadi jelaskan cara pemberian antibiotik ke pasien

IMG_20250822_101229.jpg
Dirut RSUP dr Kariadi Semarang dr Agus Akhmadi menjelaskan teknik pemberian obat antibiotik untuk mengurangi resistensi bagi pasien. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Sementara itu, Direktur RSUP Kariadi Semarang, Dr Agus Akhmadi, juga mengimbau pentingnya ketepatan dalam penggunaan antibiotik. 

Pengobatan infeksi harus berdasarkan data mikrobiologi, bukan sekadar kebiasaan memberi obat. 

"Kami di rumah sakit kini bekerja sama dengan dokter mikrobiologi agar pemberian antibiotik sesuai hasil kultur. Dengan begitu, pasien lebih cepat sembuh, lama rawat berkurang, dan penggunaan obat mahal bisa ditekan,” ujarnya.

Adapun dalam kongres nasional, PAMKI menegaskan kembali komitmennya dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dalam mengendalikan resistensi antibiotik dan memperkuat peran mikrobiologi klinik di Indonesia.

Dalam serangkaian kegiatan kongres nasional, pihaknya juga turut mengadakan simposium yang membahas beragam penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, dan jamur.

Selanjutnya kongres PAMKI juga diselingi workshop yang difokuskan peningkatan keterampilan laboratorium, khususnya pemeriksaan diagnostik berbasis genomik serta interpretasi klinis dari hasil kultur. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fariz Fardianto
Dhana Kencana
Fariz Fardianto
EditorFariz Fardianto
Follow Us