Perempuan di Semarang Diajak untuk Tekan Pemborosan dan Sampah Pangan

- Pemerintah Kota Semarang meluncurkan program Srikandi Pangan.
- Program ini bertujuan untuk merespons tantangan di bidang ketahanan pangan, termasuk sampah makanan yang mencapai 262.056,7 ton per tahun.
- Jumlah sampah makanan tersebut setara dengan Rp 2,42 triliun.
Semarang, IDN Times - Pemerintah Kota Semarang meluncurkan program Srikandi Pangan. Program ini untuk merespons tantangan di bidang ketahanan pangan salah satunya sampah makanan yang jumlahnya mencapai 262.056,7 ton per tahun atau setara dengan Rp 2,42 triliun.
1. Tingkatkan kesadaran masyarakat dari boros pangan

Srikandi pangan bertujuan menjadikan perempuan sebagai agen perubahan dalam berbagai aspek ketahanan pangan. Peluncuran program ini diharapkan bisa menjadi upaya masif dan menyeluruh untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait stop boros pangan dan penerapan pola konsumsi yang Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA).
“Srikandi pangan terlahir dari kebutuhan kita semua, untuk menjawab tantangan nyata di bidang ketahanan pangan. Stop pemborosan makanan, stop menyia-nyiakan makanan," ungkap Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng, Rabu (20/8/2025).
2. Srikandi Pangan miliki 4 pokja

Struktur organisasi Srikandi Pangan melibatkan berbagai tingkat, mulai dari kota hingga Rukun Tetangga (RT). Para Srikandi Pangan mengemban peran pokok yang dibagi menjadi empat Kelompok kerja (Pokja) yaitu Pokja Ketersediaan Pangan, Pokja Distribusi Pangan, Pokja Penganekaragaman Pangan, dan Pokja Keamanan Pangan.
“Ini semakin banyak orang yang bergerak, berarti semakin banyak food waste yang akan ditampung dan mungkin didistribusi (dimanfaatkan),” lanjutnya.
3. Kenalkan kekayaan kuliner lokal

Pada kesempatan yang sama, Agustina mengapresiasi hadirnya Buku Kamus Masakan Kota Semarang sebagai bagian dari upaya mendokumentasikan dan melestarikan kekayaan kuliner lokal. Buku ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi para Srikandi Pangan untuk mengenal dan menghargai bahan-bahan lokal lain selain beras.
“Ini berisi tentang makanan-makanan apa yang dibutuhkan oleh setiap tahapan manusia mulai dari bayi sampai lansia kemudian ada contoh-contoh bagaimana cara memasak supaya kandungan gizi yang ada di dalam makanan itu tidak hilang,” tandasnya.