PMK Merebak! Pemkab di Jawa Tengah Perketat Vaksinasi dan Edukasi
Intinya sih...
- Pemerintah Kabupaten Karanganyar meningkatkan vaksinasi sapi sebagai respons terhadap penyebaran PMK
- Populasi sapi di Karanganyar mencapai 52 ribu ekor dengan 50 ekor terinfeksi PMK dan sembilan ekor mengalami kematian
- Kabupaten Sragen bekerja sama dengan Balai Besar Veteriner Wates untuk uji laboratorium dan pengobatan gratis, namun keterbatasan dana menjadi tantangan
Karanganyar, IDN Times - Pemerintah Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, meningkatkan vaksinasi ternak sapi sebagai respons terhadap kembali merebaknya penyakit mulut dan kuku (PMK).
Medik Veteriner Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (Dispertan PP) Karanganyar, drh Faturrahman menyampaikan, vaksinasi tersebut merupakan lanjutan dari upaya sebelumnya. Meski sebagian besar ternak telah divaksin, masih ada sejumlah sapi yang belum menerima vaksin.
"Kami prioritaskan vaksinasi ulang untuk ternak yang belum mendapat suntikan. Namun, kami tidak memaksa peternak yang menolak. Vaksin ini penting untuk mencegah penyebaran PMK," ujar Faturrahman.
1. Masifkan vaksinasi
Saat ini, populasi sapi di Karanganyar mencapai 52 ribu ekor. Dari jumlah tersebut, 50 ekor terinfeksi PMK dengan sembilan ekor mengalami kematian.
Edukasi terus diberikan untuk mengatasi penolakan vaksin oleh sebagian peternak.
"Penolakan lebih ke masalah kepercayaan. Kami terus sampaikan informasi bahwa vaksinasi penting untuk kesehatan ternak," tambahnya.
2. Dana terbatas
Kabupaten Sragen juga menghadapi lonjakan kasus PMK. Hingga Kamis (2/1/2025), sebanyak 675 kasus aktif tercatat, dengan jumlah sapi mati mencapai 64 ekor. Penyebaran virus terjadi di 20 kecamatan melalui droplet, lalu lintas ternak, dan kontak tidak langsung.
Medik Veteriner Sragen, drh Ana Margaretha, menekankan pentingnya penanganan dini.
"Jika gejala awal ditangani, tingkat kesembuhan tinggi. Sebaliknya, jika terlambat, penanganan menjadi sulit," jelas Ana.
Pemkab Sragen bekerja sama dengan Balai Besar Veteriner Wates untuk uji laboratorium dan pengobatan gratis. Namun, keterbatasan dana menjadi tantangan mereka.
"Kami sedang ajukan tambahan anggaran dari APBD dan dibantu oleh Baznas," imbuh Ana.
3. Memperketat lalu lintas ternak
Di Grobogan, langkah pencegahan PMK dilakukan dengan melarang pengiriman ternak dari luar daerah. Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Grobogan, Amin Nur Hatta, menyatakan, pihaknya meminta peternak menahan diri mendatangkan hewan dari luar hingga situasi lebih terkendali.
Upaya pencegahan mencakup penyemprotan disinfektan di pasar hewan sebelum dan sesudah aktivitas jual beli. Selain itu, peternak dianjurkan melapor jika menemukan gejala PMK.
"Ternak yang terindikasi positif segera dikarantina agar tidak menular ke hewan lain," ujar Amin dilansir Antara.
PMI Grobogan ikut membantu dengan penyemprotan eco enzyme--disinfektan organik ramah lingkungan--di kandang-kandang ternak.
Kepala Bagian Layanan PMI Grobogan, Gesit Kristyawan menjelaskan, relawan Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (SIBAT) aktif membantu pencegahan penyebaran PMK di wilayah-wilayah rawan.